Fatimah kemudian meninggalkan Ilham di ruangan itu dan dia langsung menuju ke kelasnya untuk memulai pelajarannya hari ini.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh! Musim ujian sebentar lagi. Jadi kalian harus belajar dengan serius. Tolong kurangi waktu bermain dan harus banyak berlatih soal-soal. Agar kalian semua bisa berhasil melewati ujian ini dan mendapatkan nilai terbaik!" ucap Fatimah membuka pelajarannya hari ini.
"Siap Bu! Gimana kalau ibu kasih kelas tambahan buat kita-kita bu?" tanya salah seorang mahasiswa yang berada di paling depan sambil menatap kepada Fatimah dengan penuh kekaguman.
"Saya sibuk, kalian bisa membentuk kelompok belajar supaya kalian bisa melewati ujian dengan sukses!" ucap Fatimah kemudian dia mengakhiri sesi diskusi itu dan melanjutkan pelajaran terakhir sebelum besok mereka akan menghadapi ujian.
Setelah selama 2 jam pelajaran akhirnya Fatimah menyelesaikan Tugasnya di kelas itu dan segera menuju ke ruangan berkumpulnya para dosen.
Ketika Fatimah baru mau masuk ke dalam ruangan itu, matanya langsung dikejutkan oleh kehadiran seorang laki-laki yang tadi pagi sempat membuat dirinya blingsatan. "Zaki?" ucap Fatimah tanpa dia sadari sehingga membuat orang yang sedang bercakap-cakap di dalam ruangan itu pun menoleh kepadanya.
"Bu Fatimah sudah tahu tentang ustadz Zaki? Ayo sini Bu! Mari saya perkenalkan dengan dosen baru kita yang tampan ini!" ucap kepala jurusan. Sambil bangkit dari duduknya dan memberikan tempat untuk Fatimah duduk di antara mereka.
"Terima kasih Pak! Saya hanya akan ke meja saya saja. Saya tidak akan mengganggu obrolan kalian!" ucap Fatimah gugup karena dia ingat kalau Zaki adalah seorang laki-laki yang sudah beristri.
Seketika Fatimah mengingat apa yang dikatakan oleh Ilham tadi pagi.
"Saya hanya mengingatkan Anda Bu Fatimah! Jangan sampai karena hal seperti ini, reputasi anda sebagai seorang dosen akan hancur berantakan. Bagaimanapun anda adalah seorang dosen, anda harus menjadi suri tauladan bagi mahasiswa anda!"
'Benar apa yang dikatakan oleh Ilham. Kalau saya harus hati-hati. Bagaimanapun Dia adalah seorang laki-laki beristri. Saya tidak boleh gegabah dalam bertindak. Kalau tidak, reputasi saya sebagai seorang dosen akan hancur karena permasalahan semacam ini!' batin Fatimah sambil terus menatap kepada Zaki yang sejak tadi hanya menundukkan kepalanya sama sekali tidak mau melirik ke arah Fatimah.
"Tidak apa-apa Bu Fatimah! Ayo kenalin dengan ustadz Zaki siapa tahu nanti kalian akan disandingkan dalam seminar yang sama. kalau tidak saling kenal kan nanti tidak lucu, nanti dikira jurusan kita tidak akur lagi para dosennya!" kepala jurusan sambil menarik tangan Fatimah untuk mendekat kepada mereka berdua.
"Ustad Zaki. Kenalkan ini adalah Bu Fatimah. Dia adalah lulusan Australia yang terbaik. Kita beruntung bisa membuat dia mau bekerja di kampus ini!" ucap kepala jurusan dengan wajah sumringahnya sambil melirik ke arah Fatimah yang saat ini masih menatap Zaki dengan intens.
"Nama saya Zaki Al Buchori di sini saya mengajar tentang Bahasa Arab dan Ushul Fiqih. Di sini saya juga yang memegang program Tahfidz untuk mahasiswa yang ingin mengambil jurusan itu!" ucap Zaki sambil melipat kedua tangan di depan dadanya. Dengan tetap menunduk kan kepalanya sehingga membuat Fatimah Jadi gemes dibuatnya.
'Ini orang benar-benar seorang yang luar biasa. Sejak tadi dia terus menundukkan kepalanya tidak mau menatap wajahku sama sekali!' batin Fatimah dalam hatinya. Sambil matanya terus menatap ke arah Zaki penuh dengan penasaran.
"Kenapa Mas Zaki sejak tadi menundukkan kepala tidak mau melihat kepada saya?" tanya Fatimah dengan penuh rasa penasaran yang ada di hatinya.
"Anda bukan mahram saya. Bukan hak saya untuk melihat anda! Baiklah Pak Saya permisi! Saya akan kembali ke ruangan saya! Kebetulan sejak tadi pagi saya belum melaporkan ke istri saya. Kalau saya sudah sampai ke Jogjakarta. Saya khawatir kalau istri saya sedang menunggu saya!" ucap Zaki berpamitan kepada kepala jurusan.
"Istrinya Ustaz Zaki tidak ikut ke Jogjakarta?" tanya kepala jurusan kepada Zaki.
"Di sana istri saya juga sedang menghadapi ujian Pak. Sangat riskan kalau istri saya pindah sekarang. Nanti setelah ujian di sana selesai baru dia akan pindah ikut saya ke sini!" ucap Zaki menjawab pertanyaan kepala jurusan.
" Wah kasihan Ustad Zaki masih pengantin baru sudah berpisah!" ucap kepala jurusan sambil menggoda Zaki yang saat ini tersipu.
"Tidak apa-apa Pak! Toh hanya untuk sementara. Bagaimanapun pendidikan tetap penting. Saya juga tidak mau kalau gara-gara pernikahan istri saya harus melepaskan cita-citanya!" ucap Zaki sambil berdiri dari tempat duduknya.
"Memang istri Ustad Zaki kuliahnya ambil jurusan apa?" tanya kepala jurusan sepertinya masih belum mau melepaskan Zaki dari hadapannya. Jarang-jarang soalnya, dia bisa bercakap-cakap dengan Zaki Sebebas ini biasanya Zaki sangat sibuk dengan semua jadwal kuliahnya dan juga beberapa seminar yang harus dia isi.
"Fakultas kedokteran Pak. Kebetulan sudah mau masuk tahun keempat jadi istri saya sudah mulai sibuk dengan kuliahnya dan juga tugas akhirnya!" ucap Zaki menerangkan tentang istrinya kepada kepala jurusan yang tampaknya kepo urusan masalah pribadinya.
"Wah istrinya Ustaz Zaki sangat luar biasa pasti dia seorang yang gadis yang pintar dan cerdas!" ucap kepala jurusan tampak terpesona mendengarkan cerita Zaki tentang istrinya yang baru di nikahi tiga hari yang lalu.
"Istri saya juga seorang hafizah Pak!" ucap Zaki dengan penuh kebanggaan ketika dia bercerita tentang istrinya matanya berbinar penuh kebahagiaan.
Hati Fatimah tampak panas ketika melihat laki-laki yang sejak tadi pagi menarik perhatiannya saat ini sedang bercerita tentang istrinya dengan begitu antusias.
'Ya Tuhan! Kenapa perempuan yang diceritakan oleh Zaki seperti adikku ya? Jangan bilang kalau dia ini adalah suami dari adikku. Kapan adikku menikah ya? Aku ko tidak pernah tahu kalau dia menikah?' berbagai pertanyaan berkecamuk di dalam hati Fatimah mengenai sosok wanita yang diceritakan oleh Zaki sebagai istrinya.
Entah apa yang akan dipikirkan dan diradakan oleh Fatimah. Kalau dia tahu bahwa Zaki adalah calon suami yang dia tolak dan dia kabur dari pernikahannya. Sehingga akhirnya Zaki menikah dengan adiknya, Hilya.
Hilya yang harus menyelamatkan nama keluarga sehingga mau berkorban dan Hilya akhirnya mau dinikahkan dengan paksa bersama Zaki menggantikan sang kakak yang melarikan diri dari pernikahan mereka.
Fatimah hanya memikirkan kepentingan dirinya sendiri dan impiannya. Dia tidak memperdulikan kedua orang tuanya yang akan menanggung malu ketika dia pergi begitu saja dari pernikahan yang sudah dia setujui sebelumnya.
Sehingga akhirnya adiknya yang harus menanggung semua konsekuensi yang dia timbulkan dari perbuatan egoisnya yang hanya memikirkan dirinya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments