Firasat tajam Arini ternyata benar.

"Itu! itu mobil yang terbalik disawah! Mungkin ada yang selamat!" Teriak seorang anak muda sambil berlari ditengah hujan yang turun deras.

Kerumunan warga setempat tambah banyak dan beberapa orang mencoba mengatur lalu lintas, perlahan lahan jalan itu menjadi macet total.

"Man! koe telepon polisi aku telepon rumah sakit!" Ucap anak muda tadi rupanya ia punya punya pengaruh didaerah itu. Setiap arahannya pasti dilakukan oleh teman temannya.

Beberapa orang kampung langsung membawa senter dan turun kesawah.

"Ya Allah pecah kepalanya! Ya Allah!" teriak seorang bapak bapak yang sudah duluan berada disamping mobil.

Detik detik itu sebetulnya pak Darmadi masih berada disekitar kejadian. Napasnya naik turun secara perlahan. Aneh..ia tidak merasakan sakit atau apapun. Tubuhnya tambah lama tambah ringan. Ia masih sempat melihat beberapa lampu senter menyorot kearahnya. Dalam keadaan sekarat otaknya masih bekerja, mulutnya ia coba gerakan. Allah Akbar.. ucapnya sangat pelan.

Tiba tiba semuanya menjadi gelap, ia tidak merasakan apa apa lagi..tubuhnya serasa naik keatas mobil. Ia sempat melihat kerumunan orang mendatangi kendaraannya yang hancur. Tidak lama ia melihat sebuah lorong putih dan ia tersedot kearah lorong itu...

...○○○○○...

"Danur.." Ucap Arini, tiba tiba ia memegang pergelangan tangan Danur.

Danur menoleh kaget, kenapa tiba tiba Arini memegang tangannya?

"Ya ada apa Arini?" tanya Danur sambil mendekatkan tubuhnya dan menatap kewajah gadis manis itu.

"Aku..aku punya firasat tidak baik.."

"Hah? ada apa Arini?"

"Entah..secara tiba tiba aku mendengar suara bisikan ayah mengucapkan Allah Akbar..tapi hanya samar samar"

"Hmm..semoga tidak apa apa ya..coba kamu call"

Arini langsung mencoba menghubungi ayahnya, tapi hanya suara panggilan saja yang terdengar. Ia jadi kawatir dan resah.

Arini memandang kearah muka Danur, bibirnya bergetar dan matanya berkaca kaca.

Danur memperhatikan perubahan Arini, pelan pelan ia mengelus pipi Arini. Tanpa disangka Arini memegang tangan Danur dan mengecupnya. Sebuah gerakan refleks saja tanpa ia rencanakan.

"Aku mau call ayahku diJogja, siapa tau dia bisa menghubungi ayahmu..tenang Arini, doakan tidak ada apa apa..mungkin ponselnya kehabisan batere itu saja"

Danur langsung menghubungi ayahnya.

"Ayah..maaf ganggu..sudah tidur?"

"Eh Dan..ada apa ko tumben"

"Yah..aku sama Arini..barusan pak Darmadi katanya keSolo sama driver, tapi Arini coba hibungi ga ada jawaban..bisa bantu kontak dari sana?"

"Loh..ko ke Solo malam ini? disini hujan deres! waduh semoga ga apa apa..ya bentar aku kontak kerumahnya"

"Njjih suwun ayah..nanti call aku ya kalo ada kabar"

Danur mematikan hubungan ia menoleh kearah Arini ia kembali mengusap pipi dan rambut gadis itu.

Arini terdiam seribu bahasa..perasaannya menjadi peka..Ada apakah dengan ayah, kenapa tadi ia mendengar bisikan suara ayah ditelinganya?

...○○○○○...

Pak Rekso langsung mencoba mengontak rumah pak Darmadi, menurut pembantu rumah, pak Darmadi berangkat 1 jam yang lalu bersama Joko sebagai drivernya.

"Oh ya sudah..nanti kalau ada kabar saya di Bell ya" ucap pak Rekso.

"Injjih pak..nanti saya kabari"

Pak Rekso jadi bingung juga kenapa Darmadi berangkat keSolo malam ini? Padahal cuaca sedang tidak baik. Mana hujan turun deras sekali.

...○○○○○...

"Kamu mau pulang?" tanya Danur sedikit berbisik.

"Sebentar Dan..aku masih ingin disini. Sambil nunggu berita dari Jogja, Kamu ga apa apa kan?"

"Ga..aku mau bersama kamu jangan kawatirkan aku..aku pesen 1 juice buah mau?"

Arini menganggukan kepalanya. Danur langsung berdiri dan berjalan kearah kasir.

Tiba tiba ponselnya berdering, ia lihat nomor ayahnya disebrang sana.

"Dan! apa Arini disampingmu?"

"Ayah ada apa? ga aku lagi dikasir..Arini lagi ga sama aku"

"Dan..barusan ada berita disaluran Televisi Jogja! Ada tabrakan besar didekat daerah pabrik Semen Indonesia, deket Klaten! Ya Allah!"

"Astagfirullah! Apa ada kabar kendaraan apa?"

"Justru itu! tadi divideo terlihat mobil Avanza milik pak Darmadi! Tapi ga disebutkan keadaan yang celaka!"

"Ayah..coba cari tau dimana posisi korban kecelakaan..kalau tau dimana aku dan Arini terbang malam ini juga!"

"Oke! sebentar aku call lagi! Ngomongnya pelan pelan ya ke Arini..kasian anak itu"

"Njjih..ya Allah!"

Setelah menerima segelas air juice..Danur jalan dengan langkah lemas kearah Arini..ternyata perasaan Arini tajam sekali, ia bisa merasakan sesuatu yang tidak baik sedang terjadi.

"Arini..yuk minum juice ini dulu" ucap Danur sambil menyodorkan juice yang dingin dan segar itu.

Danur memandang Arini dan ia mendekatkan tubuhnya, satu tangannya memeluk tubuh Arini.

Arini jadi bingung kenapa Danur memeluknya.

Arini meletakkan gelas juice diatas meja dan memandang ke Danur.

"Ada apa Danur?" tanya Arini curiga.

"Aku ditelepon ayahku barusan.." ucap Danur sambil memegang tangan Arini.

Arini menepis tangan Danur, gadis itu menatap tajam.

"Apa kata ayahmu?! katakan!"

"Ayah bilang ada kecelakaan besar deket Klaten, tapi dia ga jelas mobil apa.."

"Oh no!!" teriak Arini sambil menutup mulutnya kaget.

"Tenang Arini..aku masih menunggu berita ayah dulu..semoga bukan ayahmu ya"

"Aku sudah tau ko Dan! Tadi aku denger bisikan suara ayah ditelingaku..jelas banget itu suara ayah..ia bilang Allah Akbar.." Bibir Arini bergetar keras, matanya sekarang basah total.

Danur mengambil tissue dan mengusap kedua mata Arini.

"Jangan nangis ya..sabar kita tunggu berita ayah..kalau ada apa apa kita berangkat malam ini keJogja"

Baru saja Danur mengucap demikian, ponselnya berdering. Keduanya kaget.

"Halo Danur! kamu dan Arini berangkat saja malam ini keJogja, dari bandara langsung ke rumah sakit..bapak yang jemput kalian, kasih tau saja pesawat apa"

"Ya Allah..oke ayah, aku pesan sekarang tiket pesawatnya"

Arini terus menatap kearah wajah Danur. Satu tangannya meraih tangan Danur seraya bertanya.

"Ada apa Danur? Apa yang terjadi?!"

"Aku juga tidak tau tapi aku akan pesan tiket kita naik pesawat terahir..Yuk kita langsung menuju bandara saja. Aku sekarang pesan grab dan sekalian pesan tiket pesawat"

Danur kemudian sibuk mengontak temannya yang kerja disebuah perusahaan tour and travel.

Arini hanya terdiam seribu bahasa..ia tidak tau apa yang harus ia lakukan. Pikirannya kacau, perasaannya gundah.

...○○○○○...

Pada saat yang sama pak Rekso mengontak pak Murjono Ali. Ia menceritakan perihal yang terjadi di daerah Klaten.

"Ya Allah..sekarang Danur dimana?"

"Dia katanya sedang bersama Arini dan saat ini dia sedang memesan tiket pesawat mungkin sebentar lagi akan kontak njenengan"

"Oke jadi gini..besok kebetulan aku ada meeting setelah meeting kita akan keJogja juga"

"Njjih..kasian Arini kalo memang ayahnya wafat berarti dia akan menjadi seorang yatim piatu..duh gusti!"

...■■■■■...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!