ANTARA SAM DAN DIA
Malam ini hujan lebat, ada seorang pria tampan berusia 45 tahun yang sedang fokus mengemudi mobilnya, ia harus menginjak rem mobilnya sebelum menabrak gadis yang tiba-tiba ada di depan mobilnya.
Gadis itu mengenakan gaun malam, rambutnya basah dan semakin terlihat seksi saat berada di bawah rintikan hujan.
Tetapi, keseksiannya tidak membuat si pengemudi ini terpana, ia merasa kesal saat melihat ada gadis ceroboh di depan matanya.
Pria yang bernama Sam ini pun membuka kaca mobil untuk memaki si gadis yang sudah menggigil kedinginan.
"Hei! Cari mati lu!" teriak Sam yang melongokkan kepalanya.
Si gadis menganggukkan kepala, membenarkan ucapan Sam dan Sam semakin kesal, tentu saja ia tidak ingin mendapatkan masalah dengan menabrak seorang gadis.
"Pak, tolong tabrak saya!" pinta si gadis seraya mengatupkan dua telapak tangannya. Ia menangis sesenggukan dan terlihat ada luka memar di sudut bibirnya.
Melihat dari penampilannya, Sam mengira kalau gadis itu sedang dalam masalah keluarga dan Sam merasa tidak perlu untuk ikut campur.
Sam pun berteriak, "Minggir! Gua bukan pembunuh!"
Sudah begitu gadis tersebut tidak mau juga pergi, ia kekeh dan memohon pada Sam untuk segera menabraknya. Lalu datang seorang pria yang mengenakan piyama menyusul si gadis.
Pria itu mencekal lengannya, menyeretnya dan si gadis itu pun hanya bisa menatap iba pada Sam, berharap kalau Sam akan menolongnya.
****
"Lepas! Saya lebih baik mati dari pada harus melayani mu!" teriak si gadis seraya meronta.
Plak!
Gadis itu mendapatkan tamparan dan membuat sudut bibirnya mengeluarkan sedikit darah.
"Enak banget lo ngomong! Gue udah bayar mahal buat ******** kaya lo dan lo minta mati sebelum gue pakai?" tanya si pria berpiyama.
"Saya bukan jala**ng!" rintih gadis tersebut seraya bersimpuh di kaki pria itu.
Si pria yang sudah ikut basah itu pun menarik rambut gadisnya, membuat si gadis itu menatap wajah sangarnya.
"Asal lo balikin duit gue! Gue bakal lepasin lo!" kata si pria seraya melepaskan rambutnya kasar.
"Berapa uang yang harus diganti?" tanya seorang pira yang tak lain adalah Sam.
Mendengar pertanyaan itu, membuat si gadis dan pria berpiyama itu melihat kearahnya.
"50 juta!" jawab si pria dengan cepat.
"Kenapa? Lo mau dia? Ambil!" kata si pria seraya mendorong gadis itu.
"Ganti duit gue 50 juta!" katanya.
"Sial, kenal juga kagak! Masa gue harus ngeluarin duit sebanyak itu!" batin Sam seraya menatap si pria tanpa ekspresi.
"Kenapa? Lo keberatan? Kalau enggak punya duit jangan sok jadi pahlawan!" cibir si pria berpiyama.
Dan di tengah perdebatan antara Sam dengan si pria berpiyama, sebenarnya gadis itu ingin melarikan diri, tetapi, ia menahannya, apakah sudah pasrah? Ya, gadis yang berusia 25 tahun itu sepertinya sudah lelah untuk mencoba lepas dari genggaman si pria.
Semetara Sam, ia merasa diremehkan dan segera mengeluarkan cek, tanpa berkata apapun lagi, Sam segera menuliskan nominal yang pria itu ucapkan.
Tentu saja, pria itu merasa senang dan segera menerima cek tersebut.
"Ambil tuh cewek! Belum sempet gue pakai!" kata si pria seraya mendorong bahu gadis itu, setelahnya ia pergi dengan senang karena uangnya kembali.
Sementara itu, Sam merasa bingung, bingung dengan dirinya sendiri yang rela mengeluarkan uang banyak untuk gadis yang sama sekali tidak ia kenal, bahkan Sam juga tidak tau harus berbuat apa pada gadis itu.
Sam yang tidak ingin rugi pun membawa gadis tersebut untuk ikut pulang bersamanya.
"Jalan!" perintah Sam.
Sam pun mulai melangkahkan kakinya, berjalan mendahului si gadis yang masih mematung, menundukkan kepala.
