Art! pekik seekor burung, saat Arthur keluar dari dalam mobilnya.
Arthur mengangkat tangan kirinya dan dua burung hinggap disana.
Ular telah meninggal Art! Haldez membunuhnya, hanya karena Ular tidak mengatakan dimana keberadaan mu saat ini. lapor sang burung.
Arthur terdiam, tentang Haldez memang harus dia singkirkan sebelum siluman itu bertemu dengan Eleanor.
Jika Haldez sampai mengatahui tentang Eleanor, bisa saja malah nyawanya yang terancam.
"Tenanglah, tengah malam nanti atau lusa aku akan datang ke hutan Arimba."
Apa yang mau kamu lakukan? lebih baik tetap disini, 70 hari lagi bukan lah waktu yang lama.
"Tidak, 70 hari masih sangat lama bagiku. Aku akan menyerang Haldez lebih dulu."
Tapi ekor mu pasti sudah berkurang kan? bukankah itu artinya kekuatan mu juga memudar?
"Aku punya caraku sendiri untuk menambah kekuatan."
Baiklah, aku akan katakan ini pada hewan yang lain.
Dua burung itu kembali terbang menuju hutan Arimba.
Arthur tidak sadar, saat dia berbicara dengan para burung itu ada seorang pelayan yang menyaksikannya. pelayan itu kini terus bersembunyi di balik jendela.
dialah yang hendak membukakan pintu untuk sang Tuan, namun alangkah terkejutnya ketika melihat tuannya itu bicara dengan dua burung.
"Astaga, apa benar tuan Arthur bisa bicara dengan hewan? sebenarnya siapa Tuan Arthur sebenarnya? Kenapa juga tiap kami membersihkan kamar mereka semua pelayan selalu menemukan banyak bulu-bulu halus. Padahal tidak ada seekor kucing pun di rumah ini," gumam pelayan itu panjang lebar, namun tidak ingin ketahuan dia pun segera memasang wajahnya yang seolah tak tahu apa-apa dan segera membuka pintu itu.
Arthur masuk.
Pelayan itu menundukkan kepala menyembunyikan wajahnya.
Sementara Arthur terus melangkahkan kakinya dengan langkah lebar menuju singgasananya bersama sang istri di rumah ini.
Membuka pintu kamar dan melihat Eleanor yang menyambut kedatangannya saat masih menggunakan handuk. Tubuhnya nampak lembab, tanda jika wanita itu baru saja selesai mandi.
Arthur tersenyum, tiap kali dia melihat wajah teduh Eleanor selalu kedamaian yang dia rasakan di dalam hati.
Arthur menutup pintu, menguncinya dan segera menghampiri sang istri.
Berdiri di hadapan Eleanor dan menarik pinggangnya, dia dekap erat. Menghirup aroma darrah succi dari tubuh sang istri.
Cantik dan sangat menggoda.
"Aku sangat menginginkan mu El," ucap Arthur, dengan penyatuannya bersama Eleanor, Arthur seperti menemukan kekuatan baru yang lebih kuat daripada sebelumnya.
Eleanor tersenyum, membelai wajah Arthur yang nampak lelah.
"Apa banyak pekerjaan di kantor?"
"Hem, penat sekali, bisakah membuat ku senang."
Eleanor tertawa.
"Bagaimana caranya?"
"Lepas handuk mu."
Tawa Eleanor berubah jadi tawa malu, lama-lama dia mengulum bibirnya sendiri agar tawa itu merasa.
Dengan perlahan dan sedikit kikuk, Eleanor lebih dulu mengikis jarak dan mencium bibir sang suami.
Memulai pagutan hingga sebuah penyatuan. Sampai berbagi peluh dan desaah. Arthur selalu menggilai Eleanor, dia sendiri bahkan sampai tidak sadar jika tubuh istrinya sudah membuatnya terobsesi. 1 kali tidak akan cukup untuk Arthur, dia akan terus mengulanginya.
Di tengah malam saat Eleanor terlelap dalam lelah, Arthur terbangun dan siap pergi ke hutan Arimba. Saat ini waktu sudah menunjukkan jam 12.00 malam.
Melompat dari jendela kamar Arthur pergi.
Tapi hingga pagi menjelang, Arthur belum kembali.
Eleanor terbangun seorang diri.
"Bik, apa Arthur sudah pergi ke kantor?"
"Maaf Nyonya, saya tidak melihat beliau."
Eleanor terdiam, bertanya-tanya kemana perginya sang suami.
"Maaf Nyonya, sebenarnya ini bulu-bulu apa?" tanya seorang pelayan, dia sedang membersihkan ranjang. Sementara Eleanor menyisir rambutnya di meja rias.
Eleanor bingung mau menjawab apa.
"Maaf harus mengatakan ini Nyonya, tapi kemarin sore saya melihat tuan Arthur bicara dengan 2 burung. Maaf Nyonya, para pelayan beranggapan bahwa tuan Arthur bukan manusia biasa. Maaf Nyonya, kami sangat mencemaskan Anda." Pelayan itu menundukkan kepalanya dengan sangat dalam.
Namun Eleanor yang merasa bersalah.
"Bik, apapun yang terjadi di rumah ini, bisakah menganggapnya sebagai rahasia?" pinta Eleanor.
Pelayan itu mengangguk dengan cepat. Entah kenapa dia menangis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
aphrodite
Art sadar tidak ada pelayan ..siluman biasanya peka
2024-10-16
0
Leng Loy
Semoga saja pelayan bisa menjaga rahasia
2024-05-22
2
༄༅⃟𝐐✰͜͡w⃠🆃🅸🆃🅾ᵉᶜ✿☂⃝⃞⃟ᶜᶠ𓆊
semoga para pelayan bisa menjaga rahasia
2023-01-07
4