"Astaga, berarti aku harus cuci mobil dia selama 4 tahun lebih!" batin Vio.
"Kenapa?" tanya Sam, ia menatap Vio dengan wajah datar. Sementara Vio menatap Sam dengan wajah memelas.
"Percuma memelas juga, enggak akan mempan kalau urusan uang dan janji akan mencicil itu belum lunas!" kata Sam, pria yang sedang duduk di kursi kayu itu bangun dari duduk, ia ingin melanjutkan tidurnya di hari libur seperti ini.
"Selama itu, ini semua gara-gara Mas Surya!" batin Vio. Dan urusan hutang itu membuat Vio kembali kesal pada Surya.
Merasa sudah tidak ada urusan, Vio pun pergi dari rumah Sam. Ia harus tetap bekerja dengan membuka tokonya.
Di toko, Vio sedang menghitung pemasukannya, ia berpikir untuk mencicil sebagian hutagnya dengan uang pribadinya.
"Tapi, kalau ku bayar pakai uang ini sama aja kaya aku ngasih uang judi sama Mas Surya!"
"Aku enggak mau rugi, tapi kalau dipikir-pikir dingin juga capek kalau setiap pagi harus mencuci mobil," batin Vio. Wanita yang rambutnya terurai itu menjatuhkan kepalanya di meja kasir.
"Sayang, kamu kenapa?" tanya Surya yang tiba-tiba ada di depan meja kasir.
Vio mengangkat kepala, menatap Surya dengan sebalnya. Dia adalah penyebab kesusahan dari Vio.
"Aku bawain sarapan buat kamu, kamu udah sarapan belum? Kalau udah ini bisa buat makan siang, lauknya terpisah kok," kata Surya seraya memberikan nasi bungkus pada Vio.
"Terimakasih, aku enggak lapar!" kata Vio, ia bangun dan meninggalkan meja kasirnya.
Tetapi, langkahnya tertahan saat Surya menahan lengan Vio.
"Vi, sampai kapan kita kaya gini terus?"
"Sampai hutang 50 juta kamu itu lunas!"
"Vi, kapan aku berhutang segitu banyak?" tanya Surya yang tak mengerti maksud Vio, ia mengira dengan Vio tidur satu malam waktu itu bersama lawan main judinya akan membuat semua hutangnya lunas, lalu hutang mana lagi, begitulah pikir Surya.
"Gila kamu ya, Mas! Kamu jual aku, nyuruh aku tidur satu malam sama laki-laki itu dan kamu masih tanya hutang yang mana? Kamu pikir aku cewek apaan bisa nyerahin kehormatan begitu aja?"
"Jadi, kamu enggak tidur sama dia?" tanya Surya dengan polosnya.
Vio malas berdebat dan ingin meninggalkan Surya saja, tetapi, ia juga ingin mengeluarkan unek-unek dalam hatinya.
"Ora sudi!" jawab Vio seraya melepaskan tangan Surya.
Sementara Surya, masih ingin bertanya banyak hal, termasuk kepergian Vio di pagi hari ke rumah mewah Sam.
"Vi, aku masih mau nanya lagi, ada perlu apa kamu ke rumah mewah itu kemarin pagi."
Vio yang sedang berjalan menaiki tangga menuju lantai itu berhenti, ia berpikir kalau Surya memang harus tau akibat dari perbuatannya.
"Nyuci mobil, buat bayar hutang kamu 50 juta itu! Dan aku capek terus-terusan kamu ikutin kaya gini, aku mau kamu stop berhenti ikutin aku!" ucap Vio dengan nada yang tinggi, menatap penuh kesal pada Surya.
Surya yang tak mau menyerah itu bukannya pergi tetapi menyusul Vio ke lantai atas.
"Vi, kamu masih marah sama aku? Aku minta maaf dan janji enggak akan ngulanginnya lagi, Vi!" ucap Surya dari balik pintu, pria yang mengenakan celana jeans pendek berwarna krem dipadukan dengan kaos putih itu mengetuk pintu ruangan Vio.
Mendengar itu Vio berpikir kalau seharusnya Surya lah yang mencuci mobil Sam.
Vio berbaring di sofa panjang yang ada di ruangannya itu, menatap langit-langit ruangan tersebut seraya mendengarkan ocehan Surya dari balik pintu.
"Vi, aku harus gimana biar kamu enggak marah lagi?" tanya Surya dan Vio mengambil kesempatan ini.
Vio bangun untuk membuka pintu.
Vio berdiri di pintu, ia menatap Surya yang juga menatapnya.
"Cuci mobil bapak yang udah menyelamatkan harga diri ku, selama 4 tahun 2 bulan, setiap hari!" ucap Vio dengan tegas.
"Baik, kalau itu yang kamu mau, Vi, tapi kamu maafin aku, kan?" Surya meraih tangan Vio dan tangan itu terasa panas.
"Vi, kamu demam, ya? Kita pergi berobat, ya!" ajak Surya.
Perhatian kecil dari Surya yang dulu selalu diharapkannya kini seolah tak ada artinya lagi bagi Vio. Vio menolak aja kan Surya.
"Bukannya kamu selalu bilang kalau aku bisa pergi berobat sendiri?" tanya Vio seraya kembali masuk ke ruangannya.
Dan perlakuan Vio membuat Surya merasa lelah untuk mengejarnya, membujuknya, apakah hanya sebatas itu usaha Surya?
Surya turun dari lantai atas dan di bawah, Surya mendapatkan anak buah Viona yang sempat menatapnya.
"Apa liat-liat?" tanya Surya dengan kesalnya, ia merasa hilang harga dirinya di depan karyawan Vio.
Tanpa menjawab, karyawan Vio yang terdiri dari tiga karyawan itu kembali menundukkan kepala, melanjutkan pekerjaan.
****
Sam yang sedang tidur itu harus bangun saat mendengar suara Sarifah datang ke rumahnya, terdengar Sarifah sedang mengobrol dengan Sarah.
Sam yang sedang tidur di sofa ruang tengah itu bangun. Merubah posisinya menjadi duduk.
"Bu, ada apa? Pagi-pagi gini udah sampai sini aja."
"Loh, kenapa? Ini kan rumah anak ibu, bebas dong ibu mau ke sini kapan saja!"
jawab Sarifah.
"Dan kamu, Sam. Kenapa selalu menolak pemberian Sarah? Dia udah susah payah masak buat kamu loh!" kata Sarifah seraya menunjukkan capcay dari Sarah.
Sam pun menatap Sarah dan yang ditatap memberikan senyum.
"Sam enggak kekurangan makan, bibi udah masak!" kata Sam seraya bangun dari duduknya, ia pergi meninggalkan Sarah dan Sarifah yang masih berada di ruang tengah.
"Tuh, Tan. Tante lihat sendiri, kan. Sam cuek banget, padahal udah lama Sarah ngejar-ngejar dia," kata Sarah seraya memainkan jari-jemarinya.
"Sabar, kamu harus berusaha lagi, dia itu tipe yang susah ditaklukkan tapi sekalinya cinta bakal cinta banget, percaya sama tante!" Sarifah mengusap lengan Sarah, memberikan semangat padanya.
"Iya udah, kalau begitu, Sarah pamit dulu, Sarah harus buka salon," kata Sarah seraya meraih tangan Sarifah lalu mencium punggung tangannya.
Setelah itu, Sarifah menyusul Sam dengan membawa kado berukuran besar.
"Kado buat siapa, Bu?" tanya Sam yang sedang mengambil air minum.
"Buat kamu, kalau kamu menikah lagi terus kamu punya anak," jawab Sarifah seraya meletakkan kado itu di kamar Sam.
"Bu, Sam enggak mau nikah lagi!" kata Sam dan setiap mendengar kata pernikahan, Sam teringat dengan Husna, mantan istrinya.
Wajahnya selalu menghiasi mimpi dan harinya, walau sudah puluhan tahun Husna pergi darinya tanpa alasan yang jelas, Sam tak dapat melupakannya.
"Sam, lupakan dia, kalau dia mencintai kamu, dia enggak akan pergi meninggalkan kamu yang begitu sempurna mencintai dia, bahkan dia tega meninggalkan anak satu-satunya, Sam! Lupakan, kamu berhak bahagia di sisa umur kamu!"
"Sam bahagia, Bu!" jawab Sam yang sekarang sudah berdiri di tepi jendela, Sam menatap keluar dan bayangan Husna yang sedang bermain dengan Darren di taman samping rumah itu kembali muncul.
Bersambung.
Kemana Husna? Bagaimana kelanjutan kisah cinta Sam, Vio dan Surya?
Jangan lupa like dan komen setelah membaca, ya.
Maafkan untuk Typonya 😇
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠Hana Nurul Azizah🍩ᴬ∙ᴴ࿐
Hanya penyesalan yang kamu Rasakan surya
2023-04-02
0
@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈
idih tega bener si Husna ..ada apa dengan Husna.... Thor Husna kan nn anak q 🤭
2022-11-22
2
🍭ͪ ͩ✹⃝⃝⃝s̊S𝕭𝖚𝖓𝕬𝖗𝖘𝕯☀️💞
kira ini duda d tingal mati .. teryata d tingal pergi......
Hedehhhh suya geblek..... jgn d maafin Vi.... lanjut ceraikan aja
2022-11-22
2