Bab 19

Setelah panggil terputus Felix mengerut kening bingung, siapa yang di maksud oleh adiknya itu? kak ipar setahu nya dia tidak ada dekat dengan siapa pun lalu siapa Kaka ipar itu? tiba-tiba kepalanya pening memikirkan ucapan adik nya di sebrang sana.

"Dasar Fio membuat kepala ku pening saja " ucap Felix langsung melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda gara-gara Fio. Sedangkan orang yang membuat pening di sebrang sana dengan enak baring dengan memeluk guling dan akan menjemput mimpi indah di siang hari, ah kapan lagi bisa tidur siang biasanya dia harus berkerja tapi kali ini dia akan menjemput mimpi indah.

***

Sedangkan Zack yang sudah menyelesaikan pekerjaan bernafas lega akhirnya dia menyelesaikan tugas yang membuat dia melupakan wanita matrek nya itu, seperti sedang apa dia apa dia masih marah karna dia mengirim bunga terlalu banyak seakan wanitanya ingin buka toko bunga, ah sekarang Zack sudah tidak tahan untuk tidak menemui wanitanya.

"Siapkan pesawat sekarang aku akan berangkat ke Indonesia " ucap Zack pada seseorang di sebrang sana, ia sekarang Zack sedang menelpon seseorang dan tanpa menunggu jawaban dari orang di sebrang sana Zack sudah memutuskan sampai telpon secara sepihak.

"Aku harus istirahat sebelum berangkat " ucap Zack langsung menuju ruangan rahasia di mana ada kasur ukuran besar untuk istirahat sebelum menempuh perjalanan yang sangat jauh.

***

Di balkon kamar Ara yang sedang duduk dengan laptop di hadapan dengan Devan yang menemani sambil memainkan game di tap yang dia gunakan sibuk dengan urusan masing-masing tiba-tiba Ara langsung menghentikan pergerakan jari-jemari yang menari-nari membuat Devan yang melihat itu langsung bertanya.

"Ada apa mom? " tanya Devan dan melihat ke arah pandang Ara yang oh ternyata ada sesuatu yang mencurigakan membuat Ara yang fokus pada pekerjaan sampai menghentikan kegiatan.

Sedang seseorang yang berada di belakang pohon besar tidak menyadari jika dirinya terlihat dari atas karna terlalu fokus memandang ke arah pintu keluar, tidak hanya satu ada dua yang berada di titik berbeda.

"Siapa mereka? " tanya Devan saat melihat pria berpakaian serba hitam yang jelas bukan dari pekerja mereka, Ara hanya mengangkat bahu acuh sambil mengotak-atik laptop yang merubah pekerjaan dengan melihat SCTV untuk melibatkan jelas pria di sana mungkin saja ada petunjuk, Devan langsung fokus pada layar laptop untuk melihat siapa itu dan rekaman sebelumnya untuk memastikan siapa target mereka dan ternyata.

"Fio " ucap mereka bersamaan dan saling pandang saat mengetahui siapa target mereka, tapi tidak ada pergerakan seperti penyakiti mereka hanya mengikuti membuat mereka Bingung dan menerka siapa dalang dari semua ini.

"Apa cucu kita di jaga? " tanya Devan yang di anggukan kepala oleh Ara saat merasa memang Fio hanya di awasi bukan untuk di sakiti.

"Apa cucu kita tidak menyadari ini? " tanya Devan lagi, ayolah Fio juga peka akan sekitar hanya saja gegara gagal Fio sangat acuh pada lingkungan yang membuat mereka khawatir takut ada yang ingin mencelakai cucu mereka tapi Fio tidak menyadari ini, walau Fio bukan wanita biasa yang dengan mudah di lumpuhkan tapi setidaknya Fio harus peka akan sekitar.

"Sepertinya tidak, apa mungkin ini - " Ara menjeda ucapan saat memikirkan sesuatu yang ada di pikiran, ah baiklah jika dia tidak ingin campur urusan pribadi sang cucu kali ini Ara tidak bisa tinggal diam setidaknya dia ingin memastikan jika cucu dalam kondisi baik-baik saja tidak ada yang ingin mengincar hidupnya.