Sepanjang perjalanan pulang ke rumah Rendi hanya diam, dia merasa muak dengan sifat Dewi yang tak kunjung berubah, mereka menikah sudah sekitar tiga tahun setengah lamanya, tapi sikap Dewi masih kayak anak remaja, yang egois, keras kepala dan sangat menyebalkan. Meskipun sudah memiliki seorang putra, tapi sikap Dewi masih saja sama. Dulu waktu awal menikah Rendi bisa memaklumi karena mereka memang menikah karena dijodohkan. Tapi sekarang?
***
Kedua orang tua Dewi sudah tiada sejak pernikahan mereka mau dua tahun, ayah Dewi meninggal karena darah tinggi, tidak lama kemudian Ibu nya pun ikut menyusul karena penyakit yang sama. Sebelum meninggal orang tua Dewi pernah menitipkan Dewi kepada keluarga Rendi, mereka mempercayakan Dewi kepada Rendi sepenuhnya. Karena Dewi merupakan anak semata wayang, Dewi tidak mempunyai saudara. Itulah yang membuat Dewi keras kepala dan egois, karena Dewi sudah terbiasa dimanja dari dulu.
Rendi akui kalau istrinya itu memang sangat cantik, tapi kecantikan parasnya berbanding terbalik dengan hatinya.
Kedua orang tua Rendi memang sengaja menitipkan uang pensiunan pak Burhan kepada Rendi, mereka memang sengaja meminta Dewi untuk memasak karena mereka ingin melihat sifat asli menantu nya itu, mereka ingin menguji kebaikan sang menantu. Orang tua Rendi mengira kalau mereka bisa merubah sikap Dewi yang kekanakan, tapi hasilnya tetap sama Dewi sepertinya tidak akan pernah berubah sampai kapanpun.
***
Malam hari pukul delapan lewat di kediaman Rendi dan Dewi.
''Mas, kamu mau kemana?" tanya Dewi kepada sang suami, dia melihat Rendi sudah bersiap-siap dengan jaket kulit nya.
''Mas!'' ulang Dewi dengan nada sedikit keras.
Rendi hanya diam tidak merespon ucapan istrinya itu, membuat Dewi marah.
''Kamu kenapa sih, Mas? Aku perhatiin sejak dari rumah orang tua mu tadi tingkah mu jadi aneh, kenapa kamu diamkan aku! Kamu marah sama aku.'' ucap Dewi dengan menghadang jalan suaminya yang hampir sampai di depan pintu utama.
''Mas mau ke rumah Ibu dan Ayah, Mas mau mengantar kan ini. Karena Laila tidak kunjung datang untuk menjemput, jadi lebih baik biar Mas saja yang antar.'' ucap Rendi acuh dengan mengeluarkan kartu ATM dari kantung jaketnya.
''Mas, kamu apa-apaan sih! Dari mana kamu dapat ATM itu? Kenapa kamu nggak bilang dulu sama aku. Sini kembalikan mas! Setahu aku kartu ATM itu aku simpan di dompet ku.'' ucap Dewi dengan emosi, dia tidak menyangka kalau kartu ATM yang dia simpan rapi didalam dompetnya ternyata sekarang sudah berada di tangan sang suami.
''Sudah lah Wi, aku malas ribut sama kamu. Kartu ATM ini memang milik Ibu dan Ayah. Ini hak mereka, kamu tidak berhak untuk melarang aku. Lagian kartu ATM milik Mas kan sudah Mas serahkan sama kamu, jadi buat apa lagi ini. Kamu jangan jadi istri serakah, ingin menguasai semua nya..'' ucap Rendi berlalu meninggalkan Dewi yang diam mematung, dia tidak menyangka kalau ternyata suaminya sekarang sudah berani membentak dan melawannya.
Dewi berlalu ke kamar, di dalam kamar anaknya Raka sudah tidur dengan begitu lelap.
''Aku tidak percaya, kenapa Mas Rendi berani-beraninya membentak aku. Dasar keluarga tidak berguna.'' ucap Dewi mengeluarkan kekesalannya. Dia membanting bantal yang ada di atas kasur.
Kemudian Dewi mengambil benda ajaib miliknya, dia membuka salah satu media sosial yang terdapat di situ. Dewi cukup terkenal di segala aplikasi medsosnya karena kecantikannya dan karena Dewi memang cukup aktif disitu.
Dewi membuat status diaplikasi yang berlogo huruf F itu.
[Dasar gadis tua tidak laku-laku, kuliah jauh-jauh tapi tidak punya etika dan sopan santun. Pulang-pulang malah mengacaukan semuanya]
Dewi sengaja membuat status untuk menyindir Laila sang Adik Ipar, karena Dewi merasa Laila lah sumber dari masalah nya sekarang, gara-gara Laila lah dia bertengkar sama Rendi serta kartu ATM itu raib dari nya. Usia Laila hanya terpaut dua tahun dibawah Dewi.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments