Sore itu, hujan terjun bebas ke permukaan bumi, sembari menyisir habis seluruh debu yang di ciptakan oleh polusi, bau alam yang tercium khas membuat ketenagan tersendiri bagi Alissa, bahkan semua orang berhenti dari perjalanan untuk menepi sebenatar saja, guna melindungi diri dari air yang terjun bebas tanpa terkira.
Saat kita menegadahkan kepala kearah langit, sambil berbisik ke batin paling terdalam, ada getaran asing yang membuat hati terasa nyaman, bahkan saat itu juga ada Zat yang kasat mata seperti pelindung dikala senja, apakah ini kekuatan yang maha kuasa?
Pertanyaan itu terhenti saat dua orang asing menepi di hadapannya.
“Aish….kenapa tiba-tiba hujan” gerutu seorang pria sembari menepuk-nepuk pundaknya yang terkena air hujan.
Membuat gadis di sisinya tersenyum manis sambil membantu pria itu, saat ini bumi tengah menyaksikan senyum mereka yang saut-sautan, diantara kedua manik mata yang tengah bertatapan, nampaknya dua orang di hadaoan Alissa adalah pasangan kekasih.
“Jangan mengeluh, nikmati saja, sebentar lagi juga reda” balasnya dengan senyum menenagkan, bahkan gadis yang mengunakan hondie coklat dengan tas tali selempang yang ia letakan disisi kanan, menjulurkan permukaan tangan untuk meikmati hantaman air yang menyentuh kulit.
“Ck” Decak pria itu kepada Arabella.
Seketika ada rona malu yang tertampil dipipi mereka, bahkan pria yang mengunakan jas formal, lengkap dengan jam tangan mahal yang melingkar di pergelangan tanganya merangkul pundak Arabella, pria itu mengusap kepala gadis yang ia cinta dengan sikap memanjai, bahkan pelangi-pun akan cemburu karnanya.
Tentu saja sekilas lihat, semuanya bisa menebak jika mereka adalah pasangan yang terjerat api cinta, membuat Alissa menepikan sedikit tubuh sebab ia cukup enggan menjadi pengganggu di antara keduanya.
Pakaian hangat yang membalut tubuhnya, di gunakam dengan sempurna sambil berpangku tangan, untuk melindungi diri dari hawa dingin, bahkan saat wanita asing itu melirik kearah Alissa, membuat Alissa menyadari namun ia tidak ingin menganggu.
Sebab Alissa sadar diri akan keberadaanya, untuk itulah, ia tidak ingin ikut campur lagi dengan kehidupan manusia, Alissa memilih bersikap cuek seolah tidak peduli sama sekali, meskipun sedari tadi mengamati mereka.
Bagaimanapun, Alissa harus menyembunyikan kekuataan yang ia miliki, semenjak lulus dari Universitas yang terkenal di Negara ini, lebih tepatnya berada di Provisi bagian timur, Alissa kembali ke Kota untuk menjajah kehidupan baru, kali ini ia tidak ingin di kenal siapapun dan hanya ingin menjauh dari orang-orang yang pernah menyulitkan hidup alissa sebelumnya, tentu dengan sikap rajin yang ia miliki, mengantarkan Alissa menjadi siswi berprestasi, sehingga ia dengan mudah memasuki perusahaan yang terkemuka di kota ini.
“Permisi Nona.....” sapa wanita di sampingnya, membuat mata Alissa membulat secara sempurna, sebab hal yang ia takuti lagi-lagi terjadi.
Untuk itulah, Alissa tidak boleh menyapanya, ia harus mengabaikan panggilan Arabella, sambil menyembunyikan wajah untuk melihat kearah pepohonan yang bergoyang akibat angin kencang yang tengah membawa hujan.
Tentu saja tingkah aneh itu mengundang kecurigaan di wajah pria yang memiliki porporsi tubuh sempurna, bahkan Alissa menyadari saat itu tatapan tajamnya tengah tertuju pada Alissa.
Hanya saja demi kebahagian bersama, Alissa tidak memiliki pilihan, selain menjauh dari tatapan manusia, sebab hanya itulah jalan satu-satunya untuk tidak membaca memori mereka.
“Nona…” sambung Arabella sekali lagi, untuk menegur Alissa yang terlihat ketakutan, tapi lagi-lagi wanita itu tidak ingin mengalah, dengan segera Alissa menghindari setiap tatapan mata yang ingin Arabella lakukan, sambil menyembunyikan wajah kearah berlawanan.
Tentu saja Arabella tidak mengerti akan sikap yang di tampikan wanita asing itu, saat ini ia hanya menebak, apakah wanita itu tengah sakit, atau terjadi sesuatu padanya hingga menghindar.
“Permisi nona, apakah anda tidak bisa menghargai orang lain” celetuk pria bertubuh kekar itu dengan nada ketus, bahkan membuat Alissa terdiam tanpa mampu membalikan badan.
Ia menjayadari mata tajam itu tertuju dengan tatapan tidak suka, bahkan wanita yang begitu gigih menyapanya, menampakan wajah hingga tanpa sengaja terekspos di kedua mata Alissa.
Tapi kali ini berbeda. Kesedihan, penderitaan, penyiksaan, tekanan, rasa perih, sakit, pedih bercampur aduk di dalam jiwa paling terdalam, bahkan senyum manis yang terlihat sempurna, adalah sampul luar untuk membungkus jiwa yang hancur lebur hingga berantakan, kenapa wanita itu sangat menderita? Jika pria di sampingnya membawa banyak kebahagian, dan kenapa--
“Nona dompet anda jatuh” timpal wanita cantik dengan hondie coklat yang ia kenakan, bahkan senyum manisnya mampu menguatkan air mata Alissa yang sulit tertahan.
“Nona, apa anda baik-baik saja?” sambung Arabella sekali lagi, membuat bibir Alissa bergetar sebab sangat sulit untuk dirinya bicara, bahkan air mata berlinang begitu saja.
Entah kenapa ada sedikit sesak yang membelengu dada, bahkan Alissa menepuk dadanya dengan keras, untuk melepaskan cekikak yang membuat tubuhnya menderita.
Kenapa rasa sakit wanita itu, mampu di rasakan Alissa? Seolah, sakit itu seperti nyata yang sulit di pudarkan begitu saja. Kenapa wanita bernama Arabella itu memberikan energi aneh dari biasanya? Apa maksud semua ini? Apakah ada sesuatu yang perlu Allissa cari tahu tentang gadis bernama Arabella tersebut!
“Nona apa kau sakit?” tanya Arabella sekali lagi, sambil meraih pundak Alissa dengan penuh cemas.
“A-Aku tidak apa-apa....” sahutnya dengan segera hingga memberanikan diri bersuara.
Tentu saja Alissa tengah menahan air mata untuk tidak tumpah begitu saja, bahkan ia masih merasakan sesak di bagian dada guna mengontrol emosi yang ingin meledak.
"Baiklah..." lirih Arabella dengan pandangan bingung, ia mengaruk kepalanya seolah gadis itu bertingkah aneh, namun apapun masalahnya, setidkanya Arabella sudah menawarkan pertanyaan.
Baru saja Arabella membalikan badan untuk mendekati kekasihnya, tangan itu mencegat dengan kencang, mencengkramnya dengan pandangan takut yang membuat Arabella terpana. "Tu-Tunggu..." seru Alissa dengan suara bergetar.
“Apa anda bisa pergi setelah hujan reda, dan teruslah berdiam diri disini hingga malam, jangan lakukan apapun, jangan peduli degan apa-pun, tetaplah di samping pria itu!” pinta Alissa kepada wanita yang memasang raut wajah binggung, bahkan membuat alis pria yang sedari tadi menatap mereka bertaut secara tajam, seolah semakin tidak menyukai tingkah yang Alissa yang begitu aneh.
“Maaf nona, kami hanya memberikaan dompet anda, jika anda sedang sakit, lebih baik berobat secapatnya” ketusnya sambil menarik tubuh Arabella.
Seketika tatapan Arabella terangkat kearah Alrescha, bahkan Alissa mengalihkan pandangan kearah pria itu, kali ini ia ingin mencari tahu jawaban, mata Alissa bertatapan secara tajam, seolah ia sangat siap dalam menghadapi kenyataan, apa yang ada dimata pria itu?
Tapi lagi-lagi semua ini di luar dugaan,
Alissa tidak bisa mendeteksi apapun dari ingatan nya, baik itu masa lalu dan masa depanya, semuanya hanya lembaram kosong yang tidak bisa Alissa baca, kenapa bisa seperti ini, bahkan tubuhnya bergindik ngeri seolah ini pertama kalinya Alissa alami.
Alissa masih tidak mengerti, kenapa dirinya di suguhkan dengan ingatan yang begitu panjang dan dalam dari Arabella, bahkan selama ini ia tidak pernah melihat seseorang dengan ke seluruhan cerita hidupnya, tapi kali ini memori tentang wanita itu tergambar begitu jelas, dari dirinya yang di pisahkan dengan seseorang, hingga perlakuan orang tua angkat yang menyiksa Arabella setiap saat, bahkan saat saudara tirinya terjerat api cemburu, membuat mereka tidak pernah bersikap baik padanya, hanya saja pria yang bertubuh kekar itu, dengan tampilan tajam nan gagah, menyelamatkan wanita yang bernama Arabella Kalista, ia yang melindungi wanita itu hingga sekarang kehidupan neraka Arabella, telah merdeka dari penjajahan mereka, bahkan rencana pernikahan yang sudah mereka rancang itu membuat Alissa turut berduka.
Tepat di pertengahan hari antara pukul 18.00 semua kehidupan Arabella terhenti, bahkan pria yang ada di sampingnya akan menyalahkan Alissa atas semua ini, tapi apa maksud dari memori dan prediksi yang sekilas itu?
Alissa tidak pernah melihat kebencian yang begitu besar sebelumnya, bahkan ia tidak pernah melihat orang yang begitu menderita seperti wanita bernama Arabella.
Lain dari itu, yang tidak bisa Alissa percaya adalah pria yang terlihat sempurna, sama sekali tidak bisa Alissa akses ke dalam memori hidupnya. Alissa tidak bisa melihat apapun tentang pria yang bernama Alrescha Nero, ia hanya bisa melihat pria itu di dalam ingatan kekasihnya.
Siapa sebenarnya pria itu, hingga mata Alissa tidak bisa mengakses dirinya, apakah harus melakukan sentuhan fisik agar Alissa bisa menemukan jawabannya? Tidak mungkin kan!
“Kenapa orang itu aneh sekali” gerutu Alrescha ketika memeluk kekasihnya, bahkan ia tidak suka melihat Alissa yang terus menatap dirinya dengan mata membulat penuh keterkejutan.
Sesama orang asing yang tidak saling kenal, bukankah ini sikap kurang ajar yang menganggu kenyamanan orang lain, hanya saja Alrescha tengah bersama Arabella, ia tidak bisa bertingkah seperti dirinya biasa, lagian orang yang ia anggap gila itu adalah seorang wanita, jadi Alresca memilih diam di sampingnya kekasihnya, dari pada meladeni wanita aneh tersebut.
“Al, jangan begitu” tegur Arabella pada pria yang risih sekali dengan orang asing, tentu saja Abel mengerti jika kekasihnya amat membenci orang aneh yang tidak ia sukai, hanya saja Arabella sedikit berdebar melihat tatapan mata Alissa, seolah mengatakan sesuatu yang begitu susah di ucapkannya.
Arabella dan Alissa masih saja bertatapan satu sama lain, bahkan mata Alissa memindai secara sempurna untuk mencari jabawan yang sebenarnya, semakin banyak ia mengetahui masa lalu wanita bernama Arabella ini, semakin besar hantaman yang menyakiti dadanya.
“No-nona aku sadar ucapanku ini terdengar sedikit aneh dan gila, tapi aku mohon jangan pergi dari sini” paksa Alissa sekali lagi, ia mengatupkan kedua tangan seolah berharap wanita itu mengerti dengan ucapan yang Alissa lontarkan.
Baginya Arabella tidak memiliki waktu untuk menolak dan bertanya, karna waktu kematian Arabella Kalista akan bergerak sebentar lagi, jadi jalan satu-satunya adalah menahan wanita itu di sisi kekasihnya.
“Hei, ada apa dengan mu, jika ada yang ingin kau katakan, maka bicara yang jelas! Jangan menganggu orang seperti ini, apa kau tidak sadar, sikap anehmu ini sangat menyebalkan!” gerutu Alrescha dengan nada ketus, membuat Alissa sedikit tertegun memandangnya.
"Aku sungguh-sungguh dalam mengatakanya, jangan biarkan kekasihmu pergi dari sini dalam 1 jam kedepan, jika kau tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi, lebih baik dengarkan aku"
"Apa kau tengah mengutuk kekasihku!" geram Alrescha dengan tidak terima, membuat Alissa mengelengakan kepala seketika.
"Aku tidak mengutuk, mungkin ini sulit di percayai, tapi anggap saja aku seorang peramal masa depan. Maka dengarkan saja apa yang aku katakan"
"Apa kau fikir aku gila, bisa percaya hal begituan, Nona aneh--"
"Al, sudahn! Jangan bicara sembarangan!" tukas Arabella pada kekasihnya, membuat pria itu terdiam seketika.
Sedangkan kedua tangan Alissa bergetar hebat, tubuh hampir kehilangan tenaga , namun sekuat tenaga di paksa kuat untuk menerima ingatan yang menyiksa, Alissa menatap dengan penuh percaya diri, bukankah ia sudah terbiasa begini, mendapatkan respon sebagai orang aneh dimata manusia, jadi untuk apa Alissa melemahkan dirinya, ia tidak bisa membuat kesalahan, setidaknya dengan bertahan menjadi orang aneh adalah cara untuk menghindari penyesalan.
“Nona Arabella, apa anda percaya padaku?” tanya Alissa dengan mata mengancam, membuat Alrescha dan Arabella tidak menyangka wanita itu menyebutkan nama Arabella dengan lantang.
Membuat pertanyaan besar di kepala keduanya, bahkan wajah Alrescha Nero sudah mengelap, sebab seorang gadis berani bicara mengenai nama Arabella, siapa dia?
“Saya tidak tahu jika anda percaya atau tidak, tapi saya mohon anda harus percaya. Pernikahan kalian akan di adakan bulan depan, saat ini kalian tengah menyiapkan segalanya bukan, bahkan anda sudah berencana mengadakanya di Villa pria itu yang berada di Skotlandia, tentu pernikahan itu tidak di setujui oleh keluarga pihak laki-laki, namun kalian tetap memaksa, tapi itu masalah kalian! Aku perlu mengatakan ini agar anda mempercayai ucapan ku Nona”
Sontak kalimat Alissa membuat Alrescha dan Abel terdiam memandang kearahnya, melihat respon dari keduanya, ada kesempatan untuk Alissa memperingati, ia menarik nafas sambil mengontrol emosi, Alissa berusaha menatap mata Arabella agar ucapnya di hargai.
“S-Seperti ucapan yang saya katakan barusan, tetaplah disini sampai hujan berhenti, hingga pukul 18.00, saya mohon!” lirihnya dengan gugup, membuat Arabella merinding mendengar lontaran kata dari wanita itu.
Tentu saat ini dirinya antara percaya atau tidak, sebab wanita asing yang tidak pernah ia kenal sebelumnya, bisa membaca kehidupan Arabella secara tepat, bahkan penjabaranya saja mampu membuat Alrescha terdiam, seolah setuju dengan dirinya, tapi apa maksud dari ucapan wanita itu?
Memangnya untuk apa dirinya berdiam diri di Halte sampai jam 18.00?
“Pergilah, kami akan disini!” perintah Alrescha, entah kenapa ia lebih memilih jalan damai, dari pada berdebat dengan orang aneh itu yang tidak mempolehkan mereka pergi, lebih baik dia yang beranjak dari sana, sebab Alrescha tidak tahu kenapa wanita itu sangat mengesalkan, tapi ada sedikit takut setelah penjabaran yang ia tuturkan.
Setelah selesai dengan ucapannya, Alissa menerobos hujan sembari menjauh dari mereka, semoga saja setelah apa yang dia ucapkan Alissa di sambut baik oleh wanita bernama Arabella, setidaknya dengan begini Alissa tidak akan merasa bersalah lagi, meskipun ada hal yang menganjil di batinya, namun Alissa berusaha untuk mengabaikan, tentu saja pria asing itu amat menganggu dirinya, berkali-kalipun Alissa menatap dirinya, tetap saja ia tidak bisa melihat apapun, bahkan berkali-kalipun Alissa melihatnya, sungguh membuat Alissa tidak mampu memprediksinya, bukankah ini sangat aneh, bahkan hampir saja menganggu ketenangan ragawinya.
Brak……
Suara hantaman keras itu menghentikan langkah kaki Alissa, matanya menatap nanar kearah depan, diantara tubuh yang merinding di tengah hujan yang menguyur dengan rintik-rintik, bukankah suara ini sangat khas dengan kecelakaan lalu lintas, bahkan hampir sama dengan suara yang tadi ia dengar di dalam kehidupan masa depan Arabella Kalista
Hingga dirinya tidak kuasa lagi menahan diri, gadis itu menarik nafas dengan berat, sambil berbalik secara perlahan, hingga ia membisu di tempat, jika saat ini Allisa dapat mengkonfirmasi, jika ini adalah masa depan tentang wanita bernama Arabella, ia akan mengalami kecelakaan atau kematian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
ARSY ALFAZZA
like
2020-11-14
0
V:X
sukaaaaaaaaa😚😚😚😚
2020-10-24
0
istri sah V BTS
semangat ya thor
2020-10-22
0