Fero tampak sudah tampan dengan jas berwarna Army yang menutupi tubuh bidangnya.Pria itu makin menawan dengan tatanan rambut terbaru.Fero sengaja mendatangkan hair cut ternama untuk memotong rambutnya ke Mansionnya.Dia ingin tampil memukau di acara pesta pernikahan sahabat sekaligus sepupu jauhnya itu.
Karena tak ingin berlama lama pria itu turun dari kamarnya menuju garasi mobilnya.Pria itu segwra melesat pergi kondangan tanpa membawa gandengan.
Setibanya disana pria itu langsung memasuki kediaman Wijaya.Matanya memindai seluruh ruangan dan akhirnya tatapannya berhenti pada sang calon pengantin yang sedang berbincang dengan salah satu rekan bisnisnya.
Benny tampak menyelesaikan percakapannya dan duduk di kursi akadnya.Pria itu tampak begitu gugup.
"Santai bro...rileks",goda Fero yang berdiri tepat di belakang Benny duduk.
Benny menatap Fero dengan senyum sumringah lalu memeluk ala pria sejati.
"Kapan Lo tiba di Indo,ha?",ujar Benny menepuk pelan punggung sahabatnya itu.
"Baru dua hari yang lalu,gue sengaja datang buat melihat Lo nikah.Akhirnya Lo jadi ipar manusia kutub itu juga",ejek Fero memukul pundak Benny pelan.
"Bangsat Lo...kayak elo enggak aja",cibir Benny dan diiringi tawa kecil dari Fero.
"Gue harap Lo segera nyusul,kayaknya Lo doang yang belum ada gebetan",cibir Benny.
"Maksud Lo Devan udah punya gebetan gitu?",tanya Fero menatap Benny dengan mata menyipit.
"Hahaha...kemana aja Lo,emang Lo gak baca apapun ucapan di depan",tanah Benny yang menyisakan tawanya.
"Gak...",jawab Fero kebingungan.
"Hari ini bukan gue aja yang nikah tapi Devan juga bertunangan",ucap Benny.
"What?...serius Lo?",tanya Fero yang begitu kaget dengan ucapan sahabatnya barusan.
"Hmmm...",jawab Benny cuek dengan mengedikkan bahunya.
"Wah gue udah kecolongan ini,tapi tunggu dulu jangan bilang kalau dia udah nemuin tuh cewek",tebak Fero.
"Makanya jangan sibuk kerja mulu, ketinggalan info deh Lo",sahut Benny.
"Dasar tuh anak ya",geram Fero menatap punggung Devan yang sibuk dengan relasinya.
"Hahaha...",Benny tertawa ngakak membuat orang orang menatap mengetahui dirinya menjadi pusat perhatian Benny langsung mengehentikan tawanya.
Tampak Devan melangkah kearah mereka dan tersenyum tipis kearah Fero yang menatapnya tajam.
"Kenapa muka Lo kayak gitu natap gue?",tanya Devan bingung menatap kedua sahabatnya terutama Fero yang menatapnya tajam.
"Lo berhutang penjelasan sama gue",ketus Fero.
Devan menepuk pelan pundak Fero saat ia menyadari akar masalahnya."Gue udah nemuin dia Fer,dan maaf kalau gue gak cerita sama karena gue tau Lo sibuk di Singapura",jawab Devan memberikan alasannya.
"Hmmm",Fero berdehem kecil lalu mengangguk memahami penjelasan Devan.Dia mengakui memang sibuk di Singapura mengakuisisi perusahaan Papanya dengan miliknya dan menghadiri beberapa pertemuan pasar kliennya dari perusahaan Papanya.
"Gimana urusan lo,lancarkan?",tanya Devan.
"Ya begitulah",jawab Fero cuek membuat Devan tertawa kecil karena sifat mereka memang sebelas dua belas dalam menjawab pertanyaan.
Devan segera undur diri setelah seseorang mengatakan kalau acara akan dimulai.Sementara itu Fero menepuk pelan pundak Benny yang terlihat sangat gugup dan segera berlalu pergi mencari seseorang yang ia tunggu kedatangannya.
