Bidadari dengan seragam Maid lengkap memandangiku penuh kecemasan. Menepuk-nepuk pipiku dengan lembut. Rambut basahnya terurai bebas. Bibir mengkilap dan merona. Mata bulat yang indah. Ekspresi yang terpancar dari rasa khawatirnya membuat jantungku berdegup kencang.
"Hei Thief! Apa kau masih hidup?"
Merdu suaranya justru membuatku tak ingin terbangun. Aku lantas kembali menutup mata. Mungkin saja, jika aku berpura-pura tidak sadar dia akan memberiku nafas buatan. Sudah lama sekali aku tidak merasakan lembutnya bibir gadis cantik. Tak salah kan mengambil kesempatan dalam kesempitan?
"Mungkin kita harus memberikan nafas buatan?"
"Tapi tuan Putri, aku belum pernah melakukan nya..."
"Kalau begitu biar aku saja!"
"Tidak mungkin, Yang Mulia hanya boleh disentuh oleh laki-laki terhormat yang sudah meminang anda, bukan Thief miskin dan bau seperti dia!"
"Ya udah sih enggak usah berebutan, gantian kan bisa," kataku dalam hati. "Tapi tolong banget jangan lama-lama. Aku bisa kena Hipotermia nih!" Aku menggigil kedinginan.
Aku sangat penasaran dengan wajah Putri yang sebelumnya tidak terlihat dengan jelas. Aku pun membuka mataku, mengintip sedikit.
Wajahnya terlihat sangat muda dan manis. Tapi seingatku; Kerajaan Luminas memiliki dua Putri berparas cantik. Seorang gadis bernama Clarissa Emelda Luminas dan seorang wanita bernama Luciana Fafina Luminas.
Aku tidak pernah melihat Putri Lucia secara langsung karena ia jarang sekali tampil didepan publik.
Berbeda dengan dengan Putri Claris yang tahun depan akan dinobatkan menjadi Ratu, ia sering kali muncul dihadapan rakyat jelata pada beberapa event Kerajaan. Dia terkenal dengan keramahtamahan dan kerendahan hatinya. Dia juga sering kali terlihat mengunjungi tempat-tempat kumuh atau bar murah demi mengorek aspirasi rakyat secara langsung. Entah itu karena bagian dari manuver politiknya, membangun image yang baik, atau memang karena ia benar-benar mencintai rakyatnya.
Lucia yang hampir tidak pernah muncul di depan publik merupakan Komandan Elite Wyvern Rider. Sepak terjang Putri tomboi yang lekat dengan kekerasan memang tidak terlalu populer bagi kebanyakan rakyat jelata. Tapi sebagai ahli strategi, Lucia adalah seorang Genius murni. Dia selalu membawa pulang kemenangan tiap kali memimpin pertempuran. Selain itu Putri Lucia juga sangat pintar mengambil hati para bangsawan. Berkat kekuatan divisi Wyvern Rider yang tidak tertandingi, Lucia yang merupakan pucuk pimpinan divisi tersebut juga memiliki pengaruh kuat dalam pengawasan perdagangan antar kerajaan. Nyaris tidak ada perompak atau bandit yang berani beroperasi ketika pelabuhan atau jalur perdagangan berada dalam perlindungan Divisi Wyvern Rider.
Jadi apakah yang ada didekatku sekarang adalah Putri Lucia? Dia tampak terlalu muda, lagipula untuk seorang yang sering berada di garis depan pertempuran, bukankah dia tampak terlalu rentan? Wyvern Rider memang tidak memiliki reputasi yang baik jika terpaksa dihadapkan pada pertarungan darat, tapi bagi seorang komandan yang mempunyai kebanggaan tinggi karena memegang garis kepemimpinan militer strategis, mana mungkin dia bersedia berlindung dibelakang seorang pelayan, gadis yang tidak mempunyai kemampuan bertarung sama sekali.
"Tapi Putri Lucia sungguh menawan," aku mulai memonyongkan bibirku, menepis segala kecurigaan yang berkutat dalam pikiran. Yang penting aku bisa merasakan sentuhan bibir yang indah. Putri atau pelayan dua-duanya akan aku lahap. Kemari sayang!
Ah mantap. Sensasi itu akhirnya aku rasakan. Benda lembab menyentuh bibirku. Sedikit kasar dan berbau amis. Tidak hanya bibirku yang diserang, lidahnya juga membasahi pipiku. Anggota Kerajaan rupanya sangat Agresif. Sekarang dahiku, dia menjilatinya. Serangannya tidak terkontrol.
"Aaaahhhhh KimoChiiiiiiiI!!!!!" aku merintih kegelian.
Deru nafasnya sangat aneh, bahkan bagi wanita yang dilanda birahi tinggi. Alunan nafasnya sangat tidak wajar, tidak seperti manusia pada umumnya.
Aku pun membuka mataku.
Mata tajam, moncong panjang dengan gigi taring yang menonjol. Bulu berwarna putih bersih yang hampir menutupi seluruh tubuhnya yang berbentuk memanjang. Corak merah ada diujung kesembilan ekor yang bergerak liar. Apa dia berasal dari Konoha? Ah tidak juga, dia semungil kucing peliharaan dan tidak seseram monster yang disegel itu. Dia masih mendengus, sambil sesekali menjilati wajahku.
"Berhasil! Kono memang hebat!"
Aku bangkit dan menyipitkan kelopak mata ke arah sebelah kanan. Suara itu berasal dari mulut Putri manis yang tampak melompat-lompat kegirangan.
"Aku tidak menduganya sama sekali. Rupanya Kono sangat mahir memberikan nafas buatan. Meskipun aku merasa risih ketika melihatnya," si Pelayan memberi komentar positif dengan bijaksana layaknya juri kontes ajang pencarian bakat.
"Kenapa sih bukan kalian saja yang memberiku nafas buatan?" tanyaku jengkel seraya menenteng tengkuk hewan didepanku. Ketika aku mengangkatnya ke depan wajahku, makhluk itu masih mencoba menjilatiku.
Entah mengapa, untuk sesaat terngiang lah kembali theme song Korean Drama; *My Gi*lfriend is Gumiho*.
"Aku yang menyelamatkan kalian loh. Aku ini dah mempertaruhkan jiwa dan raga demi kalian. Sudah seharusnya kalian berterima kasih. Satu-dua kenyot juga aku dah ikhlas, aku bisa aja mati loh, kalian punya perasaan engga sih?" lanjutku mencari alasan.
"Maaf, kami tidak berpengalaman soal itu, jadi..." balas sang Putri dengan wajah memerah.
"Okay, karena kamu imut, aku maafin," aku mengangguk serius dan lalu mengalihkan pandangan kepada si Pelayan.
"Kami juga menyelamatkan kamu! Kami kesulitan membawa Thief tidak berguna yang tidak mampu berenang ke tepian sungai, dan jangan lupa arusnya sangat deras! Kami juga mempertaruhkan nyawa tahu! Jadi kita seharusnya impas!"
"Oke! Fine!" aku meletakkan rubah ekor sembilan versi mini ke tanah. "Karena sudah impas, jadi selamat tinggal!"
Kalau dugaanku benar, maka kelompok pengejar akan tiba sebentar lagi disini. Tidak sulit bagi Hunter menemukan kami, apalagi kalau mereka punya serigala atau anjing pemburu yang dapat mengendus bau ketiakku yang harum mewangi sepanjang tahun.
Aku bukan orang baik yang mau membantu cuma-cuma orang yang sama dua kali dalam sehari. Terlebih lagi dengan orang yang terang-terangan menolak memberikan aku nafas buatan dan merendahkan aku sekaligus. Lagipula aku juga tahu batas kemampuanku, sangat tidak mungkin aku bisa selamat jika membawa lari seorang Putri yang sekarang menjadi buronan satu negara.
Aku secuil pun tak ada hubungannya dengan kerajaan Luminas, aku juga tidak tahu menahu negara mana yang menyerang Luminas. Tapi karena wajahku sudah dikenali, akan lebih baik bila aku segera mengungsi ke negara lain.
Mari merubah rencana, langsung menuju ke perbatasan adalah pilihan pintar. Pemberhentian selanjutnya adalah Frostguard, kota terdekat yang terletak di barat. Setelah mengumpulkan perbekalan, aku langsung bisa menuju perbatasan.
Mereka memang dua gadis cantik, sebetulnya ada sebagian dari sisi jantanku yang masih tersisa merasa bersalah meninggalkan mereka. Tapi aku rasa mereka punya kesempatan lebih baik jika berpisah denganku sekarang ini. Bertahan hidup memang sulit, tapi Si pelayan dan Putri pasti dapat melewatinya. Dia mungkin tidak bisa berburu, namun setidaknya si pelayan bisa membedakan jamur dan buah yang dapat dimakan.
Semoga beruntung Tuan Putri dan Pelayan judes. Aku mendoakan keselamatan kalian berdua. Mungkin saja nanti ada pangeran berkuda putih yang menyelamatkan kalian. Seorang Putri punya daya tarik seperti itu kan? Ya mungkin saja kisah tragis kalian bisa jadi komedi romantis. Seperti judul FTV yang dulu aku tonton; Delete Kerajaan Download Putri Cantik, Putri Gemes Men-Backstab Hatiku, Terciduk Cinta Putri Jaman Now, atau Putri Cantik Jadi Tukang Cilok.
"Tuan Thief! Tunggu sebentar," suara Putri menghentikan lamunanku.
"Apa kang cilok? Eh..." Aku berdeham dengan elegan. "Ada apa gerangan adinda Putri cantik?" aku menampilkan senyum terbaikku.
"Jangan yang Mulia! Dia tidak bisa dipercaya! Dia mesum! Sebelumnya dia juga mencuri kesempatan meremas bokongku, bukan tidak mungkin nanti dia akan menyerang kita saat malam!" lagi-lagi si Pelayan melemparkan komentar pedas. "Lihat saja senyum itu! Terlihat mesum, bukan?"
"Tunggu dulu aku keberatan. Ada perbedaan signifikan antara kata Menepuk dan Meremas. Dan asal kamu tahu aku memberikan 'cinta' murni dalam tepukkanku, jadi itu bukan termasuk pelecehan, itu seperti cinta orangtua pada anaknya," kataku sambil menyensor senyumku yang dituduh mesum dengan kedua telapak tangan.
"Aku sudah memutuskannya Gina, maafkan aku," Putri manis itu menghampiriku.
"Jadi nama pelayan judes itu Gina," aku melirik ke arah Gina. Dan dia membalas dengan tatapan jijik lalu meludah ke tanah.
"Tuan Thief perkenalkan, aku adalah Putri ketiga Kerajaan Luminas, Corona Grace Luminas," Putri Luminas mengangkat sedikit Gaun Onepiece polosnya sambil membungkuk sopan. "Aku tahu ini sangat merepotkan, tapi bisakah tuan Thief mengantarkan kami ke benteng Los Angelus di pesisir selatan. Aku harus segera menemui kakakku Lucia, tentu saja aku akan memberikan kompensasi. Aku harap tuan Thief bersedia," dia membungkuk lagi, tapi kali ini lebih rendah.
Pengakuannya sebagai Putri Ketiga Luminas yang seharusnya tidak pernah ada, sangat membuat aku penasaran. Tapi dengan tegas aku menjawab, "Aku menolak!"
"Sudah aku duga tuan Putri, Thief ini tidak bisa diandalkan. Dengan kalung yang diberikan mendiang Putri Claris, kita bisa dengan mudah menyewa satu kelompok Raid petualang," ketus Gina.
"Benarkah?" tanya Corona, gadis yang mengaku sebagai Putri ketiga Luminas.
"Ya tuan Putri. Kalung itu nilainya tidak kurang dari 4000 Platinum, satu-satunya aset yang kita miliki, jadi kita harus memanfaatkan dengan baik," jelas Gina seraya menunjuk ke arah Liontin yang dikenakan Corona.
"Anjiiiiiiiiiiir 4000 plat?!" aku mencoba menelan ludah tapi ternyata aku tidak bisa melakukannya karena mulutku tiba-tiba terasa kering kerontang.
Satu Platinum sama dengan Seratus keping Emas. Aku bisa bersenang-senang di kedai minum sampai bertahun-tahun hanya dengan satu Platinum. Aku belum pernah melihat wujud Kepingan Platinum. Thief kelas teri sepertiku, menyentuhnya dalam mimpi saja aku tidak akan sanggup.
Apa yang bisa aku lakukan dengan 4000 Platinum? Hidupku pasti terjamin sampai 100 tahun atau lebih. Aku mungkin bisa beli rumah--Tidak! Lupakan rumah, aku bisa membeli Mansion. Bayangkan Mansion! Dengan selir-selir cantik dan seksi. Makan buah-buahan segar setiap hari. Aku juga bisa membeli perkebunan anggur sekalian. Aku mungkin akan melamar Yuri, tidak peduli jika dia akan menolakku atau langsung membunuhku.
Aku langsung membenturkan keningku didepan kaki Putri Corona. Bangkit, lalu merubah raut wajahku seperti pria tampan, setampan-tampannya. Sebenarnya sih aku cuma menarik alisku ke atas dan tersenyum selebar mungkin.
"Yaz Al Grazt, Thief profesional yang berasal dari kampung Salo, tepatnya di Gang Melati RT 004 RW O5, depan warung soto Mpok Jamilah, samping kontrakan ibu Haji Ilham Bibih," Putri Corona memiringkan kepalanya, kebingungan. Tapi aku harus jujur pada calon majikanku. Aku tidak mau seperti wakil rakyat yang tukang bohong sejak awal dengan segala janji manisnya, Ya padahal--ijazahnya aja palsu. "Hamba siap membantu!" seruku seraya meletakkan telapak kananku ke bahu kiri lalu membungkuk, berlagak seperti bangsawan.
"Apa-apaan perubahan sikap itu!" Gina meludah ke tanah--LAGI.
"Hamba sangat mengenal jalur. Hamba juga paham berbagai metode mengaburkan jejak. Tidak hanya itu, hamba juga ahli dalam berburu dan memasak. Putri dijamin tidak akan kelaparan. Yang mulia tidak perlu khawatir soal pertarungan, hamba akan melindungi tuan Putri meski nyawa jadi taruhannya!" Tak lupa aku meninggikan sedikit suaraku agar terdengar lebih meyakinkan.
"Lebih baik kita menyewa pengawal lain saja yang Mulia! Thief busuk ini paling hanya bisa Skill Pickpocket. Lihat saja wajah tak bermoral ini! Sangat mencurigakan bukan?!" Gina menusukkan jari telunjuknya ke pipiku.
Gina sepertinya sangat membenciku. Tapi aku tidak akan terpancing, aku harus menjaga perilaku demi mendapatkan kepercayaan Putri Corona. Masa depanku yang cerah dipertaruhkan, selir-selirku sedang menantikan kepulanganku.
"Di saat genting seperti sekarang kalian tidak bisa mempercayai pengawal bayaran yang baru kalian temui. Mereka mungkin akan menyerahkan kalian pada musuh ketika kalian lengah. Tidak hanya itu, alih-alih mengikuti perintah kalian, pengawal itu bisa saja langsung merampas Liontin milik Putri Corona. Tidak akan sulit melakukannya, toh kalian hanya sepasang gadis lemah. Dan jangan salah paham, itu semua bukan skenario terburuknya," aku menjilat bibir sambil melemparkan tatapan bejat ke arah Gina. "Melihat gadis yang tidak mempunyai pertahanan, dalam dunia laki-laki yang kejam dan gersang. Kalian tahu apa yang aku maksud? Masih untung kalau mereka hanya merampas benda berharga milik kalian lalu pergi. Beberapa laki-laki, tentu saja bukan aku yang termasuk didalamnya, aku adalah laki-laki terhormat, aku memang agak mesum, aku akui itu, tapi masih ambang batas normal, okay mungkin sedikit di atas normal, tapi itu semua masih dalam batas yang bisa ditolerir. Dan jangan salah sangka, aku sama sekali tidak tertarik dengan pelayan bermulut kasar. Namun ya, banyak sekali laki-laki yang seringkali kehilangan kontrol saat mendapatkan kesempatan emas. Dengan tatapan haus mereka, meraih tangan kalian masuk dalam kegelapan. Kalian tahu apa yang terjadi selanjutnya? Mereka akan merobek baju kalian. Dan lalu..." Aku melompat bermaksud membuat kaget Gina. "...Melahap kalian!"
Gina terjerembab jatuh terduduk, namun dia tetap sigap melindungi tubuhnya dengan kedua tangan, dia memandangku penuh rasa takut.
"Ya belum lagi kalau bertemu begal payudara atau menjadi korban Klitih," kataku seraya menyilangkan kedua tangan dengan penuh percaya diri.
"Apa itu?" Berbeda dengan Gina yang sudah ketakutan, Putri Corona justru terlihat antusias dan penasaran.
"Ya lebih baik tuan Putri tidak tahu," balasku sambil tersenyum licik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments