Begitu sampai di rumah, Zaki langsung mandi dan juga memasak makanan untuk dirinya sendiri sambil menunggu telepon dari sang istri yang sejak tadi Nomornya masih belum aktif datanya.
"Akan percuma juga kalau aku menghubungi dia kalau dia tidak bisa mengangkatnya jadi aku hanya bisa menunggunya menghubungiku!" Zaki bermonolog dengan dirinya sendiri sambil sibuk memasak makanan sederhana kesukaannya.
Zaki sedang merindukan makanan ibunya Oleh karena itu dia sekarang sedang memasak makanan yang ingin dia makan.
Setelah selesai memasak, Zaki kemudian langsung menyantap makanan tersebut dan di saat Zaki sedang sibuk makan, tiba-tiba saja bel apartemennya berbunyi.
"Ya ampun! Siapa sih nih orang? Bertamu di jam seperti ini di saat orang ingin istirahat dan bersantai!" ucap Zaki merasa kesal dengan kesenangannya yang saat ini terganggu gara-gara suara bel Yang tiba-tiba berbunyi di apartemennya.
Setelah membereskan meja makan, Zaki kemudian pergi menuju pintu apartemennya berniat untuk membukanya.
Kembali suara bel berbunyi bersahutan sehingga membuat Zaki merasa kesal sekali.
"Siapa sih orang yang datang? Orang sedang beristirahat diganggu!" ucap Zaki merasa kesal Tetapi dia akhirnya membukakan pintu apartemennya.
" Tara kejutan!" begitu Zaki membuka pintunya ternyata di sana ada Fatimah dan juga Ilham yang berdiri dengan begitu gagahnya di hadapan dirinya.
Zaki langsung menarik tangan Ilham untuk masuk ke dalam apartemennya kemudian langsung menutupnya kembali dengan keras.
Fatimah terkejut melihat Apa yang dilakukan oleh Zaki saat ini sehingga dia langsung berderai air matanya karena merasa sedih diperlakukan begitu kasar oleh Zaki.
"Apa maksud kamu membawa Fatimah ke dalam apartemenku kau sedang memberikan masalah untuk hidupku?" ucap Zaki dengan sengit merasa jengkel sekali kepada Ilham yang sudah lancang membawa seorang perempuan ke apartemennya.
"Sorry bro! Gue kan nggak tahu kalau lu nggak suka dengan kehadiran Bu Fatimah di apartemen ini!" ucap Ilham dengan tertunduk karena dia sangat takut melihat wajah Zaki saat ini yang memerah karena marah.
"Mau apa sih lu ke sini?" tanya Zaki kesal.
"Memangnya gue nggak boleh datang ke sini?" tanya Ilham tidak kalah jengkel dengan kelakuan sakit yang marah-marah tidak jelas sejak tadi.
"Kalau lu nggak keberatan, bisa nggak sih lu ceritain sama gue? Kenapa lu selalu marah-marah sama Bu Fatimah?" tanya Ilham dengan penasaran sambil menatap Zaki yang tampak menahan emosinya.
"Fatimah itu kakaknya istri gue. Seharusnya dulu Gue menikah sama dia. Tetapi dia kabur ke sini demi menjadi seorang dosen dan meninggalkan gue di pernikahan kami! akhirnya karena kebaikan hati lu ya dia mau untuk menggantikan Fatimah menikah denganku demi menyelamatkan nama baik keluarga kami berdua!" ucap Zaki menerangkan segala kronologis antara dirinya bersama dengan Fatimah maupun sang istri tercintanya.
"Jadi ada kisah seperti itu di antara kalian?" tanya Ilham tampak ada rasa kekecewaan yang ditangkap oleh Zaki dari suara Ilham yang terdengar pelan.
Padahal Ilham yang dikenal oleh Zaki sama ini adalah seorang laki-laki yang periang dan juga selalu bahagia.
"Lu kenapa sih? Ko tumben banget!" Tanya Zaki merasa terheran dengan sahabatnya yang tiba-tiba menjadi pendiam.
"Terus gimana? Lu tahu dari mana? Kalau Fatimah itu adalah calon istri lo yang kabur?" begitu banyak pertanyaan yang ada di dalam hati Ilham tetapi tidak mampu untuk mengungkapkan semuanya.
"Tadi siang Fatimah datang menemuiku. Dia meminta agar aku membatalkan pernikahanku dengan adiknya dan meminta kepadaku untuk menikah dengan dia. dia mau untuk melanjutkan rencana pernikahan kami!" ucap Zaki dengan geram.
" Ya Allah! Sungguh teganya Bagaimana mungkin seorang kakak tega melakukan hal seperti itu pada adiknya?" tanya Ilham sambil menatap kepada Zaki yang sekarang menggelengkan kepalanya.
"Jangankan kamu saya aja bingung kenapa ada seorang perempuan yang tidak tahu malu seperti dia?" Tanya Zaki sambil menatap Ilham.
Ilham tampak mengeluarkan barang-barang yang tadi dia bawa bersama dengan Fatimah.
Sebenarnya tadi Fatimah dan Ilham bertemu di gerbang apartemen Zaki.
flash back on
"Loh bu Fatimah mau ke mana?" tanya Ilham ketika melihat Fatimah yang tampak sedang melihat-lihat area apartemen tersebut.
"Saya ada perlu dengan Pak Zaki. Tadi waktu di kampus, tidak sempat mengatakannya. Tetapi saya tidak tahu unit Pak Zaki yang pilih mana. Saya hanya tahu Apartemen ini saja!" ucap Fatimah dengan wajah memelas sehingga membuat Ilham merasa kasihan kepadanya.
"Kebetulan saya juga mau ke tempatnya Zaki. Ayo ikut denganku sekalian!" ucap Zaki mengajak Fatimah untuk ikut bersamanya menuju apartemen milik Zaki.
flash back off
"Lain kali kau tidak boleh membawa seorang perempuan ke apartemenku. Untung saja di sini tidak ada istriku. Kalau tidak, dia pasti akan merasa curiga maupun salah paham terhadapku!" lagi dengan wajah serius memperingatkan kepada Ilham agar jangan gegabah membawa seorang perempuan ke apartemennya.
"Kau harus ingat dengan statusku bahwa sekarang Aku adalah seorang suami. Walaupun istriku tidak ada di sampingku, tetapi Allah tetaplah mengawasiku!" ucap Zaki dengan nada serius tampak Ilham mengangguk-anggukkan kepalanya.
Ilham mengambil apel yang tadi dia bawa dari luar kemudian mengupasnya secara santai.
"Kau benar-benar menganggap apartemenku sebagai rumahmu. Kok datang dan pergi sesukamu?" protes Zaki seperti tidak senang dengan kedatangan Ilham saat ini.
"Cepat kau suruh Fatimah pulang! Karena aku tidak akan menyuruh ataupun membiarkan dia masuk ke apartemenku!" Ucapkan dengan tegas tidak memperdulikan mata Ilham yang sekarang melotot kepadanya seakan tidak percaya dengan apa yang menjadi keputusan seorang Zakki Al Bukhari.
"Kau jangan terlalu tega kepada perempuan. Kenapa sih? Tolong biarkan dia datang sebentar. Sekedar ilusilaturahmi saja dengan Kakak iparmu!" ucap Ilham mencoba untuk bernegosiasi dengan Zaki.
"Sekali tidak tetap tidak! Pokoknya cepat kau suruh perempuan itu untuk segera meninggalkan apartemenku dan aku tidak mau melihat dia datang lagi ke sini!" perintah Zaki kepada Ilham tidak mau diganggu gugat.
" Kau jahat sekali kepada perempuan tidak memandang bulu sama sekali padahal dia itu Kakak iparmu sendiri!" ucap Ilham sambil misuh-misuh kemudian dia pun langsung meninggalkan Zaki seorang diri di dalam apartemennya.
"Aneh banget, jadi laki-laki jahat sekali sama perempuan. Ya ampun! Ada orang bertamu ke rumahnya, tinggal di surub masuk saja sebentar. Kenapa sih?" ucap Ilham terus menggerutu sambil keluar dari apartemen Zaki sahabatnya.
Setelah berada di luar apartemen Zaki. Ilham langsung menemui Fatimah yang sedang duduk di depan pintu apartemennya Zaki.
"Maaf ya bu Fatimah! Mas Zaki tidak mau menerima ibu untuk datang ke apartemennya Dia menyuruh saya untuk meminta Anda untuk pergi meninggalkan Apartemen ini!" ucap Ilham sambil menundukkan kepalanya karena dia merasa malu dengan Fatimah yang tampak mulai meneteskan air matanya.
" Apakah Pak Zaki begitu membenci Saya bahkan untuk menerima bertamu pun dia tidak mau?" ucap Fatimah dengan suara serak
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments