Aki-Aki Gombal

Setiap teringat dengan Husna, Sam selalu ingin melampiaskan segala perasaan kesal, rindu dan bencinya itu dengan cara bermain perempuan, berharap setelah itu akan dapat melupakan Husna.

"Husna," lirih hati Sam yang selalu memanggilnya.

"Sam, apa kamu tau, hari ini Darren pergi ke puncak, dia bermalam di sana."

"Biarlah, Darren sudah besar, usianya sudah menginjak 20 tahun," jawab Sam.

****

Di rumah Vio, Surya sedang bercerita dengan temannya, ia mengatakan kalau akan menjual rumah Vio apabila Vio tidak mau kembali.

"Gila, ini kan rumah bini lo, surat-surat juga sama dia, kan?" tanya tema Surya dengan mata tetap fokus menatap layar ponselnya, bermain game online.

"Surat udah ada sama gue, masa gue bego-bego amat! Gue enggak mau lah ditendang gitu aja sama dia!"

"Wah, nekat juga lo, nanti gue dapat bagian enggak?"

"Tenang aja, nanti gue bagi lo bagian dikit!"

"Asiap, itu baru namanya kawan!"

"Halah, giliran urusan duit aja kawan! Kemaren gue pinjem duit lo kemana?"

"Lah, lo pinjem 50 juta, mana ada gue! Kita kan sama, Sama-sama kere!"

"Lo aja bukan kita! Gue mah punya gudang duit!" kata Surya dengan bangganya.

"Udah punya gudang duit kenapa lo enggak bersyukur, malah lo sia-siain!" timpal teman Surya.

"Gimana, gue nikah sama dia karena dia yang ngajak, gue mah iseng doang pacaran sama dia."

"Gila, bener-bener gila!" kata teman Surya.

Keduanya bermain game online sampai lelah, bahkan sampai melupakan waktu.

****

Di villa, Darren sedang memainkan gitarnya, Darren ditemani Rosi yang juga ikut berlibur ke villa.

Darren duduk di tepi kolam, menyanyikan lagu yang berjudul bintang di surga dengan penuh penghayatan.

masih ku merasa angkuh

terbangkan anganku jauh

langit kan menangkapku

walau kan terjatuh ….

dan bila semua tercipta

hanya untuk ku merasakan

semua yang tercipta

hampa hidup terasa ….

lelah tatapku mencari

arti untukku membagi

menemani langkahku

namun tak berarti….

dan bila semua tercipta

tanpa harus ku merasakan

cinta yang tersisa

hampa hidup terasa….

"Kan ada gue, lo enggak perlu hampa!" kata Rosi setelah Darren selesai menyanyikan lagu tersebut.

"Iya, kita kan udah temenan dari kecil, udah kaya adik dan kakak!" jawab Darren.

"Gue mau lebih dari itu, Darren!" batin Rosi.

Gadis imut dan cantik itu tak berani mengungkapkan perasaanya, ia takut kalau Darren akan menjauh setelah mengetahui perasaannya.

"Darren, kapan lo akan sadar sama perasaan gue?" tanya Rosi dalam hati, gadis itu menatap Darren yang masih memainkan gitarnya.

Setelah bermain gitar, semua anak muda yang terdiri dari 6 orang itu menyiapkan barbeque untuk acara nanti malam.

****

Di klinik, Vio sedang memeriksakan kesehatannya, dokter menyarankan agar Vio istirahat.

Vio kelelahan dan tensi darahnya rendah.

Setelah mendapatkan obat, sekarang Vio memilih kembali ke kosnya untuk istirahat.

Vio membuka ponselnya, dirinya tidak lagi mendapatkan pesan dari Surya.

"Tumben dia enggak kirim pesan, mungkin dia emang enggak serius minta maaf, cuma segitu aja usahanya!"

Setelah itu, Vio mengambil air minumnya, ia meminun obat lalu istirahat.

****

Di rumah Sam, pria itu sedang berolahraga, berlari di treadmill, setelah kedatangan Sarifah, ia kembali teringat dengan Husna yang sudah susah payah ia lupakan.

"Sudah belasan tahun, apa kamu enggak rindu aku atau Darren? Kenapa tidak pernah mencoba menemui kami?" tanyanya pada diri sendiri.

"Astaga, apa yang sedang ku pikirkan!" ucapnya pada diri sendiri. Sam mempercepat laju treadmillnya supaya bisa fokus untuk berolahraga.

Selesai dengan olahraga, Sam membersihkan dirinya, lalu bersantai di kamar, Sam membuka album lamanya di mana Darren masih kecil, Darren yang malang, besar tanpa ibunya.

Melihat foto lama itu, membuat Sam merindukan anaknya. Sam pun mengubungi Darren yang sedang bersiap menyiapkan acara nanti malam ini.

"Kenapa, Pi?" tanya Darren.

"Enggak papa, papi kangen aja, kenapa kamu liburan enggak ajak papi?"

"Papi enggak bilang!"

"Mana papi tau, kamu pergi aja enggak ada ijin sama papi, anak model apa kamu!" kata Sam dari sambungan teleponnya.

Setelah mengatakan itu, Sam memutuskan sambungan teleponnya. Ia memilih untuk keluar, merasa bosan di rumah, ia ingin berkumpul dengan gengnya.

Sam pergi ke tongkrongan biasa, kafe langganannya, tetapi, sesampainya di sana tak ada satu pun temannya.

"Kemana orang-orang? Kenapa semakin hari semakin sepi saja!" protesnya seraya mencari tempat duduk.

Malam ini menjadi malam kelabu bagi Sam.

Tidak hanya Sam, tetapi ada juga Viona, wanita itu sedang bercerita pada temannya yang datang ke kos, Vio bercerita kalau sedang mengurus perceraiannya.

"Kamu yakin? Siap jadi janda?" tanya Adiba, teman Vio.

"Yakin, aku merasa keputusan ini udah tepat, aku capek lama-lama hidup sama Mas Surya, lebih parah lagi, dia udah jadiin aku sebagai alat buat bayar hutang karena kalah judi!"

"Keterlaluan!" jawab Adiba, ia mengusap lengan Vio.

"Aku enggak bisa kasih saran, kalau kamu mau cerita aku siap dengerin, tapi kalau saran aku merasa ini keputusan berat," kata Adiba.

"Iya, makasih udah mau dengerin cerita aku, itu udah cukup," kata Vio seraya memeluk Adiba.

"Terus kamu kapan nikah?" tanya Vio seraya melepaskan pelukan.

"Nanti dulu lah, masih betah sendiri, lagi nikmati waktu sama pekerjaan!" jawab Adiba.

"Jangan lama-lama, nanti takut jadi perawan tua," timpal Vio.

"Udah jangan bahas itulah, kamu tau sendiri aku enggak mau nikah muda," kata Adiba.

"Gimana malam ini kita nongkrong aja, aku yang traktir, yuk!" ajak Adiba dan Vio pun setuju.

Adiba mengajak Vio menghabiskan malam minggunya di kafe. Ternyata itu adalah kafe yang sama dengan kafe yang Sam kunjungi.

Sam lebih dulu melihat Vio sedangkan Vio tak menyadari keberadaan Sam.

Setelah mendapatkan tempat, Vio dan Adiba pun duduk. Tidak lama kemudian Vio dan Adiba di kejutkan dengan kedatangan Sam.

"Boleh ikut gabung?" tanya Sam pada Vio.

"Oh... Bapak di sini juga. Boleh, Pak. Silahkan!" jawab Vio seraya mempersilahkan Sam duduk.

Sementara Adiba merasa penasaran dengan lelaki itu dan dimana Vio mengenalnya.

Terlihat dari penampilannya, Adiba bisa menilai kalau pria yang baru saja bergabung itu bukanlah pria biasa.

Vio sendiri merasa bingung, ia ingin mengenalkan Adiba dengan Sam tetapi Vio sendiri belum mengetahui nama pria itu.

Karena tidak dikenalkan, Adiba pun memperkenalkan dirinya pada Sam.

"Adiba!" kata Adiba seraya mengulurkan tangan.

"Samantha," jawab Sam seraya menerima uluran tangan itu.

"Oh, jadi namanya Samantha," kata Vio dalam hati.

"Tangan yang sangat lembut!" kata Sam memuji tangan Adiba.

Pujian itu membuat Adiba merasa malu.

"Hilih, gombal, dasar aki-aki!" kata Vio dalam hati.

Bersambung.

Jagan lupa like dan komen ya, all.

Maafkan untuk typonya 🙏

Terpopuler

Comments

ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠Hana Nurul Azizah🍩ᴬ∙ᴴ࿐

ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠Hana Nurul Azizah🍩ᴬ∙ᴴ࿐

Yaampun ngakak banget awas Vio jodoh kamu Sam 🤣🤣🤣

2023-04-02

0

ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠Hana Nurul Azizah🍩ᴬ∙ᴴ࿐

ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠Hana Nurul Azizah🍩ᴬ∙ᴴ࿐

Sekarang kamu merasa diatas Angin surya besok besok kamu bisa seok loh tanpa ada Vio 🤣🤣🤣....

2023-04-02

0

Sri Ujji

Sri Ujji

Namanya juga laki2, Viona
hhaa 😅 ..

2023-03-30

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!