Izinkan Aku Mencintaimu
Di sebuah negara dengan julukan negara singa seorang Pria tampan masih tertidur dengan pulasnya disebuah hotel mewah.Pria yang memiliki paras yang begitu mempesona dengan iris mata berwarna cokelat akan membius kaum hawa apabila menatapnya.
Fero Alexander,pria berusia 28 tahun yang merupakan CEO dari AXL Group.Di usia yang begitu muda pria itu telah memiliki berbagai prestasi dalam bidang pekerjaannya.
Siapa yang tidak mengenalnya pria yang dikenal begitu kejam dalam dunia bisnis.Tak ada yang berani untuk menipunya jika tidak ingin nyawanya melayang.Pria itu tak segan segan menghabisi setiap orang yang ingin berupaya menjatuhkannya.
Dalam kisah asmara pria ini terkenal sangat kaku dan sampai saat ini belum ada wanita yang mampu mencuri hatinya.Bukan dia tak mau mencoba membuka hati saat para wanita berupaya mendekatinya.Dia memang tak pernah melarang wanita untuk menggodanya,namun dia bukanlah seorang player.Yang akan dengan mudahnya singgah pada wanita yang dengan suka rela mau menghangatkan ranjangnya.
Dia adalah seorang Alexander yang menganut selau setia pada pasangannya.Dan tidak akan berhubungan tanpa adanya ikatan pernikahan.
Tak lama pria itu melenguh pelan saat membuka kedua mata mendengar suara ponselnya berdering.Fero langsung menggapai ponselnya diatas nakas.Tampak nama sang sahabat tertera dilayar ponselnya.
Fero;Hallo...Dev ada apa?Lo mengganggu tidur gue saja.
Devan;Dasar pemalas...apakah Lo tidak akan pulang dihari pernikahan Benny dan adik gue Lyra?.
Fero;Tentu saja gue pulang Dev...gue harus menghadiri beberapa pertemuan dengan klien disini setelah itu gue akan pulang.
Devan;Apakah Lo menghabiskan malam Lo dengan para wanita disana,hum?.
Fero; Gue Alexander jika Lo lupa Dev.
Devan;Ya ya gue percaya...cepatnya selesaikan pekerjaanmu dan pulang kesini.
Tut...
"Ck... dasar", umpat Fero
Pria itu bangkit dari tempat tidur dan berlalu ke kamar mandi untuk membersihkan diri.Satu jam lagi dia akan ada pertemuan dengan salah satu kliennya.Harusnya ini adalah tugas Daddy-nya tapi pria baru baya itu juga tengah berada di negara lain melakukan perjalanan bisnis.Mau tak mau dia harus menggantikan pria yang menjadi panutannya itu.
Setelah setengah jam membersihkan diri dia berpakaian rapi.Dia hanya melakukan pertemuan dengan dua orang klien dan setelah itu dia akan kembali ke tanah air untuk menemui sang sahabat yang sebentar lagi akan menikah.Dia ingin hari ini juga dia pulang maka dari itu ia meminta sang asisten untuk mengatur jadwalnya agar satu klien lagi mau melakukan pertemuan hari ini.
Ia bosan berdiam diri di hotel terus setidaknya pulang ketanah air ia bisa kembali ke kantor.Fero bukanlah pria yang mau bersenang senang di klub malam dan minuman keras.Dia adalah pria yang bersih dari hal dunia malam.Bukan saja karena didikan sang Daddy yang melarangnya untuk masuki dunia malam itu namun prinsip hidup yang ia anut dengan sang sahabat Devan Anggra Wijaya.Mereka tak hanya bersahabat namun juga saudara jauh dari pihak Nenek.
Setelah seharian melakukan pertemuan akhirnya Fero bernafas lega.Ia bisa kembali pulang ke negaranya.
"Roby atur kepulanganku beberapa jam lagi",ucap Fero pada sekretaris sekaligus asisten kepercayaannya saat mereka sampai di hotel.
"Baik Tuan",ucap Roby pamit undur diri dan melakukan perintah sang Tuan.
Fero memilih untuk membersihkan diri lebih dahulu sementara Roby mengatur kepulangannya.
***
Setelah menempuh perjalanan udara akhirnya Fero dan sang asisten tiba di Bandara Soekarno Hatta.Pria itu berjalan dengan angkuhnya tanpa menghiraukan tatapan kagum dari orang yang menatapnya.Pria itu tetap fokus pada jalannya.
