Bab 5 - Permata Suci

Rubah adalah hewan yang licik, maka siluman rubah memiliki kelicikan yang berkali-kali lipat.

Untuk mendapatkan apa yang dia mau, siluman rubah akan melakukan apapun, termasuk menjual ketulusan dan kesedihan.

Setelahnya dia tidak akan memperdulikan apapun, dia hanya akan peduli pada dirinya sendiri.

...***...

"Kamu baik-baik saja?" tanya Arthur, tapi bukannya menjawab Eleanor malah mundur mengunakan kedua tangannya.

Jantungnya berdegup merasa takut.

Bagaimana bisa siluman ini bicara?

Bagaimana bisa siluman rubah ekor sembilan ada di hadapannya.

Eleanor tidak melihat ketampanan Arthur, kedua matanya terus tertuju ke arah sembilan ekor itu, bergerak secara dinamis hingga membuatnya semakin takut.

Di satu langkah Arthur mendekat, Eleanor jatuh tak sadarkan diri. Gadis cantik bermata biru itu pingsan.

Arthur tersenyum menyeringai, tanpa pikir panjang dia memindahkan permata suci di dalam hatinya pada hati gadis ini.

Shat! seketika burung di atas sana berterbangan.

Haldez yang tengah berburu menghentikan aksinya. Hembusan angin ini mengisyaratkan sesuatu yang tidak biasa.

Haldez menghirup udara itu dalam-dalam namun tidak menemukan apapun.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" gumam Haldez, mendongak melihat bulan yang perlahan tertutup awan gelap.

"Dimana Art?"

Haldez dan Arthur adalah keturunan yang sama.

Setelah memindahkan permata suci itu pada tubuh Eleanor, Arthur seolah kehilangan sebagian tenaganya. Dia nyaris jatuh menimpa tubuh Eleanor, untung lah kedua tangannya masih mampu untuk menyanggah.

Hah! hah! hah! nafas Arthur memburu, dia tidak menyangka saat permata suci ini terlepas dari tubuhnya rasanya akan semenyiksa ini.

Permata suci itu harus berada di dalam hati Eleanor selama 100 hari, selama itu pula Eleanor harus bersikap baik, menolong, dan dilarang memakan daging apapun. Dengan begitu Arthur akan jadi manusia yang sesungguhnya.

1 kali saja Elenaor melanggar, maka nyawa Arthur akan melayang, karena permata suci itu akan berubah jadi gelap. Arthur akan kehilangan cahayanya.

Seekor siluman rubah tidak akan mampu melaksanakan semua syarat itu, karena itulah mereka butuh darrah suci untuk jadi pengganti.

Dan Eleanor yang mendapati permata suci itu seketika tersadar, tubuhnya terasa begitu segar seolah baru saja mendapatkan suntikan energi.

"Ahk!" pekiknya, karena saat membuka mata sudah melihat siluman rubah itu di atas tubuhnya, terlihat kesakitan.

"Kamu sudah sadar, baguslah." lirih Arthur.

Brug! saat itu juga Arthur jatuh tepat di atas tubuh Eleanor.

Gadis itu menjerit, namun hanya menciptakan gema berisik. Saat Eleanor mencoba tenang akhirnya dia sadar, bahwa siluman ini tidak sadarkan diri.

Dalam keadaan seperti ini Eleanor bisa melihat dengan jelas wajah tampan Arthur, malam ini sangat gelap di setiap penjuru, namun untuk mereka berdua ada cahaya bulan yang menyorot.

Sesaat Eleanor terpaku dengan ketampanan itu, lalu iba saat melihat wajah siluman ini perlahan berubah pucat.

Eleanor mulai bergerak untuk bangkit, dia mendorong perlahan hingga tubuh sang siluman itu jatuh ke tanah. Ekor sembilan itu pun perlahan hilang satu per satu.

"Apa dia akan mati?" Eleanor mendelik, berusaha mengingat apa yang pernah Priska ucapkan tentang siluman rubah, namun tidak ada satupun yang dia ingat.

"Bagaimana ini. Agh! kenapa tiba-tiba dadaku sesak."

Saat Eleanor terbatuk, kedua tangannya tanpa sengaja menyentuh tubuh Arthur dan saat itu ekor itu pun kembali tumbuh jadi 9.

Eleanor mendelik, saking terkejutnya dia mundur dengan cepat.

Jantungnya bergemuruh.

"Jangan takut, permata suciku ada pada tubuh mu." lirih Arthur, dia membuka mata dengan susah payah dan masih terbaring lemah.

"A-apa maksud mu."

"Permata suci ku menyelamatkan mu dari kematian, tapi sekarang aku kehilangan semua tenaga ku."

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***