Irene berdiri sambil menarik nafas panjang, menatap pria yang lalu Ia membawa pria itu pulang bersamanya.
"Ya Alloh masalah yang satu belum kelar kini datang masalah baru lagi. Cobaan apalagi ini ya Alloh." gumam Irene dalam hati.
Iran mantap Wajah pria itu dengan tatapan seksama."Aku tidak mau sampai dicari polisi dan dituduh sebagai pembunuh dan malah masuk penjara."Irene berdiri sendiri sambil berusaha membopong tubuh pria itu berjalan ke kamar kost yang selama ini ia tempati.
Terlihat Irene berdiri di depan pintu menopang pria itu sambil membuka pintu kamar kosnya. Irene membawa masuk pria itu dan membaringkannya di sofa.
"Ya Allah punggungku terasa sakit karena membopong tubuh pria brengsek ini. ucapnya sambil memijat-mijat punggungnya.
Irene yang menyadari kalau pria itu memiliki luka yang lumayan serius, menjadi semakin bingung apa yang ia lakukan terhadap pria itu.
"bodoh! betapa bodohnya diriku. Seharusnya aku membawanya ke rumah sakit bukan malah membawanya ke kamar kosku. Aku bukan Seorang perawat ataupun dokter. Irene bermonolog sendiri.
Tiba-tiba pria itu membuka kedua netranya menarik tangan Ireng begitu saja."Akhirnya kamu sadar,aku pikir kau sudah mati di sini." ucap Iren bernapas lega melihat pria itu masih hidup.
"Aku tidak perlu ke rumah sakit."sahutnya dengan raut wajah yang terlihat serius menatap Irene dengan Tatapan yang sulit diartikan.
"Hei, pria brengsek, kau terluka parah banyak darah yang keluar dari tubuhmu kau yakin tidak mau ke rumah sakit?"
Pria itu menatap Irene dengan tatapan tajam. Karena Irene mengatainya pria brengsek. Pria itu seolah tidak terima Iren mengatainya pria brengsek. "Hei kenapa kamu menatapku seperti itu? Apa kau tidak senang Aku mengataimu pria brengsek? kalau kau tidak pria brengsek, kamu tidak mungkin berbuat senonoh di gang itu, kepadaku." ucap Irene dengan nada meninggi.
Pria itu hanya menatap Irene dengan Tatapan yang sulit diartikan. "Kau tidak perlu membawaku ke rumah sakit sebentar lagi orangku akan datang ke sini menjemputku."ucap pria itu sambil memegang tangan yang berlumuran darah
"Orang mu? Maksud kamu apa? Maaf saya tidak paham. ucap Irene karena dirinya tidak mengerti Apa yang diucapkan pria itu. Tapi tiba-tiba ketukan pintu terdengar jelas di telinga Irene.
Membuat dirinya terhenyak."siapa malam-malam begini, bertamu?" gumamnya dalam hati dibarengi dengan kekhawatiran karena ia khawatir akan ada penjahat yang datang ke kamar kosnya berniat untuk menjahati dirinya.
Tok....
Tok....
Tok....
suara ketukan pintu itu terdengar jelas di telinga Irene. Irene bergegas pergi membuka pintu kamar kosnya melihat Siapa yang datang di tengah malam seperti ini.
"Siapa? teriak Irene dari dalam kamar kosnya sambil membuka pintu kamarnya.
Raut wajah Irene yang datar berubah terkejut melihat puluhan pria bertubuh kekar berdiri di depan pintu kamar kosnya. Salah satu pria tampan yang berdiri di depan Iran melepaskan kecamatannya, sambil menggerakkan jarinya menyuruh beberapa pria lainnya masuk ke dalam kamar kos Irene. membuat Irene merasa semakin ketakutan.
Para pria yang bertubuh kekar itu, masuk menabrak Irene yang mematung di depan pintu kamar kosnya. Irene Tidak percaya kamar kosnya sekarang dipenuhi dengan pria yang tidak ia kenal.Ia mengira para pria itu akan menyakiti dan merampok harta bendanya.
Para pria bertubuh kekar itu menghampiri pria yang ditolong oleh Irene sebelumnya. Membuat Irene mengerutkan keningnya.Ia bingung Siapa sosok lelaki yang ia tolong."Siapa sebenarnya pria itu?" gumam Irene di dalam hati sembari memperhatikan interaksi antara beberapa pria bertubuh kekar itu dengan pria yang ditolong oleh Irene yang sama sekali lelaki yang tidak ia kenal.
Setelah semua masuk ke dalam kamar kost milik Irene, Irene berbalik dengan raut wajah melongok melihat kamar kost yang berukuran sempit dipenuhi banyak orang."Ya Alloh kamarku sekarang dipenuhi dengan pria-pria yang tidak aku tahu dari mana mereka berasal."gumam Irene di dalam hati sembari khawatir dan gemetaran karena dirinya merasa ketakutan.
"Tuan Cornelius Maaf kami datang terlambat."ucap pria itu dengan nada suara yang takut bosnya akan marah besar kepada mereka.
"Tunggu sebentar, Bagaimana kalian semua bisa tahu orang ini bisa di kamar kosku? sedangkan aku membawanya dia jatuh pingsan. Kapan pria ini menghubungi kalian?" tanya Iren karena dirinya merasa bingung Mengapa tiba-tiba ada beberapa orang pria menghampiri pria yang ia tolong.
Semua orang berbalik menoleh ke arah Irene dengan tatapan yang tajam.
"Maaf aku cuman bertanya." ucapnya dengan nada suara yang mengecil, karena nyalinya sudah menciut melihat tatapan para pria yang ada di hadapannya seolah-olah ingin menelannya hidup-hidup.
"Untuk menemukan Bos mereka itu sangat mudah bagi mereka. Hanya dengan ponsel Cornelius yang aktif mereka bisa melacak di mana keberadaannya karena jaringan GPS milik Cornelis sudah tersambung kepada ponsel para anak buahnya.
"Oke, aku tidak akan bertanya apapun.
"Karena kalian sudah menemukannya, kalian semua bisa membawa pria mesum itu keluar dari kamar kosku." ucapnya sambil menunjukkan pria yang ia tolong sebelumnya.
tiba-tiba anak buah Cornelius mengeluarkan senjata yang mereka miliki secara bersamaan dan mengerahkannya ke arah Irene.
Irene sontak mengangkat kedua tangannya ke atas udara sambil menutup matanya ketakutan."Ya Alloh apakah aku salah ngomong? selamatkan aku ya Alloh jangan biarkan mereka membunuhku .Aku baru saja kehilangan kekasihku, kali ini jangan biarkan aku kehilangan nyawaku ya Allah. Tubuh Irene gemetar ketakutan memohon kepada Sang khalik untuk menyelamatkan dirinya dari amukan para pria bersenjata itu, siap melepaskan tembakan saat bos mereka dihina.
"Turunkan senjata kalian!" perintah Cornelius dengan tatapan dingin dan menunjukkan raut wajah garangnya membuat semua anak buahnya ketakutan dan langsung menurunkan senjatanya.
Irene mengintip melihat semua pria itu sudah menurunkan senjata mereka, dia langsung bernafas lega sambil berjalan melewati pria yang berjejer di sampingnya.
"Kalian pergi saja. Jangan lupa tutup pintunya. Karna aku mau istirahat. tubuhku sudah terasa lelah. Banyak masalah yang aku hadapi hari ini. Tolong jangan membuat masalah di kehidupanku lagi." ucap Irene sambil menakup kedua tangannya di dada memohon kepada para pria itu untuk segera meninggalkan kamar kosnya.
"Kau akan ikut bersamaku!" ucap Cornelius yang mampu membuat Irene membulatkan matanya. Perkataan Cornelius yang mampu mengejutkan setiap orang yang ada di sana.
"Aku tidak mau ikut denganmu. Biarkan Aku istirahat di sini. Sudah saya katakan, aku banyak masalah hari ini. Tolong jangan menambahnya lagi." Irene memohon kepada pria asing yang ia tolong sebelumnya.
Tetapi bagi pria itu. Tidak ada penolakan membuat dirinya meminta kepada para anak buahnya untuk segera mengatur segalanya.
"Hei pria mesum!" Apa kau kehilangan otakmu di jalan? ucap Irene berbalik dengan raut wajah marah, karena dirinya kesal melihat pria yang ia tolong tidak tahu berterima kasih. Justru semakin ngelunjak.
Bersambung....
hai semuanya emak Morata datang lagi membawa karya baru. yuk terus ikuti ceritanya. Jangan lupa like, coment, vote, dan hadiahnya "Trimakasih 🙏🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 173 Episodes
Comments
Cherry🍒
hahaha Wayo iren
2023-02-24
0
epifania rendo
ikut saja
2023-02-17
0
masih nyimak belum bisa komentar di babb 2
2022-12-11
1