Tuan Muda Posesif Dan Pengasuh Cantiknya
Ini adalah kisah Carmila Adera, seorang gadis miskin yang baru saja lulus SMA, namun dirinya sudah harus menjadi salah satu penopang untuk adik-adiknya.
Carmila, selama ini bekerja di salah satu Toko Swalayan sebagai penjaga kasir, hasil gaji dari pekerjaannya itu tidaklah banyak, namun apalagi yang bisa gadis itu lakukan karena dia hanyalah seorang lulusan SMA, apalagi Carmila tidak begitu pintar.
Namun, suatu hari Carmila tiba-tiba di pecat oleh Pemilik Toko, karena saat ini Toko sedang mengalami krisis, dan harus melakukan pemecatan kepada beberapa pegawai dan sangat sial untuk Carmila di pecat.
Saat itu, adalah hari ulang tahun salah satu adiknya, padahal dirinya rencananya ingin membelikan hadiah untuk adiknya itu, namun dengan kabar ini, membuat Carmila binggung, harus membeli bagaimana hadiah untuk adiknya itu karena saat ini stok uang yang ada di tangannya hanya cukup untuk makan.
Dengan binggung, Carmila berjalan-jalan di taman.
Sampai tiba-tiba, dia melihat beberapa keributan kecil.
Itu adalah beberapa anak-anak sedang bermain, namun Carmila melihat ada beberapa anak yang lebih besar mencoba menjahili anak yang lebih kecil.
Awalnya, Carmila masa sangat kasihan kepada anak yang lebih kecil dan berniat datang untuk melerai.
Namun yang mengejutkan, anak yang lebih kecil itu, malah memukul anak-anak yang lebih besar itu dengan mainan yang dimilikinya.
"Siapa kalian! Berani sekali pada Tuan Muda ini!! Benar-benar sampah!!"
"Hey!! Kamu duluan yang mulai!! Kamu mengambil mainan adikku!!"
"Apa? Aku yang menengangkan mainan ini karena menang bertaruh dengan adikmu!!"
"Kamu.... Kamu berani sekali!!"
Carmila melihat jika pertengkaran anak-anak itu terlalu sengit, anak yang lebih kecil terlihat kalah jumlah namun ternyata anak yang lebih kecil itu bersikap sangat barbar dalam berkelahi, dan akhirnya membuat anak-anak lainnya menagis.
Carmila, tidak tahu harus berekspresi seperti apa ketika melihat pemandangan itu.
Sampai tiba-tiba, anak-anak yang mengais itu memanggil Ibu mereka untuk memarahi anak kecil itu.
"Huh? Siapa orang tuamu!! Apakah kamu tak pernah diajari tata krama oleh Ibumu?"
Anak kecil itu diam, lalu pandangan anak kecil itu bertemu dengan Carmila.
Carmila balas menatap anak kecil itu.
Namun tiba-tiba, yang Carmila lihat adalah anak kecil itu berlari kearahnya, yang kebetulan tidak begitu jauh dari sana.
Hal ini jelas membuat Carmila binggung.
Anak kecil itu tiba-tiba menangis dan berkata,
"Mama... Mama... Mereka mejahiliku! Lihat, tanganku lecet...."
Carmila menatap kaget pada bocah kecil yang tiba-tiba memeluknya itu, hanya memikirkan omong kosong apa yang bocah itu katakan?
Siapa yang Mamamu?
Dan lagi, jelas kamu yang memukuli mereka tanpa ampun?
Lecet tangan?
Itu karena kamu menggunakan tangan itu untuk memukuli mereka!!
Ibu-ibu disana, segera mendatangi Carmila.
"Jadi kamu Ibunya? Apakah kamu tidak mengajari Putramu sopan santun?"
"Aku...."
Carmila hendak menjawab, namun segera bocah kecil itu menarik tangan Carmila, dan berbisik sesuatu pada Carmila.
"Bilang padanya, Kamu Ibuku, dan bereskan semuanya, nanti Kakak akan Aku beri uang,"
Carmila tidak tahu, omong kosong apa yang anak kecil ini katakan?
Namun jika ini menyangkut uang kenapa tidak?
Dan jika di lihat lagi, Bocah kecil ini seperti anak dari orang kaya?
"Maaf, Ibu-ibu sekalian, Aku melihat dari tadi bukankah anak-anak yang lebih besar ini yang mengganggu Putraku?"
Salah satu Ibu itu mulai marah,
"Jelas Putramu duluan yang mengaggu!! Dan kamu! Kamu masih begitu muda sudah memiliki Anak sebesar ini? Tidak heran kamu tidak bisa mengajari anakmu tentang tata krama, karena kamu sendiri tidak tahu moral!!"
Ya, Carmila mulai menyadari soal penampilannya sendiri yang memang terlihat seperti gadis muda, ya toh dirinya memang baru lulus SMA, semua orang akan menjadi sangat terkejut jika gadis seusianya memiliki anak sebesar ini.
Apakan ini Bocah berumur 6 tahunan?
Carmila mencoba untuk memasang ekspresi wajah tenang.
"Lihat, Putraku ini hanya seorang anak yang bahkan lebih kecil dari anak kalian, kalian menuduh anak ini?" Kata Carmila sambil terakting sebaik mungkin, dan itu di tambah dramatis dengan anak kecil dipeluknya itu menagis.
"Hiksss... Mama meraka jahat padaku, hiks...."
Carmila menatap anak kecil yang memeluknya itu, dan dengan heran berpikir bertapa hebat akting anak kecil ini.
Cocok untuk dijadikan seorang aktor cilik.
"Lihat? Putraku menagis? Lihat jika anak kalian yang membuat dia menagis!!"
Carmila mengatakan itu dengan keras, membuat orang-orang di sekitar taman berkumpul di sekitar mereka mencoba mencari tahu apa yang terjadi.
Tatapan Carmila bertemu dengan tatapan bocah kecil itu, seolah memberikan kode, dan anak yang lebih kecil itu menagis begitu keras.
"Lihat, anak-anak yang lebih besar itu menjahili Putraku yang masih begitu kecil ini, dan sekarang Ibu mereka malah menuduh Putraku, apakah kalian tidak lihat tubuh kecil ini?" Kata Carmila sambil menggendong anak kecil itu, menunjukan tubuhnya yang kecil dan mungil.
Beberapa orang itu jelas menjadi ribut ribut dan malah menyalahkan segerombolan ibu-ibu dan anak mereka itu yang saat ini tidak bisa berputik, mereka akhirnya memutuskan untuk pergi karena merasa malu.
Dan begitulah, kehebohan itu segera berakhir.
"Kak, turunkan, Aku!!!"
Carmila melihat anak dalam gendongannya itu memberontak, lalu segera mencubit pipinya.
"Astaga, ini masih kecil tapi aktingnya hebat,"
"Hpmh, itu bukan apa-apa. Itulah salahnya mereka berani mengusik ku!! Dan jangan coba sentuh pipiku!!"
"Tapi kamu sangat lucu,"
Carmila benar-benar gemas pada anak dalam gendongannya itu, bahkan setelah menurunkan anak itu, Carmila masih mencubit pipi chubby itu.
Ya, anak kecil itu terlihat sangat bersih dan lucu, itu menggemaskan apalagi pipinya itu.
"Hpmh, sudahlah. Pokoknya Kakak juga hebat dalam berakting,"
"Tentu saja, namun kenapa tiba-tiba kamu mendatangiku? Bukan orang lain?"
Anak kecil itu segera menjawab dengan penuh percaya diri,
"Karena Kakak terlihat bodoh,"
Carmila sekali mencubit pipi kecil itu karena kesal, wajah anak itu sangat menggemaskan namun kata-kata yang keluar dan kelakuannya benar-benar bertolak belakang.
"Kamu ini ya, benar-benar anak aneh,"
"Siapa yang Kakak panggil aneh?"
"Terserah, lalu mana bayaran yang ingin kamu berikan padaku itu?"
Ya, Carmila melakukan ini karena anak di depannya itu menjanjikan dirinya uang, dirinya sendiri memang saat ini tidak memiliki uang untuk membelikan hadiah adiknya, dapat rejeki nomplok semacam ini tentu saja tidak bisa dilewatkan.
Anak itu segera, mengeluarkan beberapa hal dari saku bajunya dan memberikan lembaran-lembaran itu pada Carmila.
Itu adalah lembaran uang mainan, jumlahnya memang banyak.
Carmila tidak bisa berkata-kata ketika menerima setumpuk uang itu ditangannya.
"Kamu....."
Carmila bisa melihat senyuman jahil di wajah kecil itu.
"Memang Kakak percaya anak kecil sepertiku memegang uang? Aku tahu itu, Kakak pasti tertipu, karena Kakak bodoh," kata bocah itu sambil mengulurkan lidahnya.
Sumpah, Carmila begitu dongkol dengan itu, ini salahnya juga kenapa bisa percaya begitu saja.
Anak kecil itu lalu segera lari, dan Carmila yang kesal mengejar anak itu.
"Hey, kamu!! Jika kamu tertangkap aku jelas akan men cubit pipi tembem mu itu!!"
Anak itu bersenang-senang menggoda wanita yang lebih dewasa itu.
Sampai tidak lama, mereka sampai ke ujung taman, dan tiba-tiba ada seorang Pria Dewasa yang memiliki wajah yang cukup tampan, dengan stelan pakaian rapi datang menghampiri anak itu.
Carmila sepintas terkesima dengan ketampanan pria yang dilihatnya itu
Astaga...
Wajah itu...
Benar-benar sangat tampan!!!
Apakah ini sosok malaikat?
Sosok terlalu rupawan yang memikat hati.
"Papa!!"
Sosok anak kecil itu segera memeluk Pria itu, hampir membuat hati Carmila hancur berkeping-keping.
Memang, laki-laki Tampan semacam itu, mana mungkin belum berkeluarga?
Tatapan Carmila segera bertamu dengan Pria itu.
"Ah, Nona muda, Apakah Putraku membuat masalah denganmu?"
Carmila berkata dengan senyumannya, mencoba berikan kesan yang baik di hadapan pria itu.
"Tentu saja tidak, aku hanya kebetulan mengajaknya bermain dia sepertinya kesepian bermain main sendiri di taman,"
"Hah, pasti repot untuk bermain dengan anak ini. Dia memang sudah lama kehilangan sosok Ibu Kandungnya, jadi dia jadi suka menjahili orang,"
Mendengar itu, Carmila menjadi cukup syok.
Ya, anak sekecil itu?
Ternyata sudah tidak memiliki Ibunya, pantas saja dia menjadi begitu marah ketika beberapa rombongan Ibu-ibu itu bilang jika dia tidak di didik dengan baik oleh Ibunya, itu karena dia sudah tidak memiliki sosok seorang Ibu.
"Apa yang Ayah katakan? Aku tidak butuh, Ibu!! Hpmh, sebaiknya kita segera pergi dari sini,"
Merasa tidak ada urusan juga disana, Pria itu hanya mengucapkan terimakasih dan segera pergi dari sana.
Ketika mereka berdua pergi, Carmila baru ingat soal hadiah yang diberikan oleh bocah tadi.
Hah...
Carmila menatap kearah tangannya, yang saat ini penuh dengan segepok uang kertas mainan.
Menatap kearah uang kertas mainan itu, Carmila melihat ada sebuah kertas yang sepertinya sebuah cek mainan?
Ada tulisan rapi kecil disana, bertuliskan nama Glen Raymond, dan tanda tangan kecil.
Di balik cek kosong itu, tertulis,
'Jika Aku sudah besar, Cek ini akan ada nilainya, Kamu akan memohon untuk mendapatkan tanda tanganku seperti ini, sangat beruntung Aku memberikanmu secara gratis,'
Kata-kata itu tertulis dengan cukup rapi, namun masih terlihat ada beberapa goresan kecil seperti tulisan anak-anak.
Tulisan yang memang menggambarkan anak kecil yang dilihatnya tadi.
Cermila tiba-tiba tertawa melihat itu, memikirkan Tuan Muda kecil itu terlihat sangat sombong walaupun usianya masih segitu, tapi itu memang terlihat mengejutkan.
Itu adalah pertemuan sederhana yang mungkin akan merubah takdir Carmila.
Ya, siapa yang akan mengira, sekitar dua Minggu dari hari itu, ketika Carmila sedang melamar pekerjaan, yang kebetulan itu adalah pekerjaan sebagai seorang pengasuh, dirinya bertemu lagi dengan bocah kecil itu.
Awalnya, itu adalah pekerjaan yang cukup menjanjikan karena gaji yang didapatkan sangat besar untuk pekerjaan sebagai seorang pengasuh.
Saat memasuki Rumah Besar untuk wawancara dengan Pengurus Rumah, Carmila awalnya tidak terlalu percaya diri karena pasalnya begitu banyak orang yang sepertinya sudah berpengalaman ditolak disana.
Setelah semasuki sesi wawancara, dirinya tanya tanya hal-hal sederhana dan soal identitasnya.
Carmila memiliki adik adik kecil yang biasa dirinya harus jaga, jadi dirinya pasti bisa melakukan pekerjaan semacam ini ini cukup mirip seperti ketika mengasuh adik-adiknya.
"Baik, kamu bisa lolos ke sesi berikutnya. Yang akan menentukan apakah kamu lolos atau tidak adalah Tuan Muda kami, kami benar-benar tidak bisa berbuat apa-apa soal hasil akhirnya,"
Carmila tidak tahu kenapa pelayan tua itu yang saat ini menunjukkan ekspresi lelah.
Carmila melihat, sepertinya memang sudah terlalu banyak orang yang melamar dan ditolak, itu pasti merupakan pekerjaan tambahan yang berat untuk para pelayan ini, untuk mulai mencari orang-orang lagi yang di wawancarai.
Apakah kriteria Tuan Muda itu terlalu banyak?
Ah, Tuan Muda yang mereka bicarakan, apakah Ayah dari Anak yang akan di asuhnya nanti?
Ketika memikirkan itu, Carmila menjadi tegang.
Saat ini, Carmila sedang dipandu menuju ruangan ke tempat 'Tuan Muda' yang mereka bicarakan.
Dan hal yang membuat Carmila terkejut adalah, Tuan Muda yang mereka bicarakan sebenarnya memiliki wajah yang cukup familiar.
Tatapan bocah itu segera bertemu dengan tatapan Carmila.
"Kakak Bodoh itu!"
"Bocah aneh itu!"
Tanpa sadar keduanya mengatakan hal itu, namun segera menutup mulut mereka.
Para pelayan yang ada di sekitar situ hanya menatap mereka berdua heran.
Salah satu Pelayan segera berkata pada Tuan Muda itu,
"Tuan Muda Glen, ini adalah Calon Pengasuh berikutnya, bagaimana menurut anda soal itu?"
Bocah kecil itu segera turun dari tempat duduknya, dan berjalan mengelilingi Carmila, seolah sedang mengamati penampilan gadis itu.
Carmila memilih untuk diam karena dirinya tidak tahu harus bersikap seperti apa, bagaimanapun juga pekerjaan ini sangat penting, dan juga gajinya besar.
Namun jelas, Carmila bisa melihat senyuman kecil licik dari wajah kecil itu.
Ya, hal ini membuat Carmila sedikit memiliki firasat buruk.
"Hpmh, yang ini boleh juga. Penampilannya lumayan enak di pandang dari pada Tante-tante dan Ibu-ibu Tua sebelumnya. Kurasa tidak buruk jika menyuruh orang ini menjadi pengasuh ku," kata Tuan Muda kecil itu terdengar santai.
Dan hal itu, jelas membuat Para Pelayan merasa lega, karena akhirnya tugas mereka selesai untuk menemukan Tuan Muda mereka pengasuh baru.
Carmila juga terkejut dengan hal itu, apalagi setelah itu, tanpa banyak pernyataannya, Carmila di pandu dan di persilahkan untuk langsung masa percobaan besok.
"Selamat Nona Carmila, anda bisa mulai masa percobaan besok pagi. Saya harap anda betah untuk menjadi Pengasuh Tuan Muda,"
Awalnya, Carmila tidak mengerti dengan maksud kata-kata dari pelayan itu, namun begitu dirinya bekerja, dirinya paham.
Tuan Muda kecil itu sangat susah untuk ditangani, sangat nakal, namun sebenarnya dia adalah Tuan Muda Jenius, yang bahkan sudah bisa membaca di usia dua tahun.
Semua orang selalu memiliki kelemahan, dibalik otak pintarnya itu, entah mengagap orang dewasa sebagai omong kosong atau sesuatu, anak itu selalu jahil dan membuat masalah, mebuat semua pengasuhnya pergi dari sana tidak lama setelah dipekerjakan.
Tidak ada orang yang betah untuk mengasuh Tuan Muda jenius yang nakal ini.
Awalnya, Carmila tidak yakin akan bisa bekerja dengan baik atau tidak.
Namun begitulah, Takdir berkata.
Itu sudah tiga belas tahun berlalu sejak Carmila bekerja di Rumah itu sebagai Pengasuh, telah melewati berbagai macam ujian untuk mengatasi Tuan Muda kecil yang bermasalah itu.
Dan saat ini, Tuan Muda kecil bermasalah itu sudah tumbuh menjadi dewasa.
Sebenarnya, ini membuat Carmila bertanya-tanya, kenapa dirinya masih di pekerja kan di sini?
Saat ini mereka sedang duduk di taman, Carmila berdiri di samping Tuan Mudanya itu.
"Tuan Muda Glen, sebentar lagi adalah Ulang Tahun anda yang ke-20,"
"Itu benar. Ada apa dengan itu?"
"Ini mungkin sedikit terlambat ketika Saya mengatakan ini,"
Ekpersi penasaran terlihat di wajah Tuan Muda itu, dan bertanya lagi,
"Apa yang ingin kamu katakan?"
"Bukankah, sepertinya Tuan Muda sebenanya tidak membutuhkan seorang pengasuh?"
Ekpersi Glen segera menjadi jelek ketika Carmila mengatakan itu.
"Apa yang sebenarnya ingin kamu katakan?"
"Apakah Aku masih benar-benar dibutuhkan disini?"
"Tentu saja iya. Kamu harus tetap di sini, disisiku. Dimasa sekarang atau masa depan,"
Sebenarnya, ketika Carmila memikirkannya, memang ada pekerjaan lain yang bisa dirinya lakukan?
Hah, karena sudah 13 tahun menekuni posisi semacam ini, dirinya terlalu terbiasa.
Pengasuh yang awalnya mengurusi Tuan Muda yang masih kecil, sampai berubah mengurusi keperluan Tuan Mudanya ini sampai besar.
"Hah, sepertinya memang tidak ada pilihan,"
"Kenapa kamu terlihat terpaksa?"
"Tidak, tidak. Aku masih akan tetap di sini,"
"Itu bagus. Dimasa depan, Asuh anak-anakku,"
Hal-hal yang di dengar Carmila cukup mengejutkan.
Ya, Tuan Mudanya memang sudah cukup dewasa, hampir 20 tahun.
"Namun tidakkah itu terlalu awal untuk memikirkan mengasuh anak? Anda bahkan belum menikah. Apakah bahkan anda punya Kekasih?"
Itu adalah pertanyaan sederhana yang secara refleks Carmila katakan.
Pernyataan yang mungkin jawabannya akan cukup mengejutkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
trie
thor memang nya camila ini belum menyukai seseorang karna mungkin saat ini usia nya sudah dewasa
2022-11-16
2