"Gue udah makan," jawab Sam yang kemudian benar-benar meninggalkan Sarah.
Dan sikap cuek Sam itu membuat Sarah semakin gemas dan semakin ingin menaklukkannya.
"Sam, apa aku harus ke dukun ketika cinta ditolak?" tanya Sarah seraya menatap Sam yang sudah tak terlihat lagi.
Sarah keluar dari rumah Sam dan tidak membutuhkan waktu lama untuk sampai di rumahnya yang berada di seberang jalan.
Sesampainya di rumah, Sarah mendapatkan pertanyaan dari Rosi, anaknya.
"Gimana mah, Om mau enggak?"
"Kamu pasti udah tau jawabannya!" jawab Sarah seraya berlalu meninggalkan Rosi yang masih di berdiri pintu utama.
Rosi hanya bisa menarik nafas.
****
Di toko, Viona baru saja kembali dan karyawannya mengatakan kalau Surya mencarinya.
'Biarlah," jawab Vio, setelah itu Vio segera ke ruangannya.
Ia merasa lelah setelah mengurus perceraiannya dan Viona menyerahkan semua proses pada pengacaranya yang Vio mau adalah sudah tidak ada lagi urusan dengan pria itu.
Sementara itu, Surya semakin gelisah setelah semua pesannya diabaikan oleh Vio.
"Enggak bisa dibiarin!" kata Surya seraya bangun dari berbaringnya. Ia ingin meminta maaf dan berdamai dengan Vio.
Surya yakin kalau malam ini Vio sudah ada di tokonya, dengan kecepatan sedang, Surya mengendarai motor maticnya.
Sesampainya di sana, Surya melihat Vio sedang menutup tokonya, terlihat Vio juga menenteng tasnya membuat Surya mengira kalau Vio akan pulang.
Surya turun dari motornya, ia segera meraih tas Vio, "Biar ku bantu, yang!" kata Surya dan Vio pun menatap datar pada Surya, masih dengan memegangi tasnya.
"Lepas!" kata Vio seraya menarik tasnya kembali.
"Kamu mau pulang, kan?" tanya Surya.
"Pede banget kamu! Aku mau pulang setelah kita bercerai dan kamu tidak lagi tinggal di rumah ku!"
"Vi, aku minta maaf, aku mengaku salah, engga seharusnya aku ngasih kamu buat lelaki itu, tapi kan aku begitu karena kamu enggak mau ngasih aku duit buat bayar judi," lirih Surya seraya menatap Vio.
Vio menjawab dengan tertawa smirk.
"Enak banget ya jadi kamu, semua yang kamu minta harus aku turuti gitu? Tapi kamu ada timbal baliknya buat aku enggak?"
"Vi, ayolah. Aku minta maaf, aku tetap menerima kamu walau kamu udah disentuh laki-laki lain, kita baikan, yah!" bujuk Surya seraya meraih tangan kanan Viona.
Viona pun menarik tangan kanannya dan tak menjawab, wanita yang selalu berpenampilan santai dengan celana jeans dan kaos oblong dipadukan dengan sweater itu meninggalkan Surya, ia berjalan ke tepi jalan untuk menunggu taksi.
"Vi, ngapain nunggu taksi, kan aku datang jemput kamu!" kata Surya seraya berjalan mengikuti Viona.
"Aku enggak mau pulang, aku udah enggak kuat lagi hidup sama kamu!" jawab Viona tanpa melihat Surya.
Ia tidak mau menatap suaminya, takut akan kembali luluh setelah melihatnya yang memelas.
Setelah mendapatkan taksi, Vio pun segera mengatakan alamat tujuannya. Untuk sementara, Vio akan tinggal di kos-kosan sampai dirinya berhasil mengusir Surya dari rumahnya.
Tetapi, Surya tak menyerah, ia terus mengikuti Vio sampai ke kosnya.
Vio pun tak memperdulikannya.
"Aku bakal tetep di sini sampai kamu mau pulang sama aku!" kata Surya yang berdiri di balik pagar kos.
"Ck!" decak Vio seraya menatap Surya.
Setelah itu, Vio pun masuk ke kosan dan apakah benar Surya akan menunggu Vio?
****
Dari seberang rumah, Sam sedang diperhatikan oleh Sarah dari balkon rumahnya, si janda genit yang selalu mengejar Sam.
Sam yang sedang berdiri di tepi mobilnya segera masuk, duda yang penampilannya tak mau kalah dengan abg itu merasa merinding saat melihat Sarah mengedipkan sebelah matanya.
Sarah juga melambaikan tangannya, Sarah tak pernah menyerah walau Sam selalu mengabaikannya.
Sam hanya menggelengkan kepala, ia segera memarkirkan mobil lalu melajukannya perlahan.
Sebelum sampai di rumah ibunya, Sam membelikan martabak kesukaan Sarifah. Ia memesan dengan toping yang tebal.
Setelah menunggu cukup lama, sekarang Sam sudah mendapatkan martabak keju, kacang dan coklat.
Sesampainya di rumah Sarifah, ia melihat anaknya sedang berkumpul bersama teman-teman kuliahnya. Terlihat Darren sedang mengerjakan tugas.
"Malam om," sapa teman-teman Darren yang terdiri dari 4 orang, dua wanita dua pria.
"Malam," jawab Sam.
Setelah itu, Sam masuk ke rumah ibunya, di dalam, Sam segera memesankan makanan online untuk anak-anak yang sedang belajar.
"Ngapain kamu ke sini?" tanya Sarifah yang baru keluar dari kamar.
"Jenguk Ibu," jawab Sam, ia berdiri dari duduknya, meraih tangan kanan Sarifah, lalu mencium punggung tangannya.
"Sam, kapan kamu mau menikah lagi?"
"Astaga, baru aja ketemu, udah ditanya soal nikah, Sam udah tua, males ngurusin cinta-cintaan," jawab Sam. seraya duduk kembali ke sofa.
"Males cinta-cintaan tapi kamu selalu main perempuan! Gimana ceritanya?"
"Beda, Bu. Kalau itu kan Sam enggak ada rasa cinta."
Mendengar jawaban anaknya itu, tiba-tiba Sarifah merasa sakit kepala. Wanita tua itu memijit pelipisnya.
"Ini kesukaan ibu." Sam membuka bungkus martabak yang berada di meja.
"Sam, kamu inget umurmu berapa?" tanya Sarifah seraya menatap anaknya.
"Kamu enggak muda lagi, kalau seandainya besok atau nanti malam malaikat maut menjemput, pertanggung jawaban kamu bagaimana?"
"Bu. Ibu do'ain Sam cepat mati?"
Setelah bertanya seperti itu, Sam pun berdiri. Ia merasa lelah saat sedang mencoba berubah menjadi lebih baik, tetapi tidak ada yang mempercayainya.
Sam keluar menemui anaknya di teras.
"Ren, ayo pulang, papi sepi enggak ada kamu!" kata Sam yang masih berdiri di pintu.
"Enggak boleh, biar Darren di sini jadi teman nenek!" timpal Sarifah yang menyusul Sam ke depan.
"Ya sudah kalau begitu!" jawab Sam yang kemudian pergi dari rumah ibunya.
"Dih segitu doang usaha papi jemput aku!" batin Darren seraya menatap kepergian Sam.
Sam yang sedang berjalan ke arah mobilnya terparkir itu berpapasan dengan kurir yang mengirim pesanannya. Kurir tersebut menyapa dan menganggukkan kepala, Sam tak menjawab atau membalasnya, ia sedang kesal dengan ibu dan anaknya sendiri yang tak mempercayainya.
Sam yang sudah duduk di bangku kemudiannya itu melihat ke arah teras saat teman-teman Darren memanggilnya.
"Makasih, Om!"
Sam membalas dengan membunyikan klakson.
****
Di depan kosan, Surya sedang duduk seraya bermain game online. Ia memutuskan untuk menunggu istrinya.
Surya harus rela menjadi makanan nyamuk malam ini. Di sela-sela bermainnya, Surya mengirim pesan pada Vio.
"Aku rela nunggu kamu sampai menjadi makanan nyamuk gini, yank!" isi pesan dari Surya.
Dan pesan itu hanya dibaca oleh Vio.
"Baru digigit nyamuk! Itu belum seberapa dibandingkan dengan kejahatan kamu ke aku, Mas!" batin Vio,
Vio pun menghapus pesan dari Surya.
Apakah Vio akan memaafkan Surya?
Bersambung.
Jangan lupa like dan komen setelah membaca, ya.
Dukung karya ini dengan cara klik ⭐ 5, vote/giftnya. Terimakasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
𓆩𓆪🏠⃟ ᴘᷳᴙᷫᴉᷫᴎᴄᴇ𝐀⃝🥀
baru di gigit nyamuk 😒
2023-04-04
1
𓆩𓆪🏠⃟ ᴘᷳᴙᷫᴉᷫᴎᴄᴇ𝐀⃝🥀
wah parah ni cowo, kick surya dari dunia
2023-04-04
1
Sri Ujji
ga boleh di maaf'n , viona.
coba sekali z kayak orang lain..ga tegaan nya di buang sebentar.
2023-03-30
1