Tiba di kontrakan yang dimaksud, Melisa langsung merebahkan tubuhnya di atas busa berukuran single dengan tinggi lima belas centi meter. Kontrakan itu cukup nyaman untuk dirinya sendiri. Ada tiga ruang disana. Satu untuk ruang tamu, satu kamar tidur dan satu dapur juga kamar mandi. Walaupun ruangannya tidak lebih dari 2x2 meter, hanya tinggal sendiri tidaklah masalah untuknya.
Mata yang menatap langit-langit kamar dengan triplek bercat putih itu tiba-tiba kembali meneteskan air matanya. Daya ingatnya kini menangkap kejadian tiga tahun lalu yang membuat rumah tangganya semakin tidak harmonis.
"Lis, pinjem KTP kamu dong,"
"Buat apa?"
"Buat aku foto biar inget sama alamatmu nanti,"
"Oh. Ini."
"Lis, nih pegang KTPnya, mau aku foto juga. Bentar jangan dimasukin dulu. Aku mau rekam dulu nanti kamu dongak ke atas terus tengok kanan terus tengok kiri terus buka mulut ya?"
Melisa hanya menurut dengan apa yang dikatakan sahabatnya itu. Melisa dan Melinda adalah sahabat sejak mereka masuk kuliah. Beberapa bulan terakhir Linda sering menghubungi Lisa untuk mengajaknya makan bersama dan yang membayar juga Linda. Namun seterusnya Lisa merasa Linda seringkali bersikap aneh.
Linda bahkan sering meminjam ponsel Lisa dengan alasan untuk menelpon seseorang, tetapi Linda selalu menghindar saat menelepon. Dan kejadian itu terjadi setiap akhir bulan selama lima bulan terakhir, Linda selalu mengajak Lisa bertemu dan meminjam ponselnya.
Namun sebelum Lisa dinyatakan hamil anak kedua, tiba-tiba Lisa mendapatkan banyak panggilan dari nomor baru yang mengatakan bahwa mereka semua adalah depkolektor yang meminta Lisa untuk segera membayar pinjamannya.
Bukan hanya terkejut, tapi Lisa hampir pingsan mendengar jumlah tagihan-tagihan itu. Bukan hanya satu tapi ada beberapa macam pinjaman online yang menelponnya.
Akhirnya Lisa memeriksa ponselnya dan ternyata benar, ada beberapa aplikasi di folder lain yang dimaksud oleh si penelpon. Lisa sangat syok dengan tagihan-tagihannya. Seberapa kerasnya Lisa mengelak, semua data yang masuk memang atas nama dia. Lisa tidak tahu menahu masalah pinjaman online itu dan harus bagaimana mana karena mendapatkan ancaman juga tekanan.
Seketika itu Lisa ambruk dan lemas. Dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan untuk menutupi semua pinjaman online itu yang jika telat bunganya akan semakin membengkak.
Diam-diam Lisa menjual kalung emas pemberian ibunya. Kalung itu beratnya sepuluh gram. Lisa bisa melunasi satu aplikasi pinjaman online itu dan segera menghapusnya. Lisa tinggal memikirkan bagaimana cara dia membayar tagihan lainnya setiap bulan yang totalnya hampir lima juta selama satu tahun. Sedangkan dia tidak bekerja.
Lisa pun pasrah karena bicara dengan Tian juga tidak akan mendapatkan hasil. Hingga suatu hari Lisa tidak punya uang sama sekali dan meminjam ke beberapa temannya untuk menutupi pinjaman itu. Namun Lisa tidak berhasil. Akhirnya Lisa memutuskan untuk mendaftarkan pay letter dan mencairkan uang tersebut. Lisa berhasil melewati semuanya hingga Lisa melahirkan anak keduanya.
Semuanya Lisa lakukan sembunyi-sembunyi demi untuk menjaga hubungannya agar tetap bertahan dengan Tian. Sebelumnya Lisa bertengkar dengan Tian gara-gara uang yang diberikan Tian selalu habis sebelum gajian tiba. "Kemu tu kok boros banget sih, Dek. Uang dua juta itu banyak. Aku kerja keras cari uang itu, tapi kamu dengan mudahnya ngabisin uang!" bentak Tian setiap bulan saat Lisa meminta uang pada Tian.
"Mas, kok kamu nggak mau ngitung kebutuhan bulanan sih. Anak kita udah dua dan uang yang kamu kasih cuma dua juta. Kita tinggal di Jakarta ini, Mas. Bahkan di kampung juga uang segitu sangat kurang sedangkan gaji yang kamu terima bisa sampai tujuh juta."
"Kamu tuh uang dikasih uang bukannya terima kasih malah protes. Dikira cari uang gampang?"
"Mas, coba itung, uang buat spp Azka, jajan, iuran sekolah, bpjs, pampers Arka dan makan kita sehari-hari. Tolong liat catatan yang aku kasih biar tahu uangmu buat beli apa aja. Aku bahkan nggak mikirin kebutuhanku, Mas. ****** ***** aja sobek-sobek masih aku pake karena memang uangnya …."
"Udahlah, nggak usah ngelak. Cari sendiri uangnya biar tahu gimana susahnya cari uang,"
Perdebatan itu tidak berujung. Lisa hanya bisa diam dan berdoa. Padahal sebelumnya Lisa adalah seorang guru honorer yang sudah mengabdi enam tahun lamanya sejak dia masih kuliah dan seorang perangkat desa di kelurahan sudah dua tahun lamanya. Mengajar dengan bekerja di kelurahan bisa terhendel selama satu minggu itu karena jam kerja yang berbeda.
Di sekolah dia berangkat setiap hari Selasa, Rabu dan Jumat. Sedangkan di kelurahan dia berangkat setiap Senin, Kamis dan Sabtu. Lisa meninggalkan pekerjaannya karena diminta Tian untuk ikut tinggal di Jakarta. Bukan tanpa sebab, tetapi itu perintah langsung dari bos tempat Tian bekerja karena jika Lisa tidak mau tinggal bersama Tian di Jakarta, suaminya itu tidak jadi diangkat sebagai kepala toko dan kepala deviasi. Itu semua agar Tian fokus bekerja dan tidak selalu mengambil cuti untuk pulang kampung.
Lisa pun memutuskan untuk meninggalkan semuanya di Lampung kemudian ikut Tian ke Jakarta dan hanya berstatus ibu rumah tangga biasa yang mengurus anak juga suami. Di Jakarta mereka semua tinggal di tempat yang telah disediakan bos, jadi tidak perlu mengeluarkan uang untuk mengontrak.
Sejak pertengkaran itu, Lisa pun menambah pinjaman pay latternya untuk memenuhi kebutuhan hariannya karena tidak mau bertengkar dengan Tian. Lisa pun mencoba untuk berjualan online dan hasilnya lumayan untuk menambah pundi rupiahnya. Sayangnya semakin lama tagihan pay latternya membengkak karena Lisa terus mendapatkan limit tambahan saat dia selalu bayar tepat waktu. Setiap mendapatkan limit tambahan, saat itu juga Lisa segera mengajukan pencairan karena dia juga harus membayar tagihan pinjaman online yang lainnya.
Lisa bisa melewati semua itu hanya beberapa bulan saja karena ketahuan saat ada depkolektor menelpon dan Tian yang mengangkat telepon itu. Tian sangat marah. Akhirnya Lisa menceritakan semuanya pada Tian.
Keadaan tidak semakin baik karena Tian tidak percaya dengan apa yang Lisa katakan. Tian pun membawa masalah itu pada kedua orang tuanya juga orang tua kandung Lisa. Di sanalah talak satu untuk Lisa dijatuhkan oleh Tian.
Tentu saja orang tua masing-masing tidaklah setuju mereka berpisah karena kasihan dengan kedua anak mereka. Akhirnya keduanya rujuk dan angsuran pinjaman Lisa ditanggung oleh orang tuanya demi rumah tangga Lisa tetap utuh dan baik-baik saja.
Pada kenyataannya sikap Tian tidak berubah dan masih tetap sama memberikan uang bulanan yang sama dan Lisa tidak pernah tahu berapa gaji juga bonus yang diterima oleh Tian.
Hubungan keduanya semakin merenggang saat rumah mereka selesai dibangun dan Lisa diminta untuk tinggal dirumah saja bersama kedua anaknya. Setiap chatting atau melakukan video call, Tian tidak pernah menunjukkan sikap perhatian ataupun rasa rindu pada Lisa. Tian hanya fokus menanyakan kedua anaknya saja.
Lelah memikirkan apa yang telah dia lalui, Lisa pun terlelap dalam kesedihan yang teramat pedih. Dipeluknya bantal guling yang akan menjadi teman tidurnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
🌷💚SITI.R💚🌷
ini tian jg lisa 22y salah krn sama² tdk ada keterbuksan dlm masalah..klu lisa masalah utang pinjol..tp klu tuan mungkin berubah krn ada wul di luar sana..di sini memang keterbukasn penting walau pssti akan pahit resikoy..smg perpisahan ini yg trbaik buat lisa dan smg anak²y lisa bisa memahamu dan ga membenci lisa..lanjuut semangat up thoor
2022-11-16
2