"Kenapa nasibku seperti ini? Aku seperti barang yang berpindah tangan ke tangan lain!" batin si gadis yang merasa kalau hidup tidak adil.
****
Sam pun menoleh, pria yang berada di bawah payung itu menyadarkan gadis tersebut dari lamunannya dengan membentaknya.
"Heh! Malah bengong!"
Dan si gadis yang sedang melamun itu terkejut, ia menatap Sam.
Dengan tubuh yang menggigil dan tatapan yang mengiba, ia mencoba memohon belas kasihan dari Sam.
"Pak, saya bukan jala**ng! Tolong lepaskan saya," pintanya dengan dua tangan yang mengatup.
"Terus? Gue harus rugi? Seenggaknya lu harus berguna buat gue!" kata Sam seraya menarik lengan gadis itu, membawanya masuk ke mobil.
"Pak, saya akan kembalikan uang bapak, dengan cara mencicil, tolong lepaskan saya!" pintanya seraya menatap Sam yang sudah duduk di bangku kemudinya.
"Lepaskan? Tengah malam begini? Hujan deras? Dengan penampilan seperti ini? Yang ada uang gue 50 juta hilang sia-sia!" batin Sam.
Tanpa melihat ke arahnya, Sam pun segera melajukan mobilnya. Sama sekali Sam tak menghiraukan tangis si gadis yang belum ia ketahui namanya.
Sam membawanya pulang ke rumah.
Selama perjalanan, tidak ada obrolan diantara keduanya.
Sesampainya di rumah, Sam membunyikan klakson mobil dan tidak lama kemudian pintu gerbang yang menjulang tinggi itu pun terbuka.
Sam segera memarkirkan mobilnya di garasi.
"Turun!" perintah Sam seraya melepaskan sabuk pengamannya.
Tetapi, si gadis tak merespon ucapan Sam. Membuat Sam yang sedang merasa lelah itu menjadi kesal.
"Lu budeg, ya?" tanya Sam dan gadis itu masih menundukkan kepala, Sam pun menoyor kepalanya dan gadis itu menjatuhkan kepalanya ke pintu.
"Astaga, lu tidur? Biar gue gendong gitu?" tanya Sam dan gadis itu masih tidak merespon.
"Bangun! Jangan pura-pura lu!" kata Sam.
Sam pun turun lebih dulu meninggalkan gadis itu yang ternyata sedang pingsan.
Sam mengira kalau gadis tersebut mengikutinya dan saat Sam melihat kebelakang tak melihat keberadaan gadis itu.
"Kalau gue biarin dalam keadaan basah di mobil, nanti dia sakit gue repot juga!" batin Sam.
Sam pun kembali ke mobilnya, ia membuka pintu mobil dan hampir membuat si gadis itu terjatuh kalau saja Sam tidak sigap menangkapnya.
Sam merasakan kalau tubuh gadis itu sangat panas.
"Baru juga gue batin udah demam duluan, kan!" kata Sam. Mau tak mau, akhirnya Sam membopongnya, membawanya masuk ke rumah melalui pintu samping.
Sam yang baru saja masuk itu mendapatkan pertanyaan dari anaknya.
"Papih? Katanya papih udah tobat? Kenapa masih bawa perempuan ke rumah?" tanya Darren, anak dari Sam.
"Ini bukan seperti yang kamu kira!" kata Sam seraya berjalan dan meletakkan gadis itu di sofa ruang tengah.
"Sepertinya keputusan Darren untuk pulang adalah salah! Darren salah percaya sama papih yang mungkin enggak akan bisa berubah!" kata Darren seraya pergi meninggalkan Sam yang berkacak pinggang, Sam menatap anaknya yang tak mau mendengarkannya lebih dulu.
Bersambung.
Jangan lupa like setelah membaca ya 🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Cewek umur 25 tahun udah dewasa mah,Aku suka baca novel cewek remaja dengan cowoknya dewasa,Saat baca sinopsis aku langsung suka,tapi saat tau umur ceweknya langsung down..
Pikir ku cewek yg udah dewasa kalo gak bisa berpikir dewasa dan gak tegas ,lebay aja menurutku..
2024-03-21
1
Sri Ujji
mimpi apa ya semalam , Sam ?
ketemu gadis...di jalan
2023-03-29
1
ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠Hana Nurul Azizah🍩ᴬ∙ᴴ࿐
Papimu itu lagi nolong cewek berpikiran positif ... Yampun Bapak ampun dahlah
2023-03-29
1