Diperjalanan pulang dari berburu,Ronal diserang oleh musuh.ronal yang hanya membawa sedikit pengawal mengakibatkan ia harus turun tangan menghadapi musuh.
Karen lawan yang tidak seimbang mengakibatkan Ronal terluka cukup parah pada tubuhnya, setelah lama bertahan akhirnya Ronal berhasil mengalahkan musuhnya, pengawal nya banyak yang tewas akibat perkelahian tersebut.
Ronal pulang dibantu para pengawal yang masih hidup.
"Bertahan lah pangeran," ucap pengawal pangeran Ronal.
mereka terlihat cemas dengan keadaan Ronal yg terluka,mereka tau Ronal begitu kuat,tetapi ini berbeda karena musuhnya mengunakan obat pelumpuh, mengakibatkan Ronal hilang kendali.
Sekarang mereka telah sampai dikediaman Ronal, para pengawal langsung membawa Ronal masuk,ana yang melihat keadaan Ronal begitu terkejut.
"apa yang terjadi pada pangeran,kenapa ia bisa terluka?" tanya ana yang nampak cemas
"Pangeran diserang putri, saat kami ingin pulang dari berburu," ucap pengawal yang tertunduk, bagaimana pun mereka merasa gagal melindungi tuanya.
"Baiklah kalian boleh keluar!" usir ana,ia harus melakukan sesuatu agar bisa menghentikan darah keluar dari luka pangeran,tapi tidak mungkin jika dirinya melakukan didepan para pengawal.
Mereka menurut perintah ana, bagaimana pun ia adalah istri dari tuannya. sekarang tinggal lah ana mersama Ronal,ia mulai membuka baju Ronal,dan mulai mengambil obat yg baru dibuat tadi siang.
Sebagai seorang dokter ia tahu apa yang harus dilakukan,tapi ia sedikit pusing,karena dizaman nya ada obat bius untuk penghilang sakit, sedangkan disini tentu tidak ada.
dan biasanya ana akