Kabar Hilya

Zaki menatap Ilham yang saat ini ada di hadapannya.

"Apa yang kau bicarakan tadi dengan perempuan itu?" Tanya Zaki mulai mengintrogasi Ilham.

"Kagak kagak ngomongin apa-apa!" ucap Ilham sambil mengalihkan pandangannya dari Zaki yang terus melihat ke arahnya penuh curiga.

"Bener lu nggak ghibahin gue? Awas aja!" ancam Zaki sambil memberikan Bogem mentahnya kepada Ilham.

Sontak Ilham gugup sehingga membuat Zaki makin Curiga dengan sahabatnya itu.

"Tadi dia minta untuk makan bersama kita di sini, tapi Aku menolaknya! Karena aku takut kamu pasti kabur dari tempat ini!" ucap Ilham dengan gugup sambil memalingkan wajahnya dari Zaki.

" Ah kau sedang berbohong ya? Buktinya kau tidak berani untuk menatap wajahku! Awas kalau kau bohong nanti jauh loh jodohmu!" ucap Zaki sambil menatap tajam kepada Ilham.

" Yaelah jahat banget lu doain gue jauh dari jodoh! Emang lu mau ngasih kalau gue butuh kayak gituan?" protes Ilham sambil cemberut ke arah Zaki.

"Makanya lu jujur ama gue tadi lu ngomongin apa sama cewek itu. Dari kemarin dia ngejar-ngejar gue terus. Sudah tahu gue udah punya istri. Betul-betul cewek nggak punya akhlak!" ucap Zaki penuh dengan emosi.

"Tenang bro! Jangan pakai emosi lu! Bicara aja baik-baik sama dia. Jangan sampai hubungan kalian jadi rusak gara-gara seperti itu. Bagaimanapun kita kan dalam cycle kerja yang sama. Pasti suatu saat akan ketemu dalam kerjasama ataupun seminar bersama!" ucap Ilham berusaha menasehati Zaki agar lebih tenang dalam menghadapi Fatimah yang selalu mendekatinya.

"Gue bakal nolak lah kerjasama kalau sama dia. Gue eneg aja lihatnya. Udah tahu gue udah punya istri dia masih aja cari-cari perhatian. Apa coba maksudnya dia? Apa dia mau ngancurin rumah tangga gue? Enak aja baru juga 4 hari masa gue suruh jadi duda? Kasihan dong istri gue cuma gue buka segel doang!" ucap Zaki kesal.

"Ah sialan lu, ngomongin kayak gitu nggak pakai disaring. Gue masih lajang nih!" ngucapin Ilham sambil merengut kepada Zaki.

"Udah cepet habisin makanan lu. Bukannya lu belum hubungin istri lu ya kalau lu udah nyampe Jogja?" ucap Ilham mengalihkan perhatian Zaki dari kemarahannya terhadap Fatimah.

"Tadi sih gue udah hubungin ibu mertua. Istri Gue lagi di kampus. Sedang sibuk ujian. Ponsel dia ditinggalin. Ya udahlah gue tinggal nungguin dia hubungin gue aja!" ucap Zaki sambil menyeruput teh manis yang ada di hadapannya. Kemudian Zaki melihat ke sekeliling cafe yang saat ini tempat dia sedang makan siang bersama Ilham.

"Kenapa lu?" tanya Ilham sambil menatap ke tempat yang saat ini sedang diperhatikan oleh Zaki.

"Gue heran ma tuh cewek dari kemarin merhatiin gue terus. Jadi penasaran juga!" ucap Zaki.

"Hati-hati lu jangan main-main dengan perasaan. Kalau udah ketembak baru loh nggak bisa lepas. Mendingan lu Fokus aja sama istri lo. Gak usah lirik-lirik cewek lain!" mencoba untuk menasehati Zaki.

"Bukan gitu maksud gue. Cuman gue ngerasa nama dia kayak familiar gitu. Kayak pernah dengar cuman nggak ingat!" ucap Zaki mengungkapkan perasaannya.

"Nama Fatimah az-zahra kan memang pasaran Bro! Nggak usah lah lu mikirin kayak gituan. Kasihan istri lu kalau lu sampai mikirin cewek lain! Hati-hati loh bermula dari rasa penasaran. Nanti ujung-ujungnya pasti mulai mencari-cari tahu. Dan kalau udah kayak gitu sama aja lu sedang bermain api!" ucap Ilham coba untuk memperingati sahabatnya untuk jangan mulai bermain api dengan rumah tangganya yang baru dia bina 4 hari yang lalu.

"Mendingan lu segera jemput deh Istri lo. Biar aman dari fitnah yang semacam itu. Kalau istri lu di sini, pasti bisa mengekang mata lo biar gak jelalatan!" ucap Ilham sambil terus menikmati makan siangnya.

"Istri gue lagi ujian. Nggak bisa diganggu gugat. Gue juga di sini sibuk ngurusin ujian mahasiswa gue!" ucap Zaki sambil cemberut.

Saat mereka sedang sibuk berdiskusi tiba-tiba ponsel Zaki berdering.

"Istri gue hubungi gue! Gue pergi dulu ya!" ucap Zaki berpamitan kepada Ilham untuk mengangkat telepon dari istrinya.

" Yaelah tebang angkat telepon doang lu mesti kabur dari sini!" protes Ilham melihat sahabatnya langsung ngibrit dari hadapannya.

"Gue khawatir kalau lu kepengen kawin juga. Gara-gara dengerin omongan gue sama istri!" Zaki Sambil tertawa terbahak-bahak meninggalkan Ilham yang misuh-misuh.

"Sialan lu dasar sahabat durhaka! Emang nggak punya akhlak! Kerjanya dari tadi cuman ngeledekin terus!" ucap Ilham sambil melemparkan kulit Kacang ke arah Zaki yang sudah berlari meninggalkannya Sambil tertawa.

Tanpa mereka tahu bahwa sejak tadi Fatimah terus memperhatikan interaksi mereka berdua. Dan sekarang Fatimah mengikuti Zaki yang pergi keluar dari kafe tersebut.

"Aku harus mastiin. Apakah benar Zaki itu adalah calon suami yang kemarin aku tinggalin dan sekarang nikah dengan adikku?" ucap Fatimah dengan semangat membara. Dia ingin membuktikan bahwa Zaki adalah calon suami yang dia tinggalkan kemarin. Demi mengejar cita-citanya sebagai seorang dosen di Jogjakarta.

"Aku akan merebut dia kalau betul dia adalah calon Suamiku Aku akan minta kepada diri untuk membatalkan pernikahan mereka!" ucap Fatimah tanpa merasa malu sama sekali dengan sesuatu yang sudah dia buang dan ingin kembali Dia pungut. Setelah dia tahu bahwa Zaki adalah pria yang mempesona.

"Assalamualaikum!" ucap Zaki menjawab panggilan dari istrinya.

"Waalaikumsalam. Bagaimana apakah Mas Zaki sudah sampai di Jogja?" tanya Hilya kepada Zaki.

"Iya Alhamdulillah tadi pagi sekitar jam 04.00 subuh. Maaf ya karena Mas tidak langsung menghubungimu. Karena waktu itu Mas sangat lelah sekali. Jadi Mas memutuskan untuk langsung tidur!" Zaki meminta maaf kepada istrinya karena tidak langsung menghubungi ketika dia sampai di Jogjakarta.

"Ya saya menunggu kabarmu sampai subuh tanpa tidak bisa tidur. Aku takut ada apa-apa denganmu. Sampai akhirnya aku terjatuh tidur sampai kelewat subuhku!" ucap Hilya menerangkan semua kronologis pada kejadian malam kemarin.

"Astaghfirullahaladzim! Tanpa Sengaja aku telah mendzolimimu. Maafkan Mas ya sayang? Yang waktu itu tidak langsung menghubungimu. Kalau waktu itu Mas langsung menghubungi. Pasti kau bisa tidur dengan nyenyak dan tidak lewat subuhmu!" ucap Zaki dengan penuh penyesalan.

"Tidak apa-apa Mas. Mungkin salah saya juga karena tidak berpikir kalau Mas pasti kelelahan setelah perjalanan Jakarta Jogja menggunakan mobil!" ucap Hilya pelan.

" Iya waktu itu begitu sampai Mas langsung tidur. Karena sangat lelah sekali. Apalagi pukul 08.00 kan harus segera ke kampus untuk melapor. Kalau Mas kembali bekerja setelah cuti panjang mempersiapkan pernikahan kita!" ucap Zaki menerangkan semua kondisinya saat ini terhadap istrinya.

"Ya Mas tapi mulai sekarang kalau apa-apa kau harus menghubungiku ya? Karena di sini ada orang yang khawatirkanmu!" pinta Hilya kepada suaminya.

" Iya Mas pasti akan selalu menghubungimu. Tapi kau harus membawa ponselmu terus ya? Soalnya kalau kau tidak mengangkat teleponku. Kadang aku suka berpikir negatif!" ucap Zaki memperingati istrinya.

" Insya Allah tapi kalau aku sedang di kampus aku tidak bawa ponselku karena takut terganggu konsentrasi Ujianku!" ucap Hilya.

"Ya sudah nanti kita lanjut lagi ya? Soalnya mas ada jam ngajar lagi. Nanti pulang kerja Mas akan menghubungimu lagi sayang!" ucap Zaki kemudian dia menutup panggilan tersebut.

"Jadi benar kau adalah Zaki Al Bukhari anak Kyai Rasyid dari Indramayu?" tiba-tiba saja Fatimah sudah ada di sana mengagetkan Zaki yang baru saja menutup teleponnya.

Episodes
1 Pengantin Pengganti
2 Malam Pertama
3 Istri?
4 Perasaan Macam Apa Ini?
5 Siapkah?
6 Diskusi Kuliah Hilya
7 Sudah siapkah?
8 Masa sih?
9 Memproklamirkan Diri Sendiri
10 Perpisahan
11 Sampai Yogyakarta
12 Pertemuan Pertama
13 Fatimah Penasaran
14 Usaha Fatimah
15 Aneh Banget
16 Kabar Hilya
17 Kegilaan Fatimah
18 Menolak Fatimah Berkunjung
19 Menemukan Zaki
20 Sadarlah!
21 Ada apa dengan kamu?
22 Kegilaan Fatimah
23 Meresahkan Sekali
24 Peringatan Zaki
25 Pengunduran Diri Zaki
26 Farel Abimana Sang Dekan Muda
27 Kesadaran Zaki
28 Ketika Cinta Mulai Di Pertanyakan
29 Fatimah oh Fatimah
30 Penyesalan Yang Tiada Berguna
31 Fatimah dan Kebodohannya
32 Kenekatan Fatimah
33 Sabar Umi
34 Menemui Fatimah
35 Perjuangan Hilya
36 Kesabaran Zaki
37 Mengenang masa lalu
38 Kedua Orang Tua Hilya Bertindak
39 Kepanikan
40 Kuatlah Sayang
41 Merasa Bersalah?
42 Bertemu Lagi
43 Dilema Antara Cinta Dan Persahabatan
44 Duo Tampan
45 Kisah Kami
46 Pertemuan Kembali
47 Gugup Luar Biasa
48 Masa Lalu, Lupakan!
49 Pertemuan dan Perpisahan
50 Prahara Cinta Segi Empat
51 Salah Paham Bagaskoro
52 Fatimah Mulai Lagi
53 Hilang Akal Sudah
54 Amarah Fabian
55 Hilya Di Penjara
56 Menjenguk Hilya
57 Penolakan Zaki
58 Sholat Istiharah
59 Keterlaluan Kau Fatimah!!!
60 Perundingan
61 Perundingan 2
62 Kedatangan Cakra dan Keluarganya
63 Berduka
64 Bebas
65 Memajukan Kepulangan
66 Tekat Ilham mendekati Fatimah
67 Bertemu Wulan
68 Awal Kedekatan
69 Farel Suka Wulan?
70 Kepusingan Baru Farel
71 Suara Sumbang Para Mahasiswanya Zaki
72 Dokter Bagas
73 Kecemburuan Zaki
74 Hamil??
75 Positif
76 Syukuran Kehamilan
77 Akhirnya
78 Senang
79 Kehidupan Fatimah
80 Happy Ending
81 Pengumuman Novel Baru Author
82 Promo dan pengumuman novel terbaru author
83 83. Pengumuman novel baru author
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Pengantin Pengganti
2
Malam Pertama
3
Istri?
4
Perasaan Macam Apa Ini?
5
Siapkah?
6
Diskusi Kuliah Hilya
7
Sudah siapkah?
8
Masa sih?
9
Memproklamirkan Diri Sendiri
10
Perpisahan
11
Sampai Yogyakarta
12
Pertemuan Pertama
13
Fatimah Penasaran
14
Usaha Fatimah
15
Aneh Banget
16
Kabar Hilya
17
Kegilaan Fatimah
18
Menolak Fatimah Berkunjung
19
Menemukan Zaki
20
Sadarlah!
21
Ada apa dengan kamu?
22
Kegilaan Fatimah
23
Meresahkan Sekali
24
Peringatan Zaki
25
Pengunduran Diri Zaki
26
Farel Abimana Sang Dekan Muda
27
Kesadaran Zaki
28
Ketika Cinta Mulai Di Pertanyakan
29
Fatimah oh Fatimah
30
Penyesalan Yang Tiada Berguna
31
Fatimah dan Kebodohannya
32
Kenekatan Fatimah
33
Sabar Umi
34
Menemui Fatimah
35
Perjuangan Hilya
36
Kesabaran Zaki
37
Mengenang masa lalu
38
Kedua Orang Tua Hilya Bertindak
39
Kepanikan
40
Kuatlah Sayang
41
Merasa Bersalah?
42
Bertemu Lagi
43
Dilema Antara Cinta Dan Persahabatan
44
Duo Tampan
45
Kisah Kami
46
Pertemuan Kembali
47
Gugup Luar Biasa
48
Masa Lalu, Lupakan!
49
Pertemuan dan Perpisahan
50
Prahara Cinta Segi Empat
51
Salah Paham Bagaskoro
52
Fatimah Mulai Lagi
53
Hilang Akal Sudah
54
Amarah Fabian
55
Hilya Di Penjara
56
Menjenguk Hilya
57
Penolakan Zaki
58
Sholat Istiharah
59
Keterlaluan Kau Fatimah!!!
60
Perundingan
61
Perundingan 2
62
Kedatangan Cakra dan Keluarganya
63
Berduka
64
Bebas
65
Memajukan Kepulangan
66
Tekat Ilham mendekati Fatimah
67
Bertemu Wulan
68
Awal Kedekatan
69
Farel Suka Wulan?
70
Kepusingan Baru Farel
71
Suara Sumbang Para Mahasiswanya Zaki
72
Dokter Bagas
73
Kecemburuan Zaki
74
Hamil??
75
Positif
76
Syukuran Kehamilan
77
Akhirnya
78
Senang
79
Kehidupan Fatimah
80
Happy Ending
81
Pengumuman Novel Baru Author
82
Promo dan pengumuman novel terbaru author
83
83. Pengumuman novel baru author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!