Gairah Musuh Bebuyutan
Selamat membaca.
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
"Ayo kita balik ke kampung bapak mu, Zoya." Wanita cantik tak lagi muda itu menarik tangan putri kecilnya yang masih duduk dibangku sekolah dasar itu untuk pergi berkemas karna mereka akan pergi ke kota suami wanita tua itu
"Tapi mak... Zo masih sekolah dan besok ujian sekolah masih berlanjut,, nanti Zo ga lulus, Zo ga mau mak." Gadis kecil itu menolak ucapan emak nya ia tetap kekeuh untuk tidak pergi karna ia masih ujian akhir sekolah dimana nilainya sangat lah penting.
"Awsss.... Sakit mak... Agh... Sakit." Azoya menjerit karena emaknya mencubit perut dan pahanya dengan begitu kuat
"jangan menjerit, apa mau emak tambah lagi cubitnya hahk?" Ancam emak kepada gadis kecil itu.
"Bapak mu itu kabur ke kota nya Zoya, dia ninggalin kita berdua, emak ga sanggup ngidupin kamu sendirian... Ga sanggup Zo. " Ucap Emak dengan wajah penuh amarah dan sesak didada nya.
Gadis kecil itu hanya bisa diam dan tanpa sadar bulir airmata menetes membasahi pelupuk matanya antara menahan sakit dicubit emak dan juga menahan sesak bahwa bapaknya pergi meninggalkan mereka tak pulang-pulang sampai saat ini.
"Tapi mak... Zoya mau sekolah, Zoya pengen seperti temen-temen Zo. Zoya banyak cita-cita yang belum tercapai mak. Zoya mau jadi dokter, guru dan bos perusahaan mak." Ucap gadis itu masih menangis mengungkapkan apa yang ingin ia gapai
"kita ini orang susah jadi berhentilah berangan-angan, cukup kakak-kakak mu saja menyusahkan aku, kau tau sampai aku berhutang kemana-mana demi menyekolahkan kakak mu, tapi mereka? Mana? Mereka hanya menghancurkan hidupku dan kau Zoya jangan harap bisa niru kek mereka karna emak mu ini juga udah ga sanggup biayain hidup kamu."ucap mak lagi dengan mata memerah seakan teringat dimana ia mati-matian mencari pinjaman uang untuk melunasi uang rentenir karna ulah anaknya yang lain,.
Ia kembali teringat dimana hari suaminya berjanji hanya pergi untuk menghadiri pemakaman terakhir neneknya namun sampai saat ini suaminya gak pulang bahkan tak memberi kabar ataupun mengirim uang sebagai tanggung jawab dan nafkah.
"Cepat kemas pakaian mu seperlunya saja, yang ga kepake tinggalin aja nanti ada kakak kakak mu yang ambil ini barang kita, kita harus pergi ke kampung halaman bapak mu, biar dia harus tau kamu itu masih tanggung jawab nya." Ucap Emak lagi
Zoya hanya bisa diam dan melakukan apa yang diperintahkan oleh emaknya, gadis itu masuk kedalam kamar dirinya yang hanya dibatas dengan tripleks oleh emaknya. Ia membuka tas nya dan melihat isi dalam tas nya dan lagi-lagi gadis itu meneteskan airmata.
"Zo pengen sekolah, tapi takdir Zo berkata lain... Buku mungkin perjalanan kita sampai disini saja ya, Emak zoya ga mampu biayain Zo sekolah." Gadis itu berbicara dengan bukunya dengan begitu mirisnya.
Zoya membuka kotak pinsilnya dan mendapati secarik kertas yang pernah ia tulis dan ia simpan rapi-rapi didalam kota pensilnya dan ternyata itu surat isi nya untuk mengingatkan Zoya akan apa yang ia inginkan.
"Zo selalu mengingatnya untuk membeli sendal baru untuk bapak sama Emak tapi keknya semua itu tidak tercapai karna Zo putus sekolah." Gadis itu langsung merobek kertas itu dan membuangnya.
"Zoya.. Cepetan sore ini kita akan kerumah kakak mu untuk meminjam uang buat ongkos. " Emak berteriak kepada Zoya agar cepat untuk membereskan pakaian gadis itu.
Zoya pun dengan tergesa-gesa membereskan barangnya yang memang tidak terlalu banyak itu lalu dengan berlarian menemui emak nya "Iya mak, Zo sudah siap." Mata gadis kecil yang memerah itu masih bisa terlihat diwajah nya.
"ayo kita berangkat." Emak pun membawa Zoya kecil ke rumah kakak perempuan nya yang sudah bersuami di usia terbilang muda.
"Iya mak." Ucap gadis itu menurut tak ingin melawan akan ucapan emaknya itu.
Akhirnya mereka pun pergi menaiki angkutan umum setelah sampai dirumah anak pertama nya itu, emak sedang berbicara dengan anak juga menantunya angga lah percakapan orang dewasa dan Zo tidak ingin terlalu ikut campur. Namun sebagaimana Zo kecil yang tidak paham pembicaraan orang dewasa namun ia masih memiliki telinga dimana dirinya mendengarkan perdebatan antara emak dan kakaknya.
"Nanti udah jauh-jauh ke sana mereka ga anggap emak seperti menantu atau istri, udahlah mak disini aja.. Emak kerja aja Zoya tu masih sekolah." Ucap Zila kakak Zoya yang pertama memberikan solusi kepada emaknya.
"bapak mu itu punya tanggungjawab kepada emak dan Zo, Zila.. Aku ini masih istrinya, nggak bisa di kek gini, pokoknya emak tetep mau berangkat, kalau kau tak ingin kasih uang, aku pinjam aja dengan kau, nanti ada uang aku balikin. " Ucap mak bersikeras
"Zila, kasihlah emak duit tuh.. Udah gak papa, nanti kalau udah sampai disana emak bisa dapatkan jawaban semuanya. Udah gak papa." Ucap Azil suaminya Zila
"Baik mas,"
"Bentar mak, Zila ambil dulu uangnya." Ucap Zila kepada orang tuanya lalu berjalan masuk kedalam kamar mereka.dan tak lama Zila keluar dengan membawakan sejumlah uang yang dibutuhkan emaknya.
"Mak, bagaimana jika Zoya ikut kami aja? Kasihan dia kan masih ujian, biar saya saja nanti yang biayain sekolahnya." Ucap Azil membuat Zoya yang mendengarkan menyunggingkan kan senyum namun belum sempat Rima atau emak nya Zoya juga Zila berkata istri dari Azil lebih dulu mendahului perbincangan mereka.
"Udah ga usah, bawa aja mak Zoya ke kota.. Mas Azil suka bercanda, mak kan tau sendiri Pengeluaran kami tu banyak, udah Zo ikut emak aja." Ucap Zila sangat kakak sambil menatap Zo sekilas, ada raut sedih diwajah gadis kecil itu namun sebisa mungkin ia menyembunyikan kesedihannya.
"Gini banget nasib Zo." Batin gadis kecil itu yang tak bisa berbuat banyak selain menuruti apa yang di perintahkan kepada dirinya.
Dan akhirnya siang itu mereka sudah siap untuk berangkat dan sudah salam perpisahan kedapa kakak Zoya yang paling deket dengan dirinya.
Akhirnya Zo dan emak sudah berada di dalam mobil bus yang akan membawa mereka ke kota dimana bapak Zoya sekarang berada, Rima sudah bertekat untuk membawa anaknya dan menyerahkan kepada suaminya, bagi Rima mungkin Zoya bisa hidup lebih berkecukupan jika dengan bapak juga keluarga suaminya di bandingkan harus lontong lantung mengikuti dirinya tak tau arah.
Ibu dan anak itu tertidur sangat pulas karna hari pun sudah mulai malam dengan laju bus yang sedang tidak terlalu kencang. Namun saat di tikungan mobil yang di naiki Zoya dan emaknya menabrak batu besar
Bruuukkk...
"ahhhh... " semua orang kaget namun seketika dari arah berlawanan ada mobil sedang hitam dengan ugal-ugalan hendak menabrak bus yang di naiki Zoya.
"Minggir.. " Teriak semua orang yang ada di bus namun naas
Ciiiitttt
Braakkk......
mobil bus itu banting stir ke kiri hingga ia menabrak trotoar dan mengakibatkan bus itu terguling dan.
"ahhhhggggg.. "
"Emakkkkk... "
Brsambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
SitiNur20969975
baru mampir nyimak dulu😍
2022-11-20
0
Rika93
baru mampirr
2022-11-19
0
kholifah ifah
kok ceritanya seperti Duri ya moms..... tapi hanya Sampek eps 36 mandek tengah dalan
2022-11-17
1