Perpisahan

"Tidak apa-apa, setelah itu kan kita berpisah selama 1 bulan lamanya. Aku pasti akan merindukanmu saat kita berjauhan nanti!" ucap Zaki sambil mencium leher Hilya, yang sekarang mulai meremang, bergidig ngeri dengan apa yang mau di lakukan suaminya ke pada dirinya sekarang.

"Masih sakit, Mas!" rengek Hilya dengan suara manjanya.

"Mas janji akan perlahan kok, mau ya? Buat obat semangat selama berjauhan sama kamu sayang!" Zaki terus merayu istrinya untuk memberikan apa yang dia inginkan saat ini.

Sehingga akhirnya Hilya luluh juga, karena merasa kasihan dengan wajah suaminya yang sudah memelas begitu.

Setelah mereka selesai melakukan ibadah yang membuat hati keduanya bahagia dan semakin merasakan cinta satu sama lain Zaki mencium kening sang istri dengan lembut.

"Terima kasih sayang ya? Mas pasti akan semangat kerja di sana dan Mas janji, setelah kamu selesai ujian. Mas akan menjemputmu untuk kita bisa tinggal bersama!" ucap Zaki sambil mencium kening istrinya sekali lagi.

Hilya hanya menganggukan kepalanya. Dia membenamkan wajahnya di dada sang suami yang sejak kemarin selalu membuat dirinya merasa tenang dan damai.

"Mas baik-baik kerja di sana ya? Tolong untuk dijaga hatinya, dijaga matanya. Sehingga tidak melakukan hal yang dilarang oleh agama yaitu melakukan perzinahan maupun perselingkuhan!" pesan Hilya kepada suaminya sebelum mereka berpisah pada hari itu.

"Ya sayang kamu harus percaya sama Mas! Mas pasti akan selalu menjaga hati Mas dan cinta Mas hanya untuk kamu seorang, istri Mas satu-satunya!" ucap Zaki dengan penuh keyakinan.

Hilya merasa bahagia dengan janji yang sudah diucapkan oleh suaminya. Sehingga dia merasa tenang ketika melepaskan suaminya pergi jauh dari sisinya.

Pada Sore harinya, kedua orang tua Hilya sudah kembali dari Indramayu setelah menemui mertuanya.

"Umi sama Abi, kenapa lama sekali sih? Mas Zaku mau kembali ke Jogjakarta sampai kemalaman begini!" ucap Hilya protes kepada kedua orang tuanya, yang katanya pergi sebentar, ternyata sampai malam baru kembali dari kediaman mertuanya.

"Umi sama Abi kan memang sengaja memberikan waktu kepada kalian berdua. Untuk bisa saling menyayangi satu sama lain, sebelum kalian nanti berpisah selama satu bulan lamanya!" ucap ibunya Hilya sambil menatap kepada putrinya yang wajahnya tampak bersinar penuh dengan kebahagiaan.

Zaki yang mengerti maksud perkataan dari mertuanya. Dia hanya bisa tersenyum ketika melihat sang istri yang kini malah terrunduk malu ketika mendengarkan ucapan ibunya yang begitu frontal tanpa disaring sama sekali. "Umi bicara apa sih?" Hilya kemudian berlari ke kamarnya dengan menutup wajahnya yang kini memerah karena malu.

Semua orang tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi Hilya yang begitu lucu. Zaki saja sampai memegangi perutnya hingga sekarang.

"Nak Zaki mau berangkat ke Yogyakarta jam berapa? Apa tidak sebaiknya, besok pagi saja, supaya perjalanan jadi aman?" tanya ayahnya Hilya kepada Zaki yang saat ini sedang fokus dengan makan malamnya.

"Setelah salat Isya, Zaki akan langsung berangkat Abi!" jawab Zaki sambil menatap kepada mertuanya yang sedang menonton televisi bersama ibunya Hilya.

Kedua mertua Zaki sudah makan malam di luat. Ketika mereka berada di luar tadi, mereka sengaja memanfaatkan waktu itu untuk quality time mereka berdua.

"Apa tidak berbahaya melakukan perjalanan malam? Aby merasa sangat khawatir dengan keselamatanmu!" ucap ayahnya kepada Zaki.

"Tidak Abi, saya sudah biasa melakukan perjalanan malam. Itu jauh lebih baik. Selain itu, bebas dari macet juga bebas dari panas!" jawab Zaki menjelaskan kepada ayah mertuanya.

"Kalau begitu hati-hati di jalan ya? Kalau sudah sampai tolong kabari kami, supaya kami tidak khawatir!" ucap ayahnya Hilya kepada Zaki.

"Mas hati-hati di sana ya, ingat untuk selalu menjaga hatimu dan juga matamu!" ucap Hilya sambil membenamkan wajahnya di dada sang suami, yang sejak kemarin telah menjadi tempat favorit baginya.

Hilya terisak, karena akan berpisah dengan suami yang baru dia nikahi selama 3 hari dan mereka akan berpisah selama satu bulan ke depan. Tubuh Hilya berguncang karena tangis, "Ayolah, sayang! Kita berpisahnya hanya sebentar jangan menangis ya?" ucap Zaki sambil mengelus kepala istrinya yang saat ini ada di dalam pelukannya.

"Setelah selesai ujianmu, Mas langsung pulang ya? Biar aku tidak merindukanmu lagi!" ucap Hilya dengan suara pelan.

"Baru kita mo berpisah sebentar, kau sudah susah sekali berpisah. Kemarin siapa ya? Yang bilang pengen kita pisah tempat tinggal? Tidak mau untuk pindah bersamaku! Hahaha!" ucap Zaki sambil mencubit hidung istrinya yang sekarang semakin memerah karena menahan rasa malu digodain terus sejak tadi oleh suaminya.

"Sejak tadi godain terus, deh! Hilya nggak mau buat pindah kuliah nih. Ga mau nanti kalau dijemput. Gak mau jadi pindah, nggak jadi pokoknya!" ucap Hilya mulai merajut.

"Jangan kayak gitu dong, sayang! Mas kan cuma bercanda doang, sayang!" Zaki mulai kelimpungan ketika melihat istrinya mulai mengatakan kalau dia tidak mau untuk pindah bersamanya ke Jogja.

"Ayolah sayang! Mas cuma bercanda doang sayang! Mas gak bisa kalau kamu gak mau pindah sama Mas! Kamu gemesin sayang kalau lagi malu-malu!" ucap zaki terus berusaha untuk membujuk istrinya agar tidak marah lagi terhadap dirinya.

"Hilya, cepat lepaskan suamimu! Kasihan dia kalau terlalu malam di jalan. Dia kan besok pagi-pagi harus sudah mulai bertugas di kampus. Nanti kasihan suamimu tidak punya waktu istirahat kalau berlama-lama di jakarta!" ucap ayahnya Hilya yang melihat putrinya tampak berat untuk melepaskan Zaki.

"Aby sih! Nyari suami buat Hilya yang kerjaan nya jauh. Jadinya harus kayak gini deh, harus berpisah sama suami!" ucap hillya sambil cemberut kepada ayahnya.

"Apa sayang? Jadi kau menyesal sudah menikah sama Mas? Baru juga tiga hari. Kamu menyesal sayang? Karena Mas kerja di Yogyakarta? Kita kan berpisah hanya satu bulan saja sayang, nggak lama! Nanti Mas pasti akan menjemput kamu setelah ujianmu selesai!" ucap Zaki sambil mengelus kepala Hilya dengan penuh cinta kasih dan sayang.

"Bukan begitu maksudnya Mas! Ya udahlah lupakan saja Mas! Kamu segera berangkat saja. Nanti terlalu malam juga berbahaya, betul kata abi!" ucap Hilya menyerah pada akhirnya karena malas berdebat dengan Zaki.

"Ya udah sayang! Mas berangkat dulu ya? Kamu jaga dirimu baik-baik. Pokoknya Mas akan selalu berusaha untuk mengabarkan kamu tentang keadaan mas di sana dan kamu harus mengangkat dan membalas sms mas, ok?" Hilya hanya mengangguk dan air matanya mengalir karena akan berpisah bersama Zaki, pria yang baru menjadi suaminya selama 3 hari.

Setelah perpisahan dan berpamitan. Akhirnya Zaki langsung berangkat menuju Jogjakarta dengan menggunakan mobil pribadinya.

Hari ini adalah ulang tahun anakku yang kedua yang bernama Auriza Hilyatul Aulia yang ke 12 tahun.

Novel ini mamah dedikasikan untuk kamu, anak wedok mamah tersayang! Semoga cita-cita dan mimpimu terwujud dan jadi anak sholehah dan mendapatkan jodoh terbaik untuk hidupmu kelak. Syukur-syukur dapat jodoh sosok laki-laki seperti Zaki dalam dunia nyata. Doa terbaik dari Mamah yang menyayangi kamu, anak wedok Mamah satu-satunya. Amien yra🤲🤲🤲😍😘

Episodes
1 Pengantin Pengganti
2 Malam Pertama
3 Istri?
4 Perasaan Macam Apa Ini?
5 Siapkah?
6 Diskusi Kuliah Hilya
7 Sudah siapkah?
8 Masa sih?
9 Memproklamirkan Diri Sendiri
10 Perpisahan
11 Sampai Yogyakarta
12 Pertemuan Pertama
13 Fatimah Penasaran
14 Usaha Fatimah
15 Aneh Banget
16 Kabar Hilya
17 Kegilaan Fatimah
18 Menolak Fatimah Berkunjung
19 Menemukan Zaki
20 Sadarlah!
21 Ada apa dengan kamu?
22 Kegilaan Fatimah
23 Meresahkan Sekali
24 Peringatan Zaki
25 Pengunduran Diri Zaki
26 Farel Abimana Sang Dekan Muda
27 Kesadaran Zaki
28 Ketika Cinta Mulai Di Pertanyakan
29 Fatimah oh Fatimah
30 Penyesalan Yang Tiada Berguna
31 Fatimah dan Kebodohannya
32 Kenekatan Fatimah
33 Sabar Umi
34 Menemui Fatimah
35 Perjuangan Hilya
36 Kesabaran Zaki
37 Mengenang masa lalu
38 Kedua Orang Tua Hilya Bertindak
39 Kepanikan
40 Kuatlah Sayang
41 Merasa Bersalah?
42 Bertemu Lagi
43 Dilema Antara Cinta Dan Persahabatan
44 Duo Tampan
45 Kisah Kami
46 Pertemuan Kembali
47 Gugup Luar Biasa
48 Masa Lalu, Lupakan!
49 Pertemuan dan Perpisahan
50 Prahara Cinta Segi Empat
51 Salah Paham Bagaskoro
52 Fatimah Mulai Lagi
53 Hilang Akal Sudah
54 Amarah Fabian
55 Hilya Di Penjara
56 Menjenguk Hilya
57 Penolakan Zaki
58 Sholat Istiharah
59 Keterlaluan Kau Fatimah!!!
60 Perundingan
61 Perundingan 2
62 Kedatangan Cakra dan Keluarganya
63 Berduka
64 Bebas
65 Memajukan Kepulangan
66 Tekat Ilham mendekati Fatimah
67 Bertemu Wulan
68 Awal Kedekatan
69 Farel Suka Wulan?
70 Kepusingan Baru Farel
71 Suara Sumbang Para Mahasiswanya Zaki
72 Dokter Bagas
73 Kecemburuan Zaki
74 Hamil??
75 Positif
76 Syukuran Kehamilan
77 Akhirnya
78 Senang
79 Kehidupan Fatimah
80 Happy Ending
81 Pengumuman Novel Baru Author
82 Promo dan pengumuman novel terbaru author
83 83. Pengumuman novel baru author
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Pengantin Pengganti
2
Malam Pertama
3
Istri?
4
Perasaan Macam Apa Ini?
5
Siapkah?
6
Diskusi Kuliah Hilya
7
Sudah siapkah?
8
Masa sih?
9
Memproklamirkan Diri Sendiri
10
Perpisahan
11
Sampai Yogyakarta
12
Pertemuan Pertama
13
Fatimah Penasaran
14
Usaha Fatimah
15
Aneh Banget
16
Kabar Hilya
17
Kegilaan Fatimah
18
Menolak Fatimah Berkunjung
19
Menemukan Zaki
20
Sadarlah!
21
Ada apa dengan kamu?
22
Kegilaan Fatimah
23
Meresahkan Sekali
24
Peringatan Zaki
25
Pengunduran Diri Zaki
26
Farel Abimana Sang Dekan Muda
27
Kesadaran Zaki
28
Ketika Cinta Mulai Di Pertanyakan
29
Fatimah oh Fatimah
30
Penyesalan Yang Tiada Berguna
31
Fatimah dan Kebodohannya
32
Kenekatan Fatimah
33
Sabar Umi
34
Menemui Fatimah
35
Perjuangan Hilya
36
Kesabaran Zaki
37
Mengenang masa lalu
38
Kedua Orang Tua Hilya Bertindak
39
Kepanikan
40
Kuatlah Sayang
41
Merasa Bersalah?
42
Bertemu Lagi
43
Dilema Antara Cinta Dan Persahabatan
44
Duo Tampan
45
Kisah Kami
46
Pertemuan Kembali
47
Gugup Luar Biasa
48
Masa Lalu, Lupakan!
49
Pertemuan dan Perpisahan
50
Prahara Cinta Segi Empat
51
Salah Paham Bagaskoro
52
Fatimah Mulai Lagi
53
Hilang Akal Sudah
54
Amarah Fabian
55
Hilya Di Penjara
56
Menjenguk Hilya
57
Penolakan Zaki
58
Sholat Istiharah
59
Keterlaluan Kau Fatimah!!!
60
Perundingan
61
Perundingan 2
62
Kedatangan Cakra dan Keluarganya
63
Berduka
64
Bebas
65
Memajukan Kepulangan
66
Tekat Ilham mendekati Fatimah
67
Bertemu Wulan
68
Awal Kedekatan
69
Farel Suka Wulan?
70
Kepusingan Baru Farel
71
Suara Sumbang Para Mahasiswanya Zaki
72
Dokter Bagas
73
Kecemburuan Zaki
74
Hamil??
75
Positif
76
Syukuran Kehamilan
77
Akhirnya
78
Senang
79
Kehidupan Fatimah
80
Happy Ending
81
Pengumuman Novel Baru Author
82
Promo dan pengumuman novel terbaru author
83
83. Pengumuman novel baru author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!