Cuma Seorang Pelayan 2

Cuma Seorang Pelayan 2

Siang di Perpustakaan.

Suatu siang di perpustakaan daerah.

Sekelompok kecil anak muda melangkah masuk di area pujasera perpustakaan itu. Sesaat mata mereka beredar mencari sesuatu. Saat sudah ketemu, mereka langsung datang menghampiri.

"Hadeuh... pusing kepala bebi... " Keluh salah satu gadis yang rambutnya dikucir kuda sambil menghempaskan diri, duduk di salah satu bangku kayu di kantin itu.

BRUK!

Buku-buku yang semula dia pondong dia taruh agak keras di atas meja.

"Woy...! Pelan dikit napa, mo tumpah air minumku...!" Seru temannya yang sudah lebih dulu duduk di sana. Tangannya yang semula sedang menggenggam sendok refleks meletakkan sendoknya dan segera menyelamatkan botol teh yang bergetar hebat akibat guncangan meja. Maklum, meja itu cuma terbuat dari kayu dan triplek, jadi kalau kurang hati-hati, suka ada gempa lokal di sana.

"Sorry, enggak sengaja..." Ujar gadis tadi sambil nyengir cuek.

Gadis berkucir kuda itu bernama Paramita, biasa dipanggil Rara, sedangkan temannya yang sedang menyantap semangkuk bakso tadi bernama Ratna.

"Wuihh... enak tuh..." Ucap Rara lalu tanpa basa-basi langsung menyambar potongan bola daging itu dengan sendok yang tadi diletakkan Ratna.

"Loh... loh... Hey! Itu punyaku..." Seru Ratna lagi.

"Halah... cuma sepotong aja kok pelit." Jawab Rara dengan santainya.

Ratna mencebik. Sebenarnya dia masih mau protes, maunya dia Rara pesen saja sendiri, jangan mengganggu kenikmatannya makan. Tapi masa iya cuma karena sepotong bakso harus rame sih...

'Ya... sudahlah...' Pikir Ratna akhirnya.

Sementara itu, tiga orang pemuda yang datang bersamaan dengan Rara tadi hanya tertawa saja melihat ekspresi Ratna. Mereka segera mengambil tempat dan duduk di kursi sekitar mereka berdua.

"Bilangnya mo ke toilet, ditungguin enggak balik-balik... " Komentar Teguh, salah satu dari ketiga pemuda itu pada Ratna.

"Iya, niatnya cuma mo ke toilet, tapi ngeliat buku-buku terus kepalaku jadi cenut-cenut, jadi ya kabur aja..." Jawab Ratna sambil cengengesan.

"Ra, kamu pesan apa?" Tanya pemuda lain yang bernama Rohman sambil matanya memperhatikan gerobak-gerobak penjual makanan di pujasera perpustakaan itu.

"Aku mau minum aja..." Jawab Rara.

"Enggak makan sekalian? Ini udah siang loh, udah waktunya makan... " Kata Rohman lagi sambil melirik jam tangannya, untuk memastikan waktu. Jam dua lewat dua puluh.

"Enggak, perutku masih kenyang, tadi udah makan cilok... " Jawab Rara lagi.

Aslinya, perutnya sudah agak lapar sih, tapi dia sungkan. Rohman udah terlalu sering mentraktir dia dan teman-temannya.

"Beneran enggak mau makan?" Rohman memastikan.

"Iya, beneran..." Jawab Rara sok yakin.

Rohman lalu bangkit dan mendekati penjual baso untuk memesan makanan mereka.

"Aku minta minuman mu dulu, keburu haus nih..." Ujar Rara sambil langsung meraih botol teh punya Ratna. Ratna tidak menjawab, tapi dia membiarkan Rara meminum teh nya.

"Kamu udah punya bahan untuk tugas makalah dari pak Gondo?" Tanya Rara sambil meletakkan kembali botol teh itu ke atas meja.

"Udah sih, tapi belum yakin..." Jawab Ratna. "Kamu sendiri, udah punya?" Dia balik bertanya.

"Belum yakin juga... " Sahut Rara.

"Lama-lama bosan aku... kuliah kerjaannya baca nulis, baca nulis...." Keluh Ratna sambil meraih botol teh yang isinya udah hampir habis.

"Ya... kalau enggak mau baca nulis, baca nulis, mustinya kamu jangan ambil jurusan akuntansi... noh ambil jurusan tata boga. Bacanya palingan cuma resep, enggak sampai tiga lembar udah selesai... " Celetuk Nedi, cowok ketiga yang dari tadi cuma diam saja.

"Iya kalo kuliah tata boga sama nenek kamu... " Sahut Rara sengak.

"Di mana-mana kalau namanya kuliah, temenan nya sama buku. Walaupun jurusan tata boga, emangnya enggak belajar teori? Enggak belajar ilmu gizi?" Lanjut Rara dengan suara yang sedikit pedas. Entahlah, tiba-tiba emosinya tersulut begitu saja. Mungkin karena faktor lapar sudah mulai menyerang.

"Ada apa, Ra...." Sapa sebuah suara dari arah belakangnya, menarik perhatian Rara. Dia langsung menoleh ke belakang.

"Eh, Tu... eh mas... " Seketika Rara merasa pipinya menghangat. Jantungnya juga berdegup lebih cepat.

"Sedang cari materi kuliah ya...?" Tanya orang itu.

"Inggih, mas. Mas Danu juga?" Tanya Rara basa-basi.

Sepertinya semua orang juga tahu, kalau perpustakaan itu memang buat cari bahan kuliah. Enggak mungkin juga orang datang ke perpus cuma buat hang out kan?

"Iya... Udah selesai? Mau pulang bareng enggak?" Jawab Danu sekaligus menawarkan.

"Heh?!" Rara sedikit kaget dengan tawaran yang tiba-tiba itu.

Duh, musti gimana ini? Kesempatan emas buatnya bisa bareng dengan Danu. Cowok yang tanpa dia sadari sudah menjadi bunga mimpinya beberapa bulan terakhir.

Sesaat dia menoleh ke arah teman-temannya, terakhir dia bertukar pandang dengan Ratna. Pandangannya seolah bertanya "Gimana menurutmu?"

Ratna mengerutkan keningnya. Gestur wajah dan pandangan matanya seakan menjawab.. "Kenapa masih bingung, udah pergi sono..."

Dipikir-pikir lagi, kalau bareng dengan Danu, dia bisa berdua an dengan dia... terus bisa cepat sampai rumah... bisa langsung makan dengan gratis enggak usah beli... plus lagi, dia enggak usah keluar duit buat ongkos. Wah menang banyak ini...

"Boleh pulang bareng, mas?" Tanya Rara meyakinkan.

"Ya iya... aku udah mau pulang, ya paling mampir sebentar nanti, mau bareng enggak?"

"Iya, mas. Mau. Makasih... "

"Ya udah ayo... "

"Em, gaes. Aku nemu nunutan (\=tumpangan). Aku permisi duluan ya. Ratna, minuman ku itu nanti buat kamu aja... Dah...!"

"Yah... Ra, tega ya kamu, dapet gandengan baru yang lama ditinggal." Gurau Teguh dengan wajah dibuat sendu.

"Ya, Guh... sementara aku titipin kamu sama Ratna. Besok aku gandeng lagi." Ucap Rara sambil memondong lagi buku-buku yang tadi sudah dia banting ke atas meja.

Teguh manyun, Nedi dan Ratna tertawa.

"Man, aku duluan ya...!" Pamit Rara, saat melihat Rohman datang dengan beberapa botol minuman di tangan.

"Lah...? Eh, i... ya...." Sahut Rohman seperti bingung mau komentar, saat melihat keberadaan Danu di samping Rara.

"Yuk, semua...!" Salam Danu sesaat sebelum melangkah meninggalkan mereka. Rara melempar senyum pada Ratna sambil mengedipkan sebelah matanya sebelum ikut melangkah mengikuti Danu.

"Ehem...!" Ratna berdeham keras membalas kedipan mata Rara.

Danu menoleh. Ratna langsung mengacungkan dua jarinya sambil cengengesan enggak jelas. ✌ Danu tersenyum miring. Ratna klepek-klepek melihatnya.

...🍓bersambung 🌶...

Catatan author :

Tampil perdana episode CSP season 2 Semoga para reader suka ya...

😘😘😘

Terpopuler

Comments

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus sehst

2023-04-12

0

Om Rudi

Om Rudi

novel baru

2022-12-30

1

Jhuwee Bunda Na Alfaa

Jhuwee Bunda Na Alfaa

hadir kak, kita saling dukung karya ya 🙏🙏

2022-12-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!