Ch04 : Atur Strategi

Keesokan harinya. Wan Aina baru saja menyelesaikan tugasnya sebagai istri. Dari menyiapkan pakaian suaminya—hingga menyiapkan makanan. Suara langkah kaki menuruni tangga. Mengalihkan perhatiannya.

“Pagi Mas!” sapanya dengan senyuman mengembang. Namun sang empu hanya mengangguk, dan langsung duduk.

Sehari menjadi istri Dewandaru, membuatnya sedikit mengerti. Jika suaminya tipe pendiam, atau memang belum saling mengenal saja. Hal ini membuatnya teringat kejadian tadi malam.

...***

...

“Jangan Mas!” teriak Wan Aina berusaha mempertahankan bantal yang digunakan menutupi wajahnya, agar tak lepas dari genggaman.

Sontak saja hal ini membuat Dewandaru terdiam sejenak, mengernyitkan dahinya bingung.

“Aku tahu, Mas Dewandaru menikah karena ingin punya putra! Akan tetapi ja-jangan malam ini aku tidak siap!” cicit gadis itu dari balik bantal.

Membuat lawan bicaranya melotot.

“Heh?” Dewandaru menarik bantal dengan kasar.

Membuat Wan Aina tersentak. Ketika bantal yang dijadikan pertahanan lepas dari genggaman.

Gadis itu segera menutupi wajahnya, sembari membalikkan badan membelakangi sang suami.

Bahunya bergetar hebat, pertanda jika dia benar-benar takut.

“Aina!” panggilan Dewandaru menggema di ruangan.

Membuat gadis itu lekas memotong ucapan sang suami. “Pakai baju, jangan telanjang!” cecarnya, membuat lawan bicaranya kembali ternganga.

Lelaki itu kembali menghela nafas panjang. Seolah tak mau membuang waktu. Ia pun menarik bahu Wan Aina dengan kuat, membuat gadis itu menghadapnya.

Wan Aina terkejut ketika seseorang menarik bahunya kuat, hingga membuat tubuhnya berbalik menghadap lawan bicara.

“Aaaaaaaaaa!” Meski mulut terbuka lebar. Nyatanya tak membuat indra penglihatannya terbuka.

“Buka!” titah Dewandaru penuh penekanan.

Gadis itu menggeleng cepat.

“Mas, pakai baju dulu!” rengeknya, membuat Dewandaru geram.

Lelaki itu segera menarik tangan istrinya, yang dipergunakan untuk menutupi wajah.

“Buka matamu sekarang!” Nadanya terdengar seperti perintah, namun tak lantas mengubah prinsip istri mudanya.

“Wan Aina!” panggilan dengan sebutan nama panjang, mengisyaratkan jika seseorang telah murka.

Wan Aina pun membuka satu matanya.

Pertama yang dilihat leher suaminya. Yang membuat bulu kuduk berdiri, matanya mulai menelusuri ke bawah menurun hingga bahu. Wan Aina bernafas lega, saat tubuh suaminya terbungkus kaus hitam.

Sial kebodohannya membuatnya salah tingkah.

'Bodoh! Apa yang mas, pikirkan tentangku sekarang. Otakku sudah terkontaminasi oleh novel dan Drakor, agrh! Rasanya aku ingin menenggelamkan diri ke dalam tanah!'

Gadis itu tersentak saat tiba-tiba, Dewandaru memegang kedua pundaknya, menuntunnya ke sisi ranjang. Membimbingnya duduk, tentu ada rasa takut. Ketika suaminya membaringkan tubuhnya. Gadis itu berusaha tenang, namun justru ketegangan yang mendominasi.

“Aina biasanya kalau tidur, lampunya dimatiin?” tanya Dewandaru, menyelimuti tubuh istrinya. Yang dijawab dengan galengan kepala.

“Tidurlah!” tukasnya, berbalik arah.

Namun seseorang menarik tangannya. Membuat lelaki itu menoleh.

“Em-mau kemana?” tanya Wan Aina menaruh kecurigaan. Jika sang suami akan meninggalkannya, dan pergi ke rumah istri pertama.

...***

...

Mengingat kejadian tadi malam membuatnya. Berspekulasi jika suaminya lebih banyak bertindak ketimbang berbicara.

“Ehem!” Dehaman kali ini membuat gadis itu tersadar dari lamunannya. Bahkan nasi yang ada di centong, terjatuh ke bakul kembali.

Dengan cekatan Wan Aina segera mengambilkan nasi untuk suaminya.

Mata gadis itu mengerling, ketika mendengar seseorang menghela nafas panjang.

“Maaf!” cicitnya pelan, meletakkan piring di depan suaminya.

Ketika Wan Aina meletakkan piring di depannya, lelaki itu mengangguk pelan. Sebagai bentuk terima kasihnya.

Dewandaru mulai menikmati hidangan pagi itu. Sesendok nasi berserta stir fry broccoli mushrooms. Telah mengobrak-abrik lidahnya.

'Nikmat Tuhanmu, yang manakah yang kamu dustakan' batinnya, mimik wajah yang tak bisa diartikan. Bola matanya memutar sempurna, ketika melihat sang istri ingin menyendok stir fry mushrooms atau lebih gamblangnya tumis brokoli jamur.

Cepat lelaki itu menarik piring berisi tumis menjauh dari jangkauan istrinya.

Dewandaru menatap istrinya, yang kala itu juga menatapnya heran.

Melihat mimik wajah istrinya yang berubah. Ia pun lantas memberi penjelasan.

“Ehem, Aina bisakah kau memakan yang lain saja?”

Dahi Wan Aina berkerut, mendengar ucapan suaminya.

“Sejujurnya saya tipekal, orang yang tidak suka berbagi. Apalagi dengan hal yang saya suka!” Penjelasan singkat itu, memudahkan lawan bicaranya mudah memahami maksudnya.

Bahkan bisa diartikan, jika dia menyukai tumis buatan istri mudanya untuk yang pertama kali.

Lelaki itu menghela nafas lega, setidaknya tidak perlu. Buang energi untuk menjelaskan masalah masakan pagi ini.

“Tolong, setelah makan! Buatkan saya bekal, dengan menu ini! Jangan disisakan meskipun, meski hanya satu potong” ujarnya seraya menunjuk piring berisi tumis dengan sendok makannya.

“Dan ingat, kau jangan berani mencicipinya!” tegasnya kembali membuat istrinya bahagia.

Bagi Wan Aina itu adalah pencapaian tertinggi. Dimana ia yang tidak terlalu bisa memasak, namun nyatanya sang suami justru menyukai masakannya. Bahkan suaminya blak-blakan tidak mau berbagi.

Gadis itu kembali dari dapur, sambil menenteng kotak makan.

'Kira-kira tadi malam, dia balik ke kamar jam berapa!' batinnya.

Mengingat jika suaminya tadi malam langsung meninggalkan kamar. Setelah menjawab pertanyaannya. Namun ketika bangun. Ia mendapati suaminya tidur di sampingnya.

Andai saja Wan Aina tahu, jika tadi malam suaminya. Menghindari tidur bersamanya, dan lebih memilih tidur di ruang baca.

Bahkan Dewandaru juga sudah memasang CCTV kecil dikamar, guna memantau. Apa istri muda tidur menuruti permintaannya. Atau justru menunggu.

Namun seandainya Wan Aina bergadang semalaman dan menunggu suaminya. Percayalah sang Dewandaru pasti memilih untuk mengalah. Balik ke kamar menemani istri mudanya tidur. Meski sangat berat.

“Omong-omong, tadi malam kerjanya selesai sampai jam berapa? Jam dua belas saat Aina terbangun karena kebelet pipis. Mas, belum balik kamar.”

Dewandaru tersedak karena perkataan istrinya. Membuat Wan Aina menyodorkan gelas ke arahnya.

“Jam dinding di kamar mati. Jadi tidak bisa dijadikan patokan” jawab Dewandaru singkat. Sambil meletakkan gelas kosong di meja.

“Ouh!” Gadis itu mengangguk paham.

Andai saja ia tahu, jika suaminya telah memasang baterai jam dengan keliru.

Jelas-jelas tadi malam suaminya kembali ke kamar pukul setengah empat dini hari.

Setelah selesai sarapan, Wan Aina mengantarkan suaminya hingga teras rumah. Gadis itu mencium tangan suaminya, sebagaimana Hafsah mencium tangan Dewandaru.

Wan Aina memejamkan matanya, saat tangan Dewandaru mengusap kepalanya yang tertutup jilbab. Dia beranggapan, suaminya akan mencium keningnya.

Melihat hal ini, Dewandaru hanya mampu menghela nafas. Sangat berat jika ia mencium perempuan lain, selain istrinya Hafsah. Akan tetapi, ia juga merasa bersalah, jika tidak membalas kebaikan Wan Aina.

...***...

Dewandaru pun melangkahkan kakinya ke rumah Hafsah guna mengambil mobilnya.

“Pagi Bib...!” sapa Hafsah.

Lelaki itu segera berlari ke arah istri pertamanya. Bak anak kecil, yang dijemput orang tua sepulang sekolah. Dan berpelukan erat layaknya Teletubbies.

Ia menenggelamkan wajahnya di leher istri pertamanya, yang tertutup hijab panjang.

Hafsah sudah tahu akan sikap suaminya. Yang suka mengendus aroma kepemilikan.

“Kau puas Hem?” tanya Dewandaru yang masih memeluk tubuh istrinya erat.

Hafsah tersenyum dibalik niqabnya, seolah tahu. Jika arah pembicaraan pagi itu mengenai pernikahan kedua.

“Bib, nanti telat,” tutur Hafsah mengalihkan pembicaraan, guna tidak berdebat di pagi hari.

Lelaki itu melerai pelukannya, dan menangkup wajah Hafsah dengan kedua tangannya. Ingin rasanya ia mengomel, karena keputusan istrinya yang ia anggap gila. Namun melihat netra hitam milik Hafsah, ia tak sanggup melakukan hal itu. Bagaimana pun semua sudah terjadi.

Yang ia bisa lakukan saat itu hanya mengecup kedua mata Hafsah bergantian. Dan mengharapkan imbalan yang setimpal.

“Aku berangkat!” ujarnya melambaikan tangannya, satu tangannya membuka pintu mobil. Untungnya tadi sempat menyimpan kotak makanannya di dalam tas kerjanya.

TBC...

Atur Strategi ini berkaitan dengan Dewandaru yang mengatur, agar tidak seranjang dengan Wan Aina.

Terpopuler

Comments

Sarah Yuniani

Sarah Yuniani

semoga langgeng poligaminya ...

2024-10-05

0

Hanipah Fitri

Hanipah Fitri

lanjut

2023-02-16

0

lihat semua
Episodes
1 Ch01 : Bukan Inginnya
2 Ch02 : Nelangsa Parokialisme
3 Ch03 : Mencari
4 Ch04 : Atur Strategi
5 Ch05 : Flying Kiss From Merki
6 Ch06 : Nasehat Si Banting Tulang
7 Ch07 : Lelaki Dua Istri
8 Ch08 : Tepung Dapur
9 Ch09 : Cream For My Lips
10 Ch10 : Ketulusan Cinta Istri
11 Ch11 : Romantisme Pasangan Lama
12 Ch12 : Suami Perhatian
13 Ch13 : Goda
14 Ch14 : Kehadiran Tamu Istimewa
15 Ch15 : Kepedulian Berbeda
16 Ch16 : Pembohong Profesional
17 Ch17 : Begitu Sulit
18 Ch18 : Ada Aja Masalah
19 Ch19 : Andai
20 Ch20 : Lahirnya Nama Rosidi
21 Ch21 : Bersamanya Bisa Lepas
22 Ch22 : Paham
23 Ch23 : Tiga Subkatagori
24 Ch24 : Pergi
25 Ch25 : Syukron Jadi Sukro
26 Ch26 : Perubahan Sahabat
27 Ch27 : Pertengkaran Virtual
28 Ch28 : Ketenangan Jiwa
29 Ch29 : Pikirkan Konsekuensi
30 Ch28 : Kekerasan Verbal
31 Ch31 : Kecelakaan Ali
32 Ch32 : Amarah Pembantu
33 Ch33 : Penerus Perusahaan
34 Ch34 : A Three S Two
35 Ch35 : Rumitnya Cinta
36 Ch36 : Singa Jutek
37 Ch37 : Ide Kancil
38 Ch38 : Omelan Berujung Kissing
39 Ch39 : Ghibah Bersama
40 Ch40 : Memetik Buahnya
41 Ch41 : Waktu Dan Ombak
42 Ch42 : Jujurlah Padaku
43 Ch43 : Akhir Yang Tersirat
44 Ch44 : Pembicaraan Dengan Ayah
45 Ch45 : Pandangan Ali
46 Ch46 : Rahasia Di 507
47 Ch47 : Keputusan
48 Ch48 : Hilang Begitu Saja
49 Ch49 : Bebas Lepas....
50 Ch50 : Janji Seorang Anak
51 Ch51 : Malam Tanpa Arah
52 Ch52 : Domba Tersesat Akibat Bucin
53 Ch53 : Waktu Tak Berpihak
54 Ch54 : Jumpa Kawan
55 Ch55 : Anak Kos
56 Ch56 : Perubahan Signifikan
57 Ch57 : Ipin &Kupin
58 Ch58 : Saling Tukar Perhatian
59 Ch59 : Punya Kembaran
60 Ch60 : Kaya Yang Sesungguhnya
61 Ch61 : Kasmaran
62 Ch62 : Melamar
63 Ch63 : Akhir pertemuan
64 Ch64 Mencari
65 Chapter 65: Mau
66 Chapter Gasss
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Ch01 : Bukan Inginnya
2
Ch02 : Nelangsa Parokialisme
3
Ch03 : Mencari
4
Ch04 : Atur Strategi
5
Ch05 : Flying Kiss From Merki
6
Ch06 : Nasehat Si Banting Tulang
7
Ch07 : Lelaki Dua Istri
8
Ch08 : Tepung Dapur
9
Ch09 : Cream For My Lips
10
Ch10 : Ketulusan Cinta Istri
11
Ch11 : Romantisme Pasangan Lama
12
Ch12 : Suami Perhatian
13
Ch13 : Goda
14
Ch14 : Kehadiran Tamu Istimewa
15
Ch15 : Kepedulian Berbeda
16
Ch16 : Pembohong Profesional
17
Ch17 : Begitu Sulit
18
Ch18 : Ada Aja Masalah
19
Ch19 : Andai
20
Ch20 : Lahirnya Nama Rosidi
21
Ch21 : Bersamanya Bisa Lepas
22
Ch22 : Paham
23
Ch23 : Tiga Subkatagori
24
Ch24 : Pergi
25
Ch25 : Syukron Jadi Sukro
26
Ch26 : Perubahan Sahabat
27
Ch27 : Pertengkaran Virtual
28
Ch28 : Ketenangan Jiwa
29
Ch29 : Pikirkan Konsekuensi
30
Ch28 : Kekerasan Verbal
31
Ch31 : Kecelakaan Ali
32
Ch32 : Amarah Pembantu
33
Ch33 : Penerus Perusahaan
34
Ch34 : A Three S Two
35
Ch35 : Rumitnya Cinta
36
Ch36 : Singa Jutek
37
Ch37 : Ide Kancil
38
Ch38 : Omelan Berujung Kissing
39
Ch39 : Ghibah Bersama
40
Ch40 : Memetik Buahnya
41
Ch41 : Waktu Dan Ombak
42
Ch42 : Jujurlah Padaku
43
Ch43 : Akhir Yang Tersirat
44
Ch44 : Pembicaraan Dengan Ayah
45
Ch45 : Pandangan Ali
46
Ch46 : Rahasia Di 507
47
Ch47 : Keputusan
48
Ch48 : Hilang Begitu Saja
49
Ch49 : Bebas Lepas....
50
Ch50 : Janji Seorang Anak
51
Ch51 : Malam Tanpa Arah
52
Ch52 : Domba Tersesat Akibat Bucin
53
Ch53 : Waktu Tak Berpihak
54
Ch54 : Jumpa Kawan
55
Ch55 : Anak Kos
56
Ch56 : Perubahan Signifikan
57
Ch57 : Ipin &Kupin
58
Ch58 : Saling Tukar Perhatian
59
Ch59 : Punya Kembaran
60
Ch60 : Kaya Yang Sesungguhnya
61
Ch61 : Kasmaran
62
Ch62 : Melamar
63
Ch63 : Akhir pertemuan
64
Ch64 Mencari
65
Chapter 65: Mau
66
Chapter Gasss

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!