"Silahkan masuk Tuan",tutur sang asisten Robi yang sudah membukakan pintu mobil untuk Tuannya.
Pria itu masuk ke dalam mobil mewah miliknya.Pria itu duduk dengan tatapan dingin dan datar.Hujan tiba tiba mengguyur kota itu begitu derasnya.Saat mobil berhenti dilampu merah tanpa sengaja pria itu menatap sepasang kekasih yang tengah bertengkar dibawah hujan deras.Tak lama pria itu meninggalkan sang kekasih yang menangis sesegukan.Pakaian gadis itu sudah basah kuyup bahkan sangat menerawang akibat air hujan.
Semua orang yang ada disana menatap sang gadis dengan rasa iba tanpa berniat menolong membantu untuk memayungi.
Fero masih menatap gadis itu yang menangis bersimbah air mata bahkan air hujan telah menyamarkan air matanya yang jatuh.
Fero meraih payung dijok belakang lalu turun menghampiri sang gadis.Robi yang menyadari sang tuan segera turun menyusul Fero.
Fero memayungi gadis yang sedang duduk memeluk kedua lututnya itu.Sang gadis yang sadar ada yang memayungi mengadakan kepalanya keatas melihat siapa yang memayunginya.
"Bangunlah!...apakah kau mau tidak kasihan dengan dirimu?",ucap Fero dengan suara dinginnya.
Dengan perlahan gadis itu berdiri, terlihat gadis itu sudah menggigil kedinginan.Fero segera membuka jasnya dan melampirkan pada tubuh gadis itu.Seketika tatapan mereka bertemu dan saling mengunci.Bola mata indah milik gadis itu mengisyaratkan luka yang begitu dalam.Fero terpesona dengan keindahan bola mata gadis itu.
"Robi antarkan gadis itu menuju rumahnya",ucap Fero memutus tatapan mereka.
"Tapi Tuan...
"Tolong telfon Pak Sobri untuk menjemputku kesini!",ucap Fero datar.Bukan ia tak mau mengantarkan gadis itu pulang tapi tubuhnya begitu sangat lelah dan ingin segera istirahat.
"Tidak usah Tuan,saya bisa pulang sendiri",tolak gadis itu dengan halus.Ia sungguh sungguh tak ingin merepotkan dua orang pria yang ada dihadapannya ini.
"Jangan menolak Nona,ini sudah hampir gelap tak baik gadis seperti anda pulang dalam keadaan seperti ini apalagi hujan belum reda",ucap Robi yang tau kekuawatiran sang Tuan dari tatapannya pada gadis itu.
"Tapi...
"Pulanglah... biar asistenku yang mengantarmu!",tutur Fero kembali menatap bola mata gadis itu yang membuatnya nyaman meski ia tau tatapan itu penuh luka.
"Terima kasih Tuan",lirih gadis itu yang menundukkan kepalanya.Ia tak begitu mengenali pria itu karena hari sudah makin gelap dan minimnya penerangan.Namun ia bersyukur bertemu orang baik yang mau menolongnya.
"Hmmmm",Fero berdehem pelan dan menatap kepergian gadis itu bersama sang asisten menuju mobilnya tadi.
Kemudian pria itu berjalan menuju sebuah toko yang sudah tutup untuk menunggu jemputan dari sopirnya.
Didalam mobil hanya keheningan yang terjadi,gadis itu duduk dalam diam.Sesekali ia melirik pada Robi sedang menyetir.
"Tolong arahkan dimana rumah anda Nona",suara bariton Robi membuat gadis itu menoleh.
"Lurus saja nanti tak jauh dari sini ada pertigaan lalu belok kanan",jawab gadis itu yang sudah kedinginan.
Robi menambah kecepatan mobilnya tak ingin gadis itu semakin kedinginan.Tak lama mobil itu berhenti disebuah rumah sederhana.Gadis itu turun setelah memberikan jas milik Fero pada sang asisten dan mengucapkan terimakasih.Robi kembali melanjutkan perjalanannya setelah gadis itu sampai didepan rumahnya.
Saat memasuki rumah gadis itu dikejutkan dengan pekikan seseorang.
"Ya ampun Fani...apa yang terjadi?"
...****************...
Mohon vote dan komentarnya ya reader kesayangan aku
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments