"Lepaskan aku! dasar pria gila." teriaknya marah-marah memukul punggung Cornelius dengan sekuat tenaga.
"Lepaskan aku! Apa salahku kepadamu jika aku memang salah bicara kepadamu aku meminta maaf. Aku ingin kembali ke kehidupanku dan kembali kepada kedua orang tuaku." teriaknya sambil terus memukul-mukul punggung Cornelius.
Tetapi Cornelius tampak tidak kesakitan, wajah datar bisa menjelaskannya. Dia membawanya kembali ke kamar membanting tubuh Irene ke tempat tidur.
Brukkk....
Cornelius mendekatkan wajahnya yang garang, menatap Irene yang memalingkan wajahnya tidak mau melihat Cornelius. Karena tidak Sudi baginya, menatap pria yang sudah berbuat senonoh terhadapnya. Bahkan mengurungnya di tempat yang sama sekali tidak ia ketahui.
Cornelius mencengkram pipi Irene memalingkan wajah Irene melihat ke arahnya. Cornelius perlahan-lahan menurunkan wajahnya ingin memberikan kecupan di bibir manis Irene. Tapi Irene langsung bertindak meludahi wajah Cornelius.
Cuihhh....
"Dasar pria mesum dan gila!
Cornelius yang tidak terima akan hinaan yang dilakukan oleh Irene, langsung marah mencekik leher Irene, sampai Irene tampak kesulitan bernapas dengan tubuhnya memberontak. Berusaha melepaskan tangan Cornelius yang begitu kuat mencekiknya.
"Lepaskan! jerit Irene kesakitan dengan suara terputus-putus. Wajah Irene memerah dengan linangan air mata yang keluar dari ujung mata yang hampir tertutup.
Tiba-tiba Cornelius melepaskan tangannya,lalu bangun dari tempat tidur sambil mengusap wajahnya."Apa yang aku lakukan? aku hampir saja membunuh wanitaku."Cornelius yang terbawa emosi hampir saja melenyapkan nyawa Irene, Ia meninggalkan kamar Irene dengan mengunci kembali kamarnya, dengan rasa bersalah.
Irene terbaring di atas tempat tidur dengan linangan air mata membasahi pipinya. "Ya Tuhan Mengapa aku harus bertemu dengan pria seperti itu."ucapnya menutup matanya berharap ini hanya sebuah mimpi di siang bolong. Ia meratapi nasibnya yang tidak tahu bagaimana ujungnya, setelah Cornelius membawa dirinya pulang ke rumah yang sama sekali tidak ia ketahui dimana berada.
Sepanjang hari, Irene dikurung di dalam kamar itu membuat dirinya stress.Dikurung bagaikan hewan peliharaan tidak bisa keluar tanpa seizin Cornelius. Bahkan beberapa anak buahnya disana pun tidak berani untuk membantu Irene.
Irene tampak mondar-mandir di dalam kamar, sudah tidak terhitung berapa kali dia mondar-mandir untuk mengisi waktu yang terasa begitu lama."Oh Tuhan kapan aku bisa keluar dari tempat jahanam ini? Mengapa ini harus terjadi kepadaku? apa salahku Ya Tuhan, dan mengapa mereka memperlakukanku seperti ini? Aku sama sekali tidak mengenali mereka.
Aku tidak pernah memiliki musuh di manapun. Sekalipun itu di tempat pekerjaanku. Aku tidak pernah memiliki masalah selain kepada kekasihku yang tega menghianati cintaku. Tapi mengapa ini terjadi Tuhan? Irene bermonolog sendiri seolah-olah dirinya berbicara dengan sang khalik.
"Aku ingin keluar! Teriak Irene benar-benar mulai tidak berpikir jernih sehari dia dikurung di dalam kamar mulutnya tidak berhenti bermonolog sendiri. Seolah-olah dirinya tidak berpikir waras lagi.
Mulutnya tidak berhenti berbicara sendiri. Dia terus bertanya kapan dia bisa keluar dan kapan dia bisa pulang ke kamar kosnya, dan dapat memulai aktivitasnya seperti biasa.
karena Irene yang sudah capek mondar-mandir. Ia berbaring di lantai menempel pipinya merasakan dinginnya lantai yang menembus pori-pori kulitnya yang putih.
"Aku pasti sebentar lagi akan mati di sini."gumamnya sambil memegang perutnya yang sudah keroncongan.
Karena sejak kemarin malam, dia belum makan apa-apa, terakhir kali makan sebelum dirinya menghampiri sang kekasih ingin memberikan kejutan kepada Aris. Irene melihat ke arah tembok melihat jam dinding yang menunjukkan waktu pukul 14.00 siang. pantas saja perut Irene sudah berbunyi ternyata waktu lewat waktunya makan siang.
"Ya Tuhan, Aku lapar sekali cacing-cacing di perutku sudah berdemo meminta jatah apa tidak ada makanan di kamar ini? apa pria itu ingin membunuhku dengan perlahan-lahan."
gumam Eren karena cacing cacing di perut Irene sudah mengamuk meminta jatah. Tapi tidak ada makanan yang bisa dia makan di dalam kamar itu.
Tiba-tiba pintu kamar terbuka, Cornelius muncul dari balik pintu membawa paper bag berwarna hitam di tangan kirinya.
"Apa yang kau lakukan di sana?"tanya Cornelius mendekat.
Irene langsung terbangun
"Jangan mendekat, Kenapa kau datang kemari? Irene berteriak sambil ketakutan melihat Cornelius sambil nyali nya sudah mulai menciut. Irene berjalan mundur takut Cornelius akan menyakiti dirinya lagi.
Bukannya berhenti, Cornelis malah semakin mendekatinya. "Kenapa kau berbaring di lantai Apa kau sakit?" tanya Cornelius menunjukkan raut wajah khawatir sambil mengusap wajah Irene dengan lembut.
Irene terkejut, Cornelius bisa berubah seketika dari yang kasar begitu lembut. Irene memalingkan wajahnya dari Cornelius. Ia tidak ingin Cornelius mengetahui kalau dirinya saat ini sedang kelaparan.
Ia menatap mata Cornelius. Ia masih belum percaya dengan perubahan sikap Cornelius yang berubah begitu cepat. Perubahan sikap Cornelis itu membuatnya benar-benar terkejut.
"Mengapa dia bisa selembut itu kepadaku? baru saja tadi dia ingin membunuhku. Ia ingin mengakhiri hidupku, tetapi mengapa dia tiba-tiba berubah. Pasti ada sesuatu yang ia sembunyikan. Irene bermonolog sendiri menatap kedua mata Cornelius yang menunjukkan rasa khawatirnya.
Sorot mata Cornelius sangat berbeda saat Cornelius mencekik leher Irene. Kedua perbedaan itu terlihat jelas oleh Irene. Mata Cornelius seolah berbicara kepada Irene menyampaikan rasa khawatir Cornelius ke mata Irene.
"Aku tidak apa-apa,"ucap Irene menepis tangan Cornelius dari wajahnya.
Irene melangkah mundur satu langkah ke belakang. Dia masih takut Cornelis bisa berubah penyakit ini lagi nanti.
"Kenapa kau menculik dan mengurungku di tempat ini?"Irene menanyakan Apa alasan pria asing itu membawanya pergi dari kamar kosnya. Irene membaringkan tatapan sinis, mempertanyakan pertanyaan yang sama yang menjadi beban pikirannya sekarang. Ia bingung apa alasan lelaki itu membawanya ke tempat itu.
"Aku sama sekali tidak mengenalimu, jika aku bisa pastikan, aku tidak punya salah apapun kepadamu. Sehingga kau harus menculik Ku dan mengurungku di sini. Bahkan aku tidak mengetahui Siapa namamu.
"Mengapa kau menculik wanita yang sudah berbaik hati menolong mu?"tanya Irene dengan nada meninggi. Raut wajah Irene terlihat serius menatap Cornelius dengan tatapan tajam. Mempertanyakan Apa alasan pria asing itu membawanya dengan secara paksa.
Cornelius tidak menjawab satu pertanyaan pun dari Irene. dia melemparkan paper bag yang dia pegang ke tempat tidur."Itu baju untukmu, Setelah itu kita akan makan siang di bawah." ucap Cornelius sambil membalikkan tubuhnya.
"Aku tidak akan makan Sampai Kau menjawab." teriak Irene yang mampu membuat Cornelius kembali menatap Irene dengan tatapan tajam.
"Ganti bajumu sekarang! perintah Cornelius yang tak dapat dibantah oleh Irene.
"Aku bilang, apa kau tuli? Aku tidak akan menurutimu." teriak Irene marah.
Cornelius berbalik berjalan cepat meraih kedua bahu irene
"Ganti bajumu, Jangan membuatku marah."
"Aku tidak akan menurutimu sampai kau menjawab pertanyaanku."ucapnya tegas menurunkan kedua tangan Cornelius dari bahunya.
"Baiklah."hanya satu kalimat yang keluar dari mulut Cornelius. "Karena kau wanitaku, Aku menginginkanmu!"
kalimat itu sudah menjawab semua pertanyaan Iren.
"Dari jutaan wanita yang ada di dunia ini, kenapa harus aku? tanya Irene penuh selidik
"Karena takdir yang memilihmu, aku hanya mengikuti hati nuraniku."ucap Cornelius dengan tegas.
Bersambung....
hai semuanya emak Morata datang lagi membawa karya baru. yuk terus ikuti ceritanya. Jangan lupa like, coment, vote, dan hadiahnya "Trimakasih 🙏🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 173 Episodes
Comments
Erna Nuralifah
mulai seru nih Thor cerita'y...
2023-02-25
0
epifania rendo
janganlah lawan irene
2023-02-17
1
Semua mafia mah pasti Tegas 🥰🥰🥰
2022-12-11
2