Arthur seketika membuka matanya saat merasakan hawa tidak baik, hembusan angin yang masuk melalui jendela itu memberikan isyarat kabar buruk.
"Oh syukur lah, kamu sudah sadar Art," ucap Eleanor, dari nada bicaranya terdengar ada kecemasan di dalam sana. sejak kemarin mereka tiba di rumah ini Arthur belum juga sadarkan diri dan untunglah di pagi hari ini akhirnya Arthur membuka mata.
Eleanor merasa sangat bersyukur, tidak ada hal yang dia inginkan selain kesembuhan Sang Penyelamat.
Eleanor juga sudah menceritakan kepada seluruh keluarganya tentang seminggu yang lalu saat dia hilang di hutan Arimba. Eleanor mengatakan jika Arthur adalah seorang pemuda pengembara yang sedang berburu di dalam hutan, lalu menemukan dia di dalam jurang, melawan seekor singa hingga membuat mereka semua selamat.
Seluruh keluarga Eleanor tentu terenyuh ketika mendengar cerita itu, daddy Erzan bahkan langsung teringat akan sumpahnya, bahwa siapapun yang berhasil menyelamatkan putrinya maka akan dia angkat derajatnya.
Dan ternyata orang itu adalah Arthur.
"Ini dimana?"
"Di rumah ku Art, kamu tidak sadarkan diri sejak kemarin."
"Astaga, maafkan aku El, aku pasti merepotkan mu dan keluarga mu."
"Tidak Art, semuanya baik-baik saja."
"El."
"Iya Art."
"Kamu masih ingat kan apa saja pantangannya?"
"Tentu saja, aku tidak boleh memakan daging apapun kan? tidak boleh melakukan kejahatan, termasuk menyakiti hewan, aku harus selalu bersikap baik."
Arthur tersenyum, dia menggenggam erat tangan Eleanor, wanita cantik bermata biru yang kini duduk di tepi ranjang, di sampingnya.
"Terima kasih El, kamu menyelamatkan hidupku."
"Tidak, kita saling menyelematkan."
Eleanor pun tersenyum setelah mengucapkan kalimat itu.
Arthur sengaja menggenggam tangan Eleanor dengan erat, saat dia melihat seorang dewi di balik jendela.
Dewi Hera.
Manusia biasa tidak akan bisa melihat Hera, hanya siluman yang bisa melihat dewi itu, juga Eleanor karena dia menyimpan permata suci di dalam hatinya.
Seorang Dewi tidak akan bisa menyakiti manusia, karena itulah Arthur menggunakan Eleanor sebagai tameng.
Arthur tahu, kedatangan Dewi Hera ke bumi pasti untuk melenyapkan dia.
"El."
"Iya Art."
"Bagaimana jika kita menikah?"
"Ha? apa maksudmu?" Eleanor tentu sangat terkejut ketika mendengar pertanyaan itu. tentang pernikahan adalah sesuatu hal yang belum pernah ada di dalam rencana hidupnya.
"Aku tidak bisa pergi jauh darimu El, aku harus selalu menggenggammu seperti ini. tapi aku tidak ingin dipandang salah orang seluruh keluargamu, Jadi bagaimana jika kita menikah saja?" pinta Arthur, saat mengatakan itu wajahnya pun terlihat begitu tulus, matanya sayu dan menatap Eleanor penuh harap.
Apa yang dia utarakan saat ini adalah demi mereka berdua.
Eleanor gamang, tapi dia tahu Kenapa Arthur meminta hal ini.
"Setelah 100 hari kita bersama, pernikahan kita bisa berakhir, itu semua nanti terserah padamu. Karena saat Aku menikahi seorang wanita, aku ingin menjadikan dia satu untuk selamanya, tentang cinta kita bisa berusaha untuk menumbuhkannya setiap hari," ucap Arthur, sebuah kalimat panjang yang terdengar begitu indah di telinga Eleanor.
Wanita berdarrah succi itu telah masuk ke dalam perangkap sang siluman yang licik.
Hera di ujung sana mengepalkan tangannya kuat, sementara Arthur tersenyum kecil. Senyum yang di mata Eleanor terlihat miris, namun di mata Hera senyum itu adalah senyum licik.
"Baiklah, ayo kita menikah," jawab Eleanor.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Leng Loy
Dia sudah lelah jadi rubah, karena citra rubah jelek sekali 🤣🫶
2024-05-22
6
Sandisalbiah
sebenarnya niat Arthur ini apa sih..? sampai dia pengen banget jadi manusia..
2023-12-26
2
Ney Maniez
🤦♀️🤦♀️
2023-05-07
0