Keesokan paginya, subuh sekali, Viona sudah keluar dari kos, ia melihat Surya yang tidur beralaskan kardus bekas di depan pagar.
"Biarin aja, Vio! Jangan lembek! Ingat semua kekejaman dia!" ucap Vio dalam hati.
Lalu, Vio menutup kembali pintu gerbang itu dan tak sengaja menimbulkan suara sehingga membuat Surya terbangun.
Surya mengucek matanya dan merubah posisinya menjadi duduk.
"Yank, mau kemana malam-malam gini?" tanyanya.
"Dih ngigo!" jawab Vio yang kemudian naik ke motor ojek online yang sudah dipesannya.
Surya mengikuti Vio, pria itu gigih ingin mendapatkan maaf dari istrinya.
Setelah beberapa menit, sekarang, Vio sudah sampai di depan pagar rumah Sam. Vio memanggil satpam meminta untuk dibukakan pintu.
"Pak, saya mau mencuci mobil pemilik rumah ini," kata Vio setelah salah satu satpam mendekat dan bertanya keperluannya.
"Mbak cewek yang kemarin nyuci mobil, ya?" tanyanya.
"Iya, Pak. Benar, saya bekerja sama pemilik rumah ini sebagai tukang cuci mobil."
Setelah itu, Vio pun dipersilahkan untuk masuk. Tetapi tidak dengan Surya.
"Pak, biarkan saya masuk, saya mau bantu istri saya!" pinta Surya.
"Jangan di buka, Pak. Dia mantan suami saya!" kata Vio pada satpam dan benar saja, akhirnya, Surya pun kembali menunggu di depan pagar.
Di dalam, Vio mencuci mobil Sam dengan telaten, sampai mengkilap.
Selesai dengan mencuci, Vio pun segera pergi dari rumah Sam.
Mobilnya yang mengkilap itu membuat Sam senang, ia juga tak menyangka kalau Vio adalah gadis yang bertanggung jawab.
Sam juga melihat selembar kertas yang menempel didinding garasinya, kertas yang bertuliskan hari dan tanggal Vio mencuci mobil.
Sam tersenyum melihat itu, setelahnya, Sam segera berangkat ke kantor. Harinya terasa menyenangkan dan membuat Sam semangat.
****
Selesai dengan mencuci mobil, Vio yang masih diikuti oleh Surya itu meminta pada sopir ojol untuk mampir membeli nasi uduk asli betawi langganannya yang tidak jauh dari toko.
Vio membeli satu bungkus sedangkan Surya, ia merogoh saku celananya dan tak mendapati sepeser pun uang.
Vio melirik dan ia merasa harus tega, Vio ingin Surya menyadari kalau Vio adalah hidupnya, Surya harus menyesal telah menyia-nyiakannya.
Setelah mendapatkan nasi uduk jengkol tersebut, Vio pun melanjutkan perjalanannya. Sesampainya di toko, Vio memberikan sedikit tips untuk si sopir ojol.
"Terimakasih, Mbak!" ucap si sopir ojol.
"Sama-sama," jawab Vio.
****
"Yank, jangan begini, aku enggak kuat diabaikan sama kamu!" kata Surya yang terus berjalan mengikuti Vio.
"Bokis!" jawab Vio tanpa menoleh.
"Stop! Jangan masuk, ya! Aku mau kerja! Jangan ganggu aku!" kata Vio dari balik pintu tokonya.
Surya hanya bisa menurut. Pria itu duduk di depan toko dengan menahan lapar.
Vio yang sedang menyantap sarapannya itu teringat dengan Surya, ia bertanya dalam hatinya, "Mas Surya udah makan belum, ya?"
Karena tak tega, akhirnya Vio membagi dua nasi uduk jengkol itu. Ia keluar dari toko, menghampiri Surya yang sedang menjadi tukang parkir di depan toko Vio.
"Ini, Mas. Sarapan dulu!"
Mendapatkan perlakuan seperti itu, Surya merasa kalau Vio sudah memaafkan.
Surya membentangkan tangan untuk memeluk istrinya.
"Aku belum maafin kamu!" kata Vio yang menolak dipeluk dengan menahan dada Surya.
"Aku bakal nunggu maaf dari kamu, Vi!"
Vio tak menanggapi, ia kembali ke toko dan memulai untuk bekerja. Pagi ini Vio melakukan siaran langsung untuk mempromosikan barang dagangannya.
Dan seperti biasa, dagangan Vio laris manis, pagi ini Vio membagikan tiga hadiah bagi pengikut setianya. Hadiah itu berupa perlengkapan bayi seperti stroller, kursi bayi dan bouncer.
Siapa sangka, ternyata Sarifah adalah pengikut setia Vio, wanita tua itu berbohong saat mengisi kolom komentar dengan mengatakan jika mendapatkan salah satu hadiah tersebut akan diberikan pada cucunya.
Saat mengisi kolom komentar itu, Sarifah tertawa sendri, wanita tua itu membayangkan Darren besar duduk di stroller.
"Haha."
Darren yang melihat Sarifah tertawa dengan ponselnya itu pun menjadi penasaran.
"Nek, kenapa?" tanya Darren seraya ikut duduk di kursi, Sarifah dan Darren sedang berada di teras.
"Enggak papa," jawab Sarifah.
"Oh," jawab Darren singkat, setelah itu, Darren mengatakan tujuannya mencari Sarifah pagi-pagi.
"Nek, Darren minta uang dong, mau tour sama temen-temen ke puncak."
"Iya, nanti Nenek transfer, ya!" jawab Sarifah.
Mendengar itu, Darren pun mengecup pipi neneknya.
Pagi ini Darren dan Sarifah merasa senang, Darren mendapatkan uang dan Sarifah mendapatkan ayunan bayi.
Sarifah berniat memberikan hadiah tersebut untuk Sam, ia akan meminta cucu lagi padanya, tidak mungkin Sarifah akan meminta Darren untuk menikah muda, Sarifah ingin Darren dewasa lebih dulu.
****
Dari meja kasirnya, Vio memperhatikan Surya yang sedang memarkirkan kendaraan di depan toko.
"Mas... Mas," batin Vio seraya menggelengkan kepala.
Dan sampai malam Surya mejadi juru parkir di depan toko, "Lumayan bisa buat makan," kata Surya seraya menghitung uang recehnya.
Melihat itu, ada rasa sedikit tak tega, apa yang Surya lakukan dan kegigihannya itu membuat hati Vio sedikit mulai goyah.
"Sini biar aku bantu!" kata Surya seraya merebut tas Vio.
"Enggak usah, aku bisa pulang sendiri," kata Vio seraya kembali mengambil tasnya kembali.
Tidak lama kemudian, ojol yang dipesannya itu sudah datang.
Surya yang tak mau usahanya itu gagal lagi memilih mengusir ojol tersebut.
"Berapa ongkosnya?" tanya Surya seraya menghitung uang receh.
"23 ribu, Bang," jawab ojol.
"Ini," kata Surya seraya memberikan uang receh tersebut.
Setelah ojol pergi, Surya meminta waktu untuk bicara empat mata dengan Vio.
"Vi, kota harus bicara!"
"Enggak ada lagi yang perlu dibicarakan! Aku terlanjur kecewa!" jawab Vio.
"Vi, aku menyesal, aku mau berubah demi kamu, kita baikan, ya!" ucap Surya yang tak berhenti menghalangi langkah Vio.
"Apa dia beneran mau berubah?" tanya Vio dalam hati, ia menatap Surya.
"Vi, kasih aku kesempatan buat buktiin!" pinta Surya seraya memohon di kaki Viona.
"Bangun, Mas. Jangan seperti ini!" kata Vio, ia merasa tidak enak saat menjadi perhatian orang yang berlalu lalang
"Berarti kamu maafin aku, kan?" tanya Surya seraya kembali berdiri.
"Kalau dia beneran berubah, kalau enggak gimana? Enggak di kasih kesempatan siapa tau beneran berubah."
Vio menjadi bimbang, harus menerima maaf dari Surya atau tidak.
"Kasih aku waktu untuk berpikir dulu!" kata Vio, setelah itu Vio pulang ke kosnya dan Surya merasa kalau Vio sudah mulai bimbang, ia memutuskan untuk pulang ke rumah.
Semalam suntuk, Vio tak berhenti memikirkan Surya, ingin terlepas darinya tetapi ingin memberikan kesempatan sekali lagi.
"Aku harus lihat kesungguhannya lebih dulu!" kata Vio.
****
Keesokannya, seperti biasa, Vio melakukan tugasnya sebagai tukang cuci mobil.
Berbeda pagi ini, Vio di perhatikan oleh Sam. Selesai mencuci mobil, Vio pun bertanya harus berapa lama menjadi tukang cuci mobilnya.
"50 bulan!" jawab Sam, setelah itu Sam menyeruput kopi hitamnya.
Sedangkan Vio merasa kaget dan memprotesnya.
"Astaga, Pak. Lama sekali."
"Gaji elu mencuci mobil gue satu juta perbulan, jadi pas kan, udah untung gue enggak ambil bunga!" ucap Sam dengan santainya.
Vio menatap datar duda menyebalkan yang ada di depan matanya.
Bersambung.
Jangan lupa bintang lima, like dan komen setelah membaca, ya.
Terimakasih bagi yang sudah mendukung karya ini, yg belum, yuk, dukung karya ini bisa vote gratis/giftnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
𓆩𓆪🏠⃟ ᴘᷳᴙᷫᴉᷫᴎᴄᴇ𝐀⃝🥀
typo di sini thor🏃🏃
2023-04-04
2
@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈
nikahi aja pak Sam klu waktu nya lama drpd bolak balik cuci mobil hhh
2022-11-22
2
⸙ᵍᵏTITIAN
cuma cuci mobil 1 aja vio sebulan 1 jt aku juga mau... cucinya juga cuma 1x sehari🤣🤣🤣
2022-11-20
1