Fatimah sangat senang sekali melihat Zaki yang sekarang ada di hadapannya sedang mengantri makanan di cafe tersebut.
"Ilham kau lihatkan? Zaki sedang ada di sana!" ucap Fatimah sambil menunjuk kepada Zaki yang tampaknya sedang sibuk menelpon Oleh karena itu Zaki tidak melihat keberadaan Fatimah dan Ilham di cafe itu.
"Iya Memangnya kenapa? Biarkanlah Zaki mungkin sedang bicara dengan istrinya. Jangan kau memberikan masalah untuk mereka berdua!" ucap Ilham sambil menatap tajam kepada Fatimah yang tadi tampaknya akan menyusul Zaki.
Mendengarkan perkataan Ilham, Fatimah akhirnya urung untuk mendekati Zaki.
"Dengarkan saya Fatimah! Saya tidak akan pernah mau menjadi temanmu. Kalau kau tidak mengurungkan niatmu untuk menghancurkan rumah tangga mereka!" ucap Ilham dengan nada serius. Membuat Fatimah menjadi bingung dengan sikap Ilham yang seperti itu terhadap dirinya yang notabene bukanlah siapa-siapa Ilham.
"Kenapa sih kamu kok bersikap seperti itu?Aku kan bukan siapa-siapamu hubungan kita pun hanya sebatas teman. Kenapa Kau berani sekali membatasi apa yang akan kulakukan?" ucap Fatimah dengan sengit merasa kesal dengan kelakuan Ilham yang seakan mengekang hidupnya.
"Sebagai teman yang baik, kita boleh untuk mengingatkan teman kita yang lain. Apa bila mereka mau melangkah ke jalan yang salah!" ucap Ilham tegas. Kemudian dia langsung meninggalkan Fatimah sendirian saja di cafe dalam kebingungannya.
Tampak Ilham mendekati Zaki yang masih asyik menelepon seseorang di seberang sana.
"Iya nanti setelah pulang dari kampus. Mas akan menghubungi lagi sayang!" ucap Zaki kemudian menutup telepon tersebut.
"Kamu hati-hati ya Mas! Kamu udah makan kan?" tanya Hilya kepada suaminya.
"Ini Mas sedang mengantri mau beli makan siang. Yaa udah Mas tutup dulu ya? Karena sudah sampai pada antriannya!" ucap Zaki kemudian berpamitan kepada Hilya dan Mulai memesan makanan yang sejak tadi di antri.
Zaki saat ini berada di sebuah restoran cepat saji. Oleh karena itu dia harus mengantri dengan yang lain untuk mendapatkannya.
Setelah mendapatkan makanan yang dia inginkan Zaki kemudian mencari sebuah kursi untuk dia menyantap makan siangnya dengan nyaman dan nikmat.
Zaki bergegas menghabiskan makan siangnya karena sebentar lagi Dia harus kembali ke kampus untuk menjadi pengawas ujian bagi para mahasiswanya.
"Saat ini Hilya sedang ujian juga. Dia pasti sedang sibuk untuk belajar. Aku harus menyemangati dia supaya dia bisa cepat lulus!" ucap Zaki menyemangati dirinya sendiri agar selalu memberikan semangat kepada sang istri yang sedang menempuh ujian di tempat dia kuliah.
"Lo sendiri aja Zaki?" tanya Ilham sambil menepuk bahu Zaki yang sontak terkejut melihatnya.
"Astaghfirullahaladzim kamu kayak makhluk astral saja. Datang tiba-tiba kayak begitu. Untung loh Ini jantung sehat gue nggak mati gara-gara lu!" protes Zaki sambil cemberut kepada Ilham yang hanya meringis melihat Zaki yang protes kepadanya.
"Tadi gue panggil-panggil lu! Tapi lu hanya fokus aja nelpon. Ya bener aja lu nggak denger apa yang gue katakan!" ucap Ilham memberitahukan kepada Zaki bahwa sejak tadi dia sudah memanggil dirinya tetapi Zaki yang tidak mendengarkan dia.
" Ya udah kalau mau makan sana cepetan soalnya gue sebentar lagi ini mau balik lagi ke kampus ada tugas untuk menjadi pengawas di sana!" kata Zaki sambil tetap mengunyah makanannya karena waktu yang sempit sehingga dia harus menggunakan waktu yang luang untuk memberikan energi pada dirinya sendiri dengan makanan yang dibutuhkan oleh tubuhnya.
"Gue tadi udah makan sama Fatimah. Gue ke sini cuman mau nyapa lu aja!" ucap ilham sambil mengarahkan pandangan matanya kepada Fatimah yang saat ini sedang memperhatikan mereka berdua dari tempat duduknya yang agak jauh dari Fatimah.
Zaki melihat ke arah mata ilham menunjuk sesuatu, dahi Zaki langsung mengkurat ketika melihat Fatimah yang sejak tadi terus memperhatikannya dengan pandangan sendu dan nampak sedih.
"Ya udah lu balik lagi aja ke sana. Ngapain lu di sini?" tanya zaki sambil menatap kepada ilham yang kini lebih fokus kepada dirinya.
"Gak apa-apa! Gue sudah dari tadi kok sama dia!" ucap ilham seperti tidak perduli dengan Fatimah saat ini.
Hati ilham memang sedang sakit. Karena melihat Fatimah yang tampaknya tidak pernah memperhatikan perasaannya.
Yang ada di mata Fatimah hanya Zaki saja. Sementara dirinya hanya dianggap sebagai makhluk astral yang tak terlihat oleh matanya maupun hatinya. Ilham menjadi kesal.
"Kenapa sepertinya kamu sedang berantem ya dengan Fatimah?" tanya Zaki dengan senyumnya yang sedang menggoda ilham.
"Berantem? Kkami kan hanya sebagai teman saja. Dia juga tidak pernah memandang kalau saya tuh ada dihadapannya! Karna di mata Fatimah hanya ada kamu doang. Aku ini apa di mata dia? Hanya sebagai butiran debu, yang gak penting sama sekali!" ucap ilham dengan nada berapa api-api.
Zaki mengerutkan keningnya kemudian dia melihat ilham dengan lekat dan intens.
"Apakah sahabatku ini sedang jatuh cinta?" tanya Zaki sambil tersenyum kepada ilham yang sedang bengong menatapnya.
"Jangan ngawur! Kau kira cinta itu semudah itu? Aku baru melihat dia beberapa hari ini. Tidak mungkinlah kalau aku jatuh cinta sama dia!" ucap Ilham dengan gugup sambil mencoba untuk mengalihkan pandangannya dari Zaki yang terus melotot ke arahnya.
"Lagian yang dicintai Fatimah kan kamu Zaki, bukan saya!" ucap Ilham dengan nada sendu.
"Walaupun dia mencintaiku, aku tidak akan mencintai dia kok! Karena hati dan cinta gue hanya untuk Hilya istriku tersayang!" ucap Zaki sambil tersenyum malu. Ketika dirinya mengakui perasaannya terhadap sang istri.
"Pamer aja! Mentang-mentang udah punya istri!" sungut ilham sambil melemparkan kulit kacang yang ada di hadapannya kepada zaki yang sejak tadi terus menggodanya.
Zaki tertawa terbahak melihat ekspresi ilham yang tampak congkel dengan ucapannya.
"Gue udah selesai makan nih! Lu mau tetap di sini atau mau ikut gue?" tanya Zaki sambil bersiap untuk meninggalkan Cafe tersebut.
Ilham melirik sekilas kepada Fatimah yang sekarang sudah tidak ada di tempatnya.
"Ya udah ayo! Aku juga sudah selesai makan sih. Aku juga ada tugas untuk diri pengawas!" ucap ilham kemudian beranjak dari tempat duduknya dan mengikuti zaki keluar dari cafe.
Begitu mereka sampai di parkiran, Ilham kemudian pergi menuju mobilnya sendiri dan Mereka berdua pun berpisah di parkiran dengan menggunakan mobil sendiri-sendiri.
"Sebentar malam gua ke tempatmu ya Zaki? Mumpung istri lu nggak ada di sini. Gue mau puas-puas mengganggu lu!" ucap Ilham sebelum mereka benar-benar berpisah.
"Ya lo boleh ke tempat gue! Asal jangan bawa Fatimah ataupun cewek manapun ke tempat gue!" ucap zaki sambil melambaikan tangannya dan langsung masuk ke dalam mobil.
Tetapi ketika Zaki hendak masuk ke dalam mobilnya, tiba-tiba saja ponselnya berdering.
"Assalamualaikum Sayang! Ya sayang! Ini mas udah mau pergi ke kampus lagi!" ucap Zaki kepada Hilya yang meneleponnya.
"Sayang, ayo antarkan aku pergi belanja! Aku rindu sekali untuk berjalan-jalan denganmu!" Tiba-tiba saja Fatimah sudah berada di belakang Zaki dan mengatakan hal itu tepat di dekat telepon. Sehingga Hilya mendengarkan apa yang dikatakan oleh Fatimah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments