Bab 5

Kaylin berjalan dengan lesu setelah memilih beberapa baju dan yang lainnya untuk Reni. Dia sebenarnya sangat malas namun dia tidak bisa memperlihatkan semuanya.

Zahran melihat Kaylin nampak lesu, lansung bertanya.

"Kamu kenapa? kok lesu kayak gitu?"

"Nggak ada apa-apa, lapar aja sih tepatnya." jawab Kaylin mencoba tersenyum.

"Ohw lapar, emang tadi kamu nggak makan siang? jam segini udah lapar lagi."

"Kan gara - gara Abang juga, makanya tenagaku habis dan menyebabkan lapar." ucap Kaylin agak kesal.

"Dari tadi di suruh - suruh, dekat aja nggak, eh ngajak makan aja nggak." gumamnya.

"Udah dongkolnya?" tanya Zahran menatap Kaylin membuat jantungnya berdebar kencang.

"Gila, ngapain dia natap aku kayak gitu?" tanya Kaylin dalam hati dengan gugup.

Zahran melihat wajah Kaylin memerah. Dia juga melihat bahwa wanita itu gugup ketika di tatapnya.

"Kok kamu gugup kayak gitu?" tanya Zahran menatap manik mata Kaylin.

"Ya aku...aku...aku.. nggak apa-apa, mana ada gugup." jawabnya makin kikuk.

Zahran menatap wanita itu semakin intens. Dia sangat yakin jika ia berniat untuk menjadikan Kaylin pacarnya, maka semua akan berjalan dengan mudah.

"Coba aja dia bukan adik Ken, udah aku embat ni cewek, dari matanya aja udah nampak suka aku." ucapnya dalam hati.

Zahran memutuskan tatapannya dengan berjalan menuju sebuah restoran. Sedangkan Kaylin nampak kesusahan membawa barang belanjaan Zahran.

"Udah minta tolong malah nggak mau bantuin." ucapnya merungut.

"Jangan banyak merengut nanti kecantikan kamu hilang, nggak ada yang mau nanti." ucap Zahran terus berjalan.

Mereka berjalan menuju sebuah restoran. Walaupun ini sudah pukul 3 sore, namun Kaylin nampak memesan makanan berat. Sedangkan Zahran hanya memesan minuman.

Zahran menatap Kaylin sambil meminum minumannya. Bukannya memakan makanannya, wanita itu justru hanya mengacak-acak makanan dalam piringnya.

"Kamu ini katanya lapar, tapi malah di acak-acak aja makannya." ucap Zahran yang tidak tahan dengan apa yang di lakukan oleh wanita itu.

"Iya, selera makan aku hilang karena melihat kamu duduk di situ." ucap Kaylin membuat Zahran tidak terima.

"Emangnya aku apa sampai membuat nafsu makan mu hilang?" tanya Zahran agak kesal.

"Nggak penting, udahlah yuk pergi nonton yuk." ajak Kaylin.

"Nonton? emang aku mau nonton dengan kamu apa?" tanya Zahran yang nampak malas memenuhi keinginan wanita itu.

"Ayolah, aku ingin nonton, tapi kita tarok barang belanjaan ini di mobil dulu."

"Aku malas, jika kamu mau kamu aja yang taro sendirian, biar aku tunggu di sini." ucap Zahran.

Kaylin berdiri meminta kunci mobil Zahran. Dia mau saja melakukan apa yang disuruh lelaki itu asal bisa menonton berdua dengannya.

Zahran hanya tersenyum melihat wanita yang dikenalnya manja membawa barang-barang itu ke mobil. Walaupun dia tidak berniat seperti itu, tapi dia rasa mengerjai wanita itu sungguh menyenangkan.

Saat mengeluarkan ponselnya, dia melihat Reni sedang bersalaman dengan seseorang.Zahran yakin bahwa itu salah satu Kliennya.

Zahran lansung menghampiri Reni setelah melihat Partner kerja Reni meninggalkannya sendirian.

"Ren." panggil Zahran membuat wanita itu menoleh.

"Kok kamu di sini?" tanya Reni.

"Tandanya jodoh." ucap Zahran.

"Jodoh apanya? siapa juga yang mau sama playboy? udah aku nggak waktu untuk melayani lelaki yang seperti kamu, bisa mempermainkan wanita." ucap Reni.

"Sama kamu nggak, aku serius." jawab Zahran.

"Udah ah, aku mau pergi nonton dulu, ada film kesukaan aku." ucap Reni.

"Nonton? ayolah, aku juga ingin nonton." ucap Zahran tersenyum melihat ada kesempatan menonton dengan Reni.

Zahran menarik tangan Reni berjalan menuju bioskop. Zahran lansung membeli 2 tiket, lalu membeli beberapa cemilan dan minuman.

Sedangkan Kaylin bingung ketika kembali ke restoran tapi tidak menemukan Zahran. Dia berdiri sambil celingukan.

"Kemana perginya dia? apa ke toilet?" tanya Kaylin.

Kaylin menunggu beberapa saat sebelum memutuskan menelpon lelaki itu. Namun teleponnya di reject oleh lelaki itu.

"Apa - apaan ini main reject- reject aja." ucapnya dengan kesal.

Kaylin berjalan keluar dari restoran tersebut. Dia duduk di salah tempat duduk yang di sediakan pihak mall.

"Apa aku telpon kembali ya?"

Kaylin mencoba menelpon lelaki itu kembali. Namun belum sempat menelpon,dia sudah mendapatkan sebuah notifikasi pesan masuk.

[Aku ada urusan, kamu pulang aja dulu]

Kaylin menghela nafasnya dengan kasar.

"Jika dia ada urusan, harusnya bilang aja dari tadi, mengesalkan banget." ucapnya berjalan.

Bukannya pulang, Kaylin malah melangkahkan kakinya menuju bioskop.

Dia memesan tiket dan beberapa cemilan untuk dirinya sendiri. Dia berjalan dengan langkah gontai masuk ke dalam.

Dalam bioskop sudah banyak pengunjung. Dia berjalan di tengah penonton yang sudah duduk. Kaylin lansung duduk dengan tenang.

Walaupun gelap namun matanya cukup jernih melihat seseorang. Lelaki yang bersamanya tadi nampak sedang duduk di depannya.

"Ohw jadi ini urusannya? emang ini lelaki, tadinya aku yang ajak nonton, eh dia malah pergi sama orang lain." ucap Kaylin kesal.

Kaylin jadi tidak fokus menonton film yang ada di layar. Dia hanya memperhatikan lelaki yang ada di depannya. Lelaki itu nampak sangat menikmati bersama dengan wanita itu.

Zahran memang senang karena akhirnya punya kesempatan berduaan bersama Reni.

Setelah film selesai, Kaylin melihat Zahran berjalan keluar bersama wanita yang ada di sampingnya.

Kaylin sengaja berjalan mendekati mereka. Dia tidak terima di perlakukan seperti tadi aku oleh Zahran.

Dia sengaja berjalan ke arah mereka berdua. Kaylin menabrakkan tubuh ke tubuh Zahran.

"Eh maaf." ucap Kaylin.

"Jalan hati - hati dong." ucap Zahran agak emosi lansung kaget melihat wanita yang menabraknya.

"Udah, eh Kaylin." ucap Reni kaget melihat Kaylin juga di sana.

"Nonton juga?" tanya Kaylin mengulurkan tangannya untuk bersalam.

"Iya, habis penasaran sama filmnya, kamu sendiri aja?" tanya Reni kepada Kaylin.

"Iya, tadinya rencana berduaan sama seseorang, eh dia katanya ada urusan." ucap Kaylin menyindir Zahran.

"Wah sayang sekali cewek secantik kamu ditinggal pergi, coba aja aku yang di posisi kamu, nggak mau percaya lagi aku sama lelaki kayak gitu." ucap Reni membuat Zahran menggaruk kepalanya.

"Iya nggak gitu juga, mungkin dia memang urgent." jawab Zahran.

"Tetap aja tidak bisa di biarkan, jika udah janji mau nonton, maka jangan sesuka hati meninggalkan kami para perempuan, lagian sepenting apa urusannya? orang tuanya masuk rumah sakit? kerjaannya urgent?" tanya Reni.

"Iya juga, dia pergi bukan karena kerjanya yang urgen, tapi tiba - tiba menemui calon pacarnya." ucap Kaylin menyengir.

"Nah itu juga penting, itu malah menyangkut masa depannya."

"Apalagi alasan kayak gitu, nggak bisa di terima, jika aku yang jadi wanita itu juga ogah pergi sama dia, udah janjian sama orang lain eh malah pergi."

"Kan kita nggak tau teman Kaylin ini lelaki atau perempuan ren." ucap Zahran.

"Lelaki apa perempuan Kay?"

"Ah nggak penting kak, kakak ke sini bareng siapa? boleh aku nebeng, soalnya tadi aku bareng teman nebeng, ini lupa ngabarin sopir." ucap Kaylin sengaja karena dia tahu bahwa Reni akan pulang bersama dengan Zahran.

"Aku naik taksi aja." jawab Reni.

"Bareng aku aja." ucap Zahran.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!