Bab 7

Dan benar saja saat sampai di kamar Fio, Naira langsung menghempaskan tubuh di kasur empuk yang menurut Naira sangat nyaman, lain kali dia akan lebih sering berkunjung lebih tepatnya lebih sering menginap dan tidur di kasur yang empuk.

"Kau sudah seperti anak kecil, " sindir Fiona yang ikut baring di samping Naira, sambil melihat langit-langit kamar.

"Naira " panggil Fio saat Naira tidak membuka suara membuat Fiona harus bangun dari baring dan melihat Naira yang ternyata sudah tidur, Fiona langsung melongo yang benar saja mereka baru saja baring tapi Naira dengan mudahnya tidur dengan posisi yang tidak benar.

"Oh ya ampun dasar kebo" ujar Fio sambil membantu Naira biar bisa tidur dengan posisi yang benar dan nyaman.

"Ya ampun badan kecil tapi berat sekali, " ucap Fio danz langsung membaringkan tubuh setelah selesai memperbaiki posisi tidur Naira. Biar bagaimanapun Fio kesal tapi Naira selalu membuat dia melupakan masalah yang ada di pikirannya.

Melihat wajah damai Naira yang terlelap membuat Fio bahagia, setidaknya Naira tidak merasakan apa yang dia rasakan saat ini, cukup dia saja yang merasakan sakit saat di tinggal oleh orang yang dia yakini membahagiakan dirinya tapi siapa sangka jika dia harus mendapat takdir seperti ini.

Jika Naira terlelap dengan damai Fiona yang tidak bisa memejamkan mata memilih untuk melanjutkan pekerjaan yang tertunda, dan benar saja Fio sudah larut dengan kertas-kertas dan pensil yang dia gunakan, sampai sering ponsel memecahkan Konsentrasi Fiona.

Tringgggg...

"Oh ya ampun siapa yang mengganggu ku? " ucap Fiona sambil menggapai ponsel melihat siapa yang menghubungi nya, dan saat ini Fiona langsung tersenyum karna tidak ingat mengganggu Naira yang tertidur Fiona langsung menuju balkon setelah menekan tombol hijau .

"Hello mommy " jawab Fiona pada seseorang di sebrang sana, ia Aqeela yang mengunjungi Fiona kali ini.

"Hello sayang, bagaimana kabar mu? " tanya Aqeela di sebrang sana, tidak ada orang tua yang tidak khawatir akan putri mereka yang sedang tidak baik-baik saja tapi tetap berusaha terlihat baik-baik saja seperti Fiona yang selalu terlihat bahagia seakan melupakan semuanya pergi menjauh untuk melupakan semua yang terjadi tanpa berniat untuk memberi balasan pada orang yang menyakiti hati nya.

Katakan saja Fio berbaik hati membebaskan orang yang menyakiti hatinya dan memilih menjauh dari pada memberi pelajaran padanya.

"Tentu saja Fiona baik-baik saja mom. " jawab Fiona meyakinkan Aqeela yang begitu menghawatirkan putri tunggal nya.

"Kembalilah lah mom merindukan mu sayang " Fiona langsung menghembuskan nafas kasar, bukan dia tidak merindukan kedua orang tua, Kakak dan adiknya hanya saja Fiona ingin memberi jeda dan mempersiapkan hati untuk kembali ke Eropa yang besar kemungkinan Fiona akan bertemu dengan nya.

"Fio akan kembali secepat mom, maaf mom Fiona ngantuk by. " ucap Fiona langsung memutuskan sambungan telepon secara sepihak dan menghempaskan nafas panjang dan saat itu seseorang langsung duduk di samping nya, Fiona dengan refleks menjauh saat terkejut seseorang yang duduk di sampingnya siapa lagi jika bukan Naira, yang entah sejak kapan berada di sana.

"Come on Fio, buktikan pada pria itu jika Fio yang cantik jelita bisa mendapatkan pria yang jauh lebih baik dari pada si pengecut itu. " ujar Naira menggebu membuat Fiona hanya tersenyum kecil menanggapi ucapan Naira yang lucu dengan wajah bantal nya.

"Apa kau kesurupan setan Fiona, " ucap Naira bergidik ngeri saat Fio malah tersenyum menanggapi ucapan, untung sayang jika tidak sudah Naira pastikan Fiona masuk ruang sakit di beri saran malah tersenyum menyebalkan memang.