Sementara itu Fani tak bisa datang ke acara Lyra karena gadis itu tiba tiba saja sakit perut.Ia telah menghubungi Kayla agar menyuruh Susi untuk menggantikannya membantu Lyra nantinya memakaikan gaunnya.
Sudah berulang kali gadis itu keluar masuk WC karena mengalami diare.Gadis itu segera meraih dompetnya untuk pergi ke apotik membeli obat diare.Wajahnya sudah tampak pucat dan lemas tapi ia tetap berusaha untuk pergi ke apotik karena dia hanya tinggal sendirian.
Setibanya di apotik Fani langsung membeli obat diare dan langsung pulang setelahnya, beruntung apotik tidak jauh dari rumahnya.
Fani segera meminum obatnya setelah sampai di rumah.Gadis itu segera menidurkan dirinya disofa ruang tamu karena tak sanggup lagi untuk berjalan menuju kamarnya.Tubuhnya benar benar lemas.Karena memakan makanan pedas yang ia beli tadi malam kini ia harus merasakan akibatnya.
"Aku kapok makan makanan pedas",gumam Fani memejamkan matanya.Gadis itu tidak tidur hanya merasa lemas saja karena belum makan apapun dari tadi pagi.
"Ah...lebih baik aku suruh Mita saja kesini buat bawakan makanan.Tapi apa tidak merepotkan dia ya,bisa saja dia sedang kencan mungkin dengan kekasihnya",gumam Fani menimbang apa ia tidak terlalu merepotkan salah satu karyawannya itu.
"Lebih baik aku pesan online saja,ya... itu lebih baik",lirih Fani berusaha untuk bangkit dan mengambil ponselnya yang berada di dalam dompet.
Setelah memesan makannya Fani kembali merebahkan diri diatas sofa.Gadis itu teringat akan mantan kekasihnya yang akan mengomelinya jika ia sampai kayak gini karena memakan makanan pedas.Ia rindu dengan celoteh Alvian yang begitu sangat perhatian padanya.Tapi ia segera menepis pikiran itu.Sudah cukup semuanya dia harus bisa move on dari Alvian yang sudah menyakitinya sebegitu dalamnya.
Tak lama suara bel terdengar Fani segera menghampiri pintu dengan langkah pelan.Setelah membuka pintu ternyata makanannnya sudah sampai.Fani segera mengambil makanannya dan langsung memakan makanannya setelah menyalinnya ke dalam piring.
Saat sedang asyik menyuap makanan ponselnya berdering.Fani segera mengambil ponselnya tampak panggilan dari Susi.
Fani;Ya Sus,ada apa?
Susi;Kata Mbak Kayla,Mbak Fina diare?sudah minum obat Mbak?
Fani;Sudah barusan Sus,oh ya gimana apa kamu masih ditempat Lyra?
Susi;Ini sudah jalan pulang Mbak...pestanya rame banget.Sumpek aku Mbak
Fani; Hahahaha namanya juga pesta Sus pasti rame kalau sepi ya di kuburan kali Sus
Susi; Hehehe apa perlu aku kesana Mbak?
Fani;Gak usah Sus,ini aku udah makan juga kok istirahat sebentar nanti juga sembuh.
Susi;Ya sudah Mbak, selamat istirahat semoga cepat sembuh,bye
Fani;Makasih Sus,bye
Klik
Fani kembali melanjutkan makan meski sudah diingin.Ia harus mengisi perutnya agar tubuhnya tidak lemas.
Fero tamoak tidak begitu menikmati pesta sahabatnya itu.Orang yang ia tunggu tak juga kelihatan pangkal hidungnya.Dia memilih untuk duduk disalah satu meja tamu sambil memperhatikan sahabatnya melamar sang kekasih.Ia tersenyum samar apakah dirinya akan segera mendapatkan sang kekasih seperti janjinya pada orangtuanya kalau ia akan menikah jika Devan sudah menikah.
Apakah bisa ia mendapatkan seorang gadis yang bisa mengimbangi sifat datar dan dinginnya.Walau saat ini tengah mengincar sahabat dari tunangan Devan.Tapi ia harus bisa meyakinkan gadis itu yang tak akan mudah membuka hati karena pernah dikhianati oleh orang yang ia cintai.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments