"Berkumpul dan saling genggam tangan kalian!" titah pak Thomas dengan suara yang cukup tinggi.
Beberapa orang coba menyalakan senter namun tidak ada satupun yang berhasil, sementara gerhana matahari itu pun mendekati sempurna.
Pak Thomas pun tidak bisa menebak kapan gerhana itu akan muncul, dia begitu takjub jika saat inilah waktunya. Rombongan yang dia bawa kali ini benar-benar direstui oleh para leluhur.
Dalam hitungan detik, keadaan disana seketika berubah jadi gelap gulita, namun dalam kegelapan itu semua orang seperti memilki ilusinya masing-masing, tidak ada satupun hal sama yang mereka semua lihat.
Priska melihat burung bercahaya di atas sana dan terbang begitu cantik, sampai ketakutan yang dia rasa hilang dan melepas pelukannya pada Eleanor.
Dan gadis cantik bermata biru itu, melihat seekor Unicorn menatap ke arahnya dengan ekor mengibas.
Eleanor tersenyum, kakinya seolah berjalan dengan sendirinya, menghampiri, mendekati Unicorn itu. Gelap ini bukan jadi penghalang, jalanan yang harus dia lewati menyala dengan sendirinya.
"Hei! tunggu aku!" ucap Eleanor, Unicorn itu mu berjalan menjauh, Eleanor terus mengejarnya.
Sampai akhirnya gerhana matahari itu hilang dan Eleanor jatuh ke jurang kegelapan. Persis seperti apa yang sudah direncanakan oleh Arthur dan hewan yang lain.
SRAK!!
"Agh!!"
SRAK!
"Tolong!! Agh!!"
Bugh!
"Eleanor, Elanor dimana!!" pekik Priska, cahaya telah kembali namun mereka kehilangan Eleanor.
"Jangan bercanda kamu Pris! sejak tadi Eleanor bersama mu!" cerca Jason.
Priska sudah menangis, melihat kesana kemari namun tidak dia lihat sang sahabat.
Pak Thomas pun menajamkan matanya, namun tak ada sedikitpun jejak yang dia temukan tentang kepergiaan Eleanor.
"EL!!"
"ELEANOR!!"
"ELEANOR!!"
"EL!"
"Cukup!" hentik pak Thomas, para wanita mulai menangis dalam cemas.
"Kita kembali ke desa, setelahnya warga desa lah yang akan membantu kita untuk cari Eleanor!"
"Tapi itu terlalu lama Pak! bagaimana jika Eleanor dalam bahaya! aku akan mencarinya sendiri!"
"Priska! dengarkan pak Thomas, kita tidak paham dengan hutan ini! pak Thomas pasti tau mana yang terbaik!"
Priska menggeleng, sungguh dia ingin tetap tinggal disini, mencari Eleanor, tangisnya mulai sesenggukan, dadanya sesak sekali. Bagimana bisa nasib sial ini menerima mereka.
Bugh! pak Thomas memukul tengkuk Priska hingga membuatnya tak sadar. Kecemasan Priska hanya akan membuat pikiran semua orang semakin kacau."
"Kita semua kembali ke Desa, Eleanor akan baik-baik saja, para leluhur akan menjaganya."
Dengan langkah kaki yang berat, akhirnya mereka semua turun dari hutan Arimba. Priska dibawa menggunakan tandu.
Jam 6, sore menjelang malam itu mereka semua tiba di desa terdekat. Priska belum sadarkan diri, sementara pak Thomas dan para tetua desa kembali masuk ke hutan Arimba.
Jason menghubungi pihak SAR dan meminta bantuan. Jason juga menghubungi keluarga Harold. Tidak ada satupun orang dari rombongan mereka yang pulang sebelum menemukan Eleanor.
Di jurang kegelapan.
Eleanor membuka mata dan hanya melihat gelap. Hanya ada sedikit cahaya bulan yang masuk ke dalam sana, melewati celah-celah dedaunan.
Tubuhnya terasa sakit dan perih dibeberapa bagian tubuhnya.
Satu-satunya suara yang Eleanor dengar adalah suara desis ular.
"Tidak, jangan gigit aku," gumamnya dalam takut, Eleanor duduk dan memeluk tubuhnya sendiri.
Sementara suara desis ular itu semakin jelas terdengar, juga suara dedaunan yang terlewati oleh ular itu mampu Eleanor dengar dengan baik.
Semakin lama semakin mendekat, Ular yang sangat besar melintas persis di hadapan Eleanor, bahkan kakinya pun terinjak oleh ular itu
Eleanor memeluk tubuhnya sendiri semakin erat, sedikit pun dia tidak berani untuk membuka mata.
Sampai ular itu menjauh, akhirnya Eleanor menangis.
Mom, Dad, lirihnya di dalam hati. Dia sangat takut.
Priska.
Tidak, aku tidak boleh diam saja, aku harus keluar dari jurang ini.
Saat Eleanor coba berdiri ternyata kakinya terkilir, dia tidak mampu.
Dan saat itu pula ada seekor singa yang melompat di hadapannya.
Brug!
"Agh!" pekik Eleanor, dia sampai kembali jatuh dan teriakannya itu mencuri perhatian sang singa.
HAWM!
Eleanor menggeleng, Jangan mendekat, jangan mendekat, jangan mendekat.
Air matanya mengalir samakin deras, sungguh dia tidak menyangka jika akhir hidupnya akan setragis ini.
maafkan aku Mom, maafkan aku Dad, Aston, aku sangat menyayangi kalian.
Pris, maafkan aku.
Dan tiap langkah singa itu mendekat, makin pupus sudah harapan Eleanor untuk selamat.
Di ujung keputusannya tiba-tiba dia melihat cahaya terang menerkam singka itu.
GREP!
HAWM!! AKK!
Eleanor hanya bisa menjerit dan menyaksikan semuanya. Dia seperti membeku.
Seorang pria dengan ekor 9 dan tubuh bercahaya berhasil mengusir singa itu.
Deg deg, jantung Eleanor makin bergemuruh.
Siluman rubah. Batinnya, sungguh tidak percaya dengan apa yang dia lihat sendiri.
Tuhan seolah sedang mempermainkan dia, entah ditangan hewan atau siluman dia akan mati.
Hingga suara lembut siluman itu membuat Eleanor tersadar.
"Kamu baik-baik saja?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
aas
eaaa si Arthur 😂
2025-01-19
0
Mayrima Najma
Ini versi novel serius dari novel yg lain ya thor tapi tetap keren 👍🏻
2024-10-17
0
rin
ini agak lain versi ya ... tp seru 😁
2024-10-04
0