Beberapa hari berlalu dan kedua orang angkat Zoya belum juga datang. Zoya yang merasa tidak tenang memutuskan jika hari ini dia akan mengunjungi kediaman Sandjaja.
Zoya bisa saja lebih sering datang ke sana, hanya saja Zoya memiliki trauma tentang mobil. Berada di dalam mobil selalu saja membuat Zoya merasa takut, semua hal yang terjadi pada masa kecilnya ketika mereka mengalami kecelakaan hingga merenggut nyawa kedua orang tuanya lah yang membuat Zoya enggan berada di dalam mobil.
Mimpi buruk yang selalu datang saja sudah sangat menyiksa Zoya, Zoya tidak ingin menambah hal itu dengan berada di dalam mobil sebab Zoya akan merasa jika hal itu terus saja terulang.
"Kamu bisa, Zo. Buang rasa takutmu!" ucap Zoya pada dirinya sendiri yang saat ini sudah berada di toko miliknya yaitu, Galeri Zoya. Toko kecil dari hasil tabungannya yang sekarang berkembang menjadi toko pakaian serta aksesories lainnya yang cukup diminati di kotanya.
Zoya merintis usahanya mulai dari jualan online, lalu berkembang hingga Zoya memberanikan diri menyewa sebuah ruko yang sekarang menjadi miliknya atas pemberian Wulan dan Ryan, orang tua angkatnya.
Semua hal yang terjadi dalam hidup Zoya tak luput dari campur tangan keluarga Sandjaja yang begitu peduli padanya. Entah kebaikan apa yang telah dilakukan kedua orang tuanya semasa mereka hidup, sehingga semua kebaikan itu berbalik pada Zoya.
"Zo, kamu yakin pergi sendiri?" tanya Uci, teman sekaligus pegawai Zoya.
"Tidak perlu khawatir, aku baik-baik saja. Aku minum obat mabuk, efeknya ngantuk, aku akan tidur selama perjalanan." Zoya tersenyum menjawab pertanyaan Uci.
"Baiklah. Kabari aku jika ada apa-apa!" ucap Uci lagi yang dianggukkan oleh Zoya.
***
Untuk pertama kalinya Zoya menginjakkan kakinya di kediamana Sandjaja. Lima belas tahun mengenal Wulan dan Ryan, ini menjadi hari pertama Zoya di sana. Zoya terkagum-kagum melihat bangunan rumah yang ada di depannya saat ini.
Rumah dua lantai yang terlihat sangat besar dan juga sangat mewah. Bahkan luas bangunan hampir sepuluh kali lipat dari rumah Zoya.
"Persis seperti rumah-rumah artis di tv," gumam Zoya tersenyum sendiri mengatakannya.
Zoya disambut baik oleh semua pelayan yang ada di sana meski pun Zoya baru pertama kali ke sana, sebab salah satu supir dan pelayan tertua yang ada di sana sering melihat Zoya saat ikut bersama Wulan mengunjungi Zoya.
"Silahkan duduk dulu, Non Zoya. Saya akan panggilkan nyonya," ucap seorang pelayan yang sudah membawa Zoya untuk duduk di ruang tamu.
"Terima kasih, Bi." Zoya tersenyum membalas ucapan pelayan itu.
Di atas sana, Wulan yang baru saja selesai menunaikan sholat terkejut sekaligus tersenyum mendengar siapa yang telah datang berkunjung. Wulan bergegas turun menemui gadis yang sudah sangat dirindukan olehnya itu.
"Zoya..." suara teriakan Wulan terdengar bersamaan dengan dirinya yang berlari pelan menghampiri Zoya.
Zoya yang melihat itu semua tersenyum. Zoya berdiri dan siap untuk masuk ke dalam pelukan Wulan yang sudah merentangkan kedua tanganya. "Tante sangat merindukanmu," ucap Wulan mengecup sayang dahi Zoya.
"Aku juga sangat merindukan, Tante. Aku tidak dapat menghubungi nomer tante. Maaf aku baru datang sekarang," ucap Zoya saat pelukan mereka terlepas dan sudah kembali duduk di sofa.
"Tante juga minta maaf, Sayang. Tante tidak punya waktu lagi untukmu sejak Liam sakit," ucap Wulan dengan raut wajah yang seketika berubah sedih.
"Tante, ada apa dengan Liam?" tanya Zoya penasaran.
Zoya belum pernah bertemu Liam, tapi Zoya jelas tahu jika pria bernama Liam adalah putra dari orang tua angkatnya.
"Liam mengalami kecelakaan saat tengah mencari kekasihnya di luar negeri," jawab Wulan.
Zoya yang mendengar itu sedikit bingung, mencari kekasih ke luar negeri, apa kekasih Liam menghilang? Pikirnya.
"Mobil yang dikemudikan Liam mengalami kecelakanan, sebab Liam mengemudikan mobil dalam keadan mabuk, semua itu menyebabkan Liam menjadi cacat," ucap Wulan melanjutkan penjelasannya.
Zoya yang mendengar itu menutup mulutnya terkejut. Lagi-lagi mobil menjadi perantara kejadiaan nahas yang menimpa seseorang dan itu membuat Zoya seakan semakin takut dengan mobil.
"Bagaimana keadaannya sekarang? Di mana dia?" tanya Zoya penasaran.
Belum sempat Wulan menjawab pertanyaan Zoya, suara pecahan kaca dan teriakan dari atas sana terdengar. "Tante, suara apa itu?" tanya Zoya.
"Liam selalu mengamuk, dan inilah yang membuat Tante tidak bisa pergi mengunjungimu. Tante ke atas dulu!" Wulan bergegas pergi setelah mengatakan itu.
Zoya yang mendengar itu semua tanpa sadar bergerak mengikuti Wulan. Rasa penasaran dan prihatinnya mendorongnya untuk melakukan itu.
"Liam," cicit Wulan hendak menghampiri Liam, tetapi sigap Zoya mencekal tangannya. Seketika ia membalikkan badan dan menatap heran wajah Zoya.
"Tante, apa aku boleh menemuinya?"
Wulan jelas terkejut. "Kamu yakin, Sayang?" Wulan menatap penuh tanya, sekadar memastikan lagi permintaan Zoya.
"Yakin, Tante. Aku belum tentu bisa membantu Liam, tetapi setidaknya aku bisa berusaha untuk mengajaknya berbicara. Mungkin saja dia butuh teman untuk bercerita dan meringankan beban dalam hatinya," jawab Zoya tidak begitu yakin. Namun, di depan Wulan dia seolah-olah bisa menunjukkan bahwa dia memang bisa melakukannya.
Zoya merasa iba pada Wulan dan beberapa pelayan yang terlihat lelah menghadapi amukan Liam, rasa pedulinya membuatnya ingin mencoba membantu mereka.
"Lagi pula, sepertinya Liam sudah tenang sekarang. Lihat saja, dia kembali diam, kan?" sambung Zoya kembali meyakinkan Wulan yang masih merasa ragu mengizinkan Zoya mendekati Liam. Bukan karena takut Zoya menyakiti Liam, tetapi justru sebaliknya, takut jika Liam menyakiti Zoya.
Seulas senyum pun terbit di wajah wanita paruh baya itu. Seketika tangannya terangkat memegang bahu Zoya.
"Tante percaya sama kamu. Tolong bantu Liam agar dia bisa melupakan kejadian yang merenggut kebahagiaannya. Setidaknya bantu dia untuk bisa hidup normal kembali. Tante sangat berharap padamu, Sayang," pinta Wulan sambil mengusap-usap bahu Zoya dengan lembut dan perlahan.
"Aku akan berusaha, Tante." Zoya mengangguk pelan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
meE😊😊
mulai maraton..smoga smpe end🤭
2023-02-12
0
Bunda dinna
awal Zoya mau ketemu Liam
2022-11-30
0