Zaki tersenyum ketika melihat Hilya yang seakan tidak percaya dengan apa yang dia katakan kepada istrinya.
"Mas serius sayang!" ucap Zaki kembali pengecup bibir Hilya yang selalu membuat dirinya kecanduan.
"Ayo bersiap katanya mau berangkat ke Jogja, Kenapa masih bersantai seperti ini?" tanya Hilya kepada Zaki yang tampak masih asyik mengelus-elus telapak tangannya.
"Kita tunggu Aby dan Umy dulu, biar Mas bisa berpamitan kepada mereka berdua dan kau juga ada teman di rumah!" ucap Zaki sambil menatap kepada Hilya.
"Tidak apa-apa! Mas tidak usah khawatirkan denganku. Aku hanya takut kalau nanti Mas sampai ke kemaleman di jalan. Itu akan sangat berbahaya kalau melakukan perjalanan di tengah malam. Apalagi kalau tiba-tiba hujan yang disertai dengan angin dan petir!" ucap Hilya mengkhawatirkan keadaan suaminya dalam perjalanannya kembali ke jogja.
"Mas sudah biasa melakukan perjalanan di tengah malam. Kau tidak usah khawatir sayang! justru perjalanan tengah malam itu, jauh lebih menyenangkan. Karena tidak perlu panas dan juga tidak perlu bermacet-macetan dengan kendaraan orang lain!" ucap Zaki menerangkan tentang situasi perjalanan yang biasa dilakukan selama ini.
"Dulu kau mungkin bisa melakukan hal seperti itu. Karena tidak ada orang yang mengkhawatirkanmu selain kedua orang tuamu. Tapi sekarang ada aku, aku yang akan selalu mengkhawatirkanmu dan berharap kamu selalu selamat dalam perjalananmu!" ucap Hilya menundukkan kepalanya karena merasa malu dengan apa yang baru saja dia katakan kepada suaminya.
Yah selamat datang ke dunia Zaki Al Buchori! Dunia penuh warna dan rona cibta. Dunia yang telah merubah seorang Hilya menjadi melankolis dan tiba-tiba memiliki banyak gombalan receh yang dia ucapkan kepada suaminya yang mengalir begitu fasih dari mulutnya yang biasanya hanya dia gunakan untuk menghafal Alquran.
"Ya sayangku! Aku ngerti, bahwa mulai sekarang, aku harus menjaga diriku dengan baik. Karena akan ada istri dan juga calon anak kita, yang akan selalu menunggu kepulanganku dan keselamatanku!" ucap Zaki sambil mencubit hidung sang istri.
"Calon anak kita?" tanya Hilya mengulang perkataan yang diucapkan oleh Zaki barusan.
"Yah tentu saja sayang! Calon anak kita berdua! Mungkin sudah ada di dalam sini. Kita tidak tahu kan? Tentang kuasa Allah yang Maha luar biasa!" ucap Zaki sambil mencium perut Hilya dengan penuh cinta kasih.
Sehingga membuat Hilya sampai memerah telinganya karena saking malunya mendapatkan perlakuan seperti itu dari sang suami yang baru dua hari menjadi suaminya.
" Apakah benar kalau kau menginginkan anak dariku?" tanya Hilya dengan suara gemetar Karena itu adalah dunia yang baru baginya.
Sworang anak? Wow! Itu adalah sesuatu yang sangat luar biasa. Bagaimana mungkin dirinya yang baru saja mengetahui tentang dunia pernikahan, tiba-tiba harus berbicara masalah anak?
"Tentu saja aku menginginkan anak darimu Sayang kita kan suami istri Kalau bukan anak darimu lalu Mas harus mengharapkan anak dari siapa?" Zaki seakan merasa konyol dengan pertanyaan Hilya tadi.
"Aku hanya merasa aneh saja, ketika kita membicarakan tentang anak. Padahal kita baru menikah dua hari!" Ucap Hilya sambil tersenyum tersipu malu.
"Apa kau lupa kalau kita sudah melakukannya sebanyak tiga kali pada hari ini? Aku telah menanamkan benihku di rahimmu dan aku berdoa semoga benih itu akan berkembang dan menjadi keturunan untuk kita berdua!" ucap Zaki lalu dia mengeratkan pelukannya kepada sang istri tercinta.
" Amin semoga doamu akan dikabulkan oleh Allah dan semoga aku bisa menjaga amanah itu!" ucap Hilya menatap suaminya yang kelak akan dia rindukan.
Waktu 1 bulan rasanya akan begitu lama, dikala dua hati saling merindu satu sama lain. Dan Hilya saat ini sedang melukis wajah suaminya di dalam hatinya. Untuk dia pahat dan dia ingat jikalau dia merindukannya.
"Kenapa kau menatapku seperti itu apakah ada yang salah di wajahku?" Tanya Zaki masa heran dengan istrinya yang saat ini terus menatapnya tanpa berkedip sama sekali.
Hilya menaruh jari telunjuknya di hidung Zaki. Lalu dia menelusurinya setiap inchinya. Kemudian menaruh telunjuknya di bibir sang suami. Agak lama bermain-main di sana. Sehingga membuat Zaki merasa terheran dengan apa yang dilakukan oleh istrinya terhadap dirinya.
"Apa yang sedang kau lakukan sayang? Kau sangat aneh!" tanya Zaki kepada istrinya yang masih fokus dengan apa yang sedang dia lakukan terhadap dirinya.
" Aku sedang melukis wajahmu di hatiku agar kelak ketika aku merindukannya aku bisa menemukan wajah Ini di sini di hatiku!" ucap Hilya sambil menaruh kedua tangan Zaki di tepat dadanya.
Zaki tersenyum bahagia. Ketika dirinya kini mendapatkan gombalan receh dari sang istri yang tampaknya semakin mahir membuat dia melayang ke awang-awang.
"Bagaimana kalau kita berfoto berdua sayang? Bukankah di ponsel kita belum ada foto kita masing-masing?" tuba-tiba Zaki mengusulkan sebuah ide yang sangat bagus dan Hilya sangat setuju dengan hal itu.
Zakipun kemudian mengambil beberapa pose romantis di antara keduanya. Zaki langsung memasang foto tersebut sebagai wallpaper dan juga profil di whatsapp-nya. kemudian dia pun melakukan hal yang sama di ponsel milik Hilya sehingga membuat Hilya mengerutkan keningnya karena tidak mengerti.
"Mengapa kau melakukan itu?" tanya Hilya merasa penasaran dengan apa yang dilakukan oleh suaminya.
"Aku melakukan ini untuk memberitahukan kepada semua orang. Bahwa aku adalah milikmu dan kau adalah milikku sayang! Sehingga tidak ada siapapun yang akan mengganggumu maupun menggangguku!" Zaki dengan senyum sumringahnya yang membuat diri yang merasa sangat bahagia.
Kembali Zaki memproklamirkan dirinya sebagai milik dirinya. Oh Tuhan! Apakah ada yang lebih bahagia daripada hal itu? Bahwa seorang Zaki al-bukhari adalah milik seorang Auriza Hilyatul Aulia! Sungguh sesuatu yang sangat spektakuler!
" Kau dari tadi tersenyum sendiri apakah ada yang lucu dari yang kukatakan padamu, hmmm?" Tanya Zaki sambil menggelitik pinggang sang istri sehingga membuat Hilya akhirnya tertawa kegelian dengan ulah Zaki yang super jail itu.
"Tolong hentikan! Kenapa kau suka sekali menyiksaku dengan membuatku kegelian?" pinta Hilya kepada suaminya.
"Sayang, kalau kita melakukan hal itu satu kali lagi, apakah kau keberatan? Kita akan berpisah selama satu bulan. Anggap saja kita merapat jatahku sekarang! Bagaimana?" tanya Zaki berbisik di telinga sang istri yang akan dia tinggalkan dalam hitungan jam ke depan selama satu bulan lamanya.
"Apakah Mas Zaki tidak kelelahan nantinya? Kita sudah melakukan hal itu tiga kali hari ini! Aku takut Mas Zaki kenapa-napa karena hal yang di lakukan secara berlebihan!" ucap Hilya merasa khawatir dengan keadaan suami mesumnya itu. 😂😂
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments