Jian Chen sama sekali tidak menyerah tentang takdir yang menentukan nasibnya untuk menjadi seseorang yang besar dikemudian hari. Walaupun Senjata Kelahiran miliknya dianggap ampas oleh Ku Zuo, ia sama sekali tidak percaya akan hal itu.
Ketika keluar dari Kuil Kebangkitan, Jian Chen pun pergi ke arah luar kota Shanghai karena tidak ada gunanya lagi untuk tetap berada di kota tersebut. Ia tidak ingin menjadi bahan olok-olokan banyak orang, juga, jika ia tetap berada di kota itu, tidak akan ada hal yang membuat dirinya kuat.
Namun, satu hal yang terpikirkan oleh Jian Chen sepanjang waktu. Wujud Kelahiran ataupun Senjata Kelahiran tercipta melalui evolusi yang terjadi pada manusia. Yang artinya, pasti ada kesempatan untuk meningkatkan evolusi ke tahap selanjutnya. Itulah yang membuat Jian Chen tidak akan menyerah sama sekali.
Juga, karena Senjata Kelahiran miliknya yang dianggap ampas oleh Ku Zuo, dia tidak lagi menceritakan lebih jauh dunia kultivator karena merasa itu tidak penting.
Setiap kali seorang anak mengikuti upacara kebangkitan, sudah pasti mereka memasuki dunia kultivator tahap awal. Jian Chen mengerti akan hal itu karena sering membaca buku dan cerita-cerita ketika ia berada di Bumi tahun 2022. Jalan kultivasi memiliki tingkatannya sendiri dan itu adalah informasi yang dibutuhkan oleh Jian Chen.
Juga, Jian Chen berspekulasi bahwa ada tahapan level setiap kebangkitan yang tidak dikatakan oleh Ku Zuo.
Setelah upacara kebangkitan sebelumnya, Jian Chen juga sudah dapat melihat sesuatu yang samar di udara seperti embun tembus pandang. Ia langsung tau bahwa itu adalah qi yang masuk ke dalam tubuhnya sebelumnya untuk membangkitkan Senjata Kelahiran yang tersimpan di tubuhnya.
Saat ini, Jian Chen hanya berpikir untuk pergi mencari solusi yang tepat untuk Senjata Kelahiran miliknya. Ia juga harus menyembunyikannya karena tau bahwa Senjata Kelahiran akan terpisah dari tubuh ketika dibangkitkan. Pemilik dan Senjata Kelahiran akan memiliki koneksi tertentu. Senjata Kelahiran itu adalah bagian tubuh seseorang yang membangkitkannya.
Dari perkataan Ku Zuo, hanya 1 dari 1.000 anak yang membangkitkan Senjata Kelahiran yang artinya itu sangatlah istimewa walaupun setiap dari Senjata Kelahiran memiliki levelnya sendiri.
Sewaktu diperjalanan keluar dari kota Shanghai, Jian Chen merasakan ada yang mengikutinya. Ia paham bahwa mereka adalah kelompok Zugong walaupun ia tidak melihatnya.
Karena tau bahwa ia diikuti, Jian Chen pun langsung berlari karena sudah dekat dengan gerbang kota Shanghai.
Jian Chen berlari sekuat tenaga karena tau bahwa bukan saatnya untuk berurusan dengan semua anak-anak itu saat ini. Ia bisa saja tewas karena sebelumnya kelompok Zugong tidak berpikir dua kali saat memukulinya hingga hampir tewas di bukit yang tidak jauh dari kota Shanghai.
Setelah berlari selama lebih dari 5 menit dan keluar dari kota Shanghai, Jian Chen yang memiliki tubuh sangat lemah pun langsung kelelahan.
“Sial! Tubuh ini sangat rapuh!” Teriak Jian Chen dalam hati. Ia masih merasakan bahwa sekitar empat anak tidak berhenti untuk mengejarnya.
Tetapi, satu hal yang tidak diketahui oleh Jian Chen saat ini. Ia sama sekali tidak menyadari bahwa ia bisa melacak beberapa anak yang mengikutinya. Ini adalah sesuatu yang tidak bisa dilakukan oleh seorang anak seperti Jian Chen seharusnya.
“Huft.. Huft.. Huft..” Jian Chen yang terengah-engah pun tidak sanggup lagi berlari dan berhenti di sekitar hutan yang ia masuki. Ia perlahan duduk menyandar disebuah batang pohon. Matanya berkunang-kunang karena rasa lelah yang sangat luar biasa.
“Akhirnya kau berhenti berlari juga?”
Suara seseorang terdengar di telinga Jian Chen yang membuatnya membatu di tempat. Tatapannya melihat ke arah samping dan menemukan Zugong bersama dengan ketiga temannya memasang wajah kejam.
“Zugong!” Jian Chen menggertakkan giginya saat melihat anak yang sudah dekat dengannya. Ia pun perlahan berdiri dan terus memikirkan bagaimana cara untuk lolos dari kejaran keempatnya.
“Apa kau ingat terakhir kali bahwa kau membuatku malu di depan umum? Kini sudah saatnya kau membayar apa yang kau lakukan!” Zugong dengan ekspresi kejamnya pun mengeluarkan sebuah pisau pendek dari dalam pakaiannya.
Jian Chen hanya bisa menatap keempatnya dengan tatapan dingin. Ia pun tidak punya pilihan lain selain mengeluarkan pedang karatan miliknya.
Ketika Jian Chen menarik pedang itu, keempatnya sedikit terkejut lalu tertawa terbahak-bahak saat melihat pedang karatan di tangan Jian Chen.
“Apa kau ingin melawan menggunakan besi karatan itu? Sungguh lelucon yang lucu! Kali ini kau tidak akan selamat seperti terakhir kali! Ayo kita bereskan anak ini!” Teriak Zugong dan langsung bergerak ke arah Jian Chen bersama dengan ketiga temannya.
Saat keempatnya mendekat, Jian Chen hanya menggertakkan giginya dan mengambil waktu yang tepat untuk mengayunkan pedang karatan di tangannya.
Ketika salah satu teman Zugong mendekat, Jian Chen langsung mengayunkan pedang karatan di tangannya sekuat tenaga.
Tap!
Namun sayangnya pedang itu ditangkap dengan mudah oleh teman Zugong yang membuat Jian Chen membatu.
“Apakah ini yang disebut sebagai ayunan pedang?” Teman Zugong tersenyum jahat lalu mengayunkan tangan kirinya ke arah wajah Jian Chen.
“Sial!” Hanya itu yang bisa Jian Chen teriakkan di dalam hatinya saat sebuah pukulan mendekat ke wajahnya.
Buak!
Wajah Jian Chen terkena pukulan telak yang membuat pandangannya sedikit kabur. Sekarang ia sadar bahwa anak dihadapannya bukan salah satu anak yang mengikuti upacara kebangkitan dan sudah pasti dia berumur lebih dari 12 tahun yang artinya, tingkatan kekuatan anak itu pasti sudah lebih tinggi dari pada semua anak yang baru saja mengikuti upacara kebangkitan.
Dua anak lainnya pun memberikan pukulan ke Jian Chen sekuat tenaga. Mereka sama sekali tidak memberi ampun sedikitpun karena perintah dari Zugong. Tentu ketiganya menurut karena Zugong telah membayar mereka.
Jian Chen hanya bisa melindungi wajahnya ketika dipukuli terus-menerus. Ia saat ini sudah terjatuh di atas permukaan tanah dan di sekitarnya, tiga anak memukulinya dengan antusias sementara Zugong hanya menonton dengan senyum jahat diwajahnya.
“Berhenti!” Perintah Zugong.
Ketiga anak itu pun berhenti dan menatap Jian Chen yang berbaring di permukaan tanah dengan memar di seluruh tubuhnya.
Bahkan banyak darah yang terlihat keluar dari hidung Jian Chen saat karena tubuhnya sangat lemah dan tidak mungkin mampu bertahan melawan tiga anak yang lebih tua darinya.
“Jian Chen.. oh, Jian Chen.. semula kau terlihat sangat berbeda ketika bertemu kembali. Biasanya kau tidak akan pernah berani berbicara hanya ketika aku menatapmu! Kau tau apa ini?” Zugong memainkan pisau kecil di tangannya dengan senyum kejam.
Jian Chen yang memiliki pandangan kabur pun hanya diam. Ia merasa bahwa riwayatnya akan tamat saat ini.
Karena Jian Chen tetap diam, Zugong pun merasa bosan dan berdiri diatas Jian Chen.
“Waktunya bagimu mati!” Teriak Zugong dan langsung menusuk pisau kecil ke arah perut Jian Chen.
Jleb!
Deg! Deg! Deg!
Jantung Jian Chen berdetak sangat cepat saat merasakan sakit luar biasa di perutnya. Darah terlihat mengalir keluar dari perutnya saat ini.
“Apakah aku akan mati?” Batin Jian Chen dan pandangannya mulai kabur karena darah terlalu banyak keluar dari tubuhnya yang sangat lemah.
“Dasar pecundang! Inilah akibatnya jika kau mencoba membuatku marah!” Ucap Zugong dengan nada kejam.
Jian Chen sangat marah mendengarnya saat ini. Ia sama sekali tidak terima dipermainkan oleh Zugong sedari dulu. Jika saja ingatannya kembali lebih cepat, ia tidak akan membiarkan kejadian seperti ini terjadi.
Zugong menarik pisau pendek yang bersarang di perut Jian Chen.
“Kau.. akan... membayarnya!” Ucap Jian Chen lemah.
Mendengar kata-kata Jian Chen yang menurut Zugong adalah kata-kata terkahir Jian Chen, ia pun tertawa keras bersama dengan teman-temannya.
“Aku tidak akan mati! Aku tidak akan mati!” Teriak Jian Chen dalam hati. Tekadnya untuk bertahan hidup membuat kesadarannya yang hampir hilang kembali perlahan-lahan.
Dan sesuatu di dalam tubuh Jian Chen kembali berdetak. Semakin lama, benda tersebut berdetak semakin cepat.
Qi dalam jumlah yang besar di sekitar tempat itu pun bergerak menuju Jian Chen tanpa disadari oleh keempat anak yang masih tertawa lepas sambil menatap Jian Chen.
Merasakan sesuatu mengalir dengan deras di dalam tubuhnya, Jian Chen langsung mengerti bahwa sesuatu yang berdetak di dalam tubuhnya itu adalah benda yang diberikan oleh pria tua sebelumnya kepadanya, Kristal Ungu Abadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Irianto Rakim
Bangkitlah Jian Chen jangan sampai menyerah berjuanglah terus untuk menjadi orang yang terkuat
2023-03-02
3
Hades Riyadi
Menarik 💪👍👍
2023-02-05
2
malest
bagus 👍👍
2023-01-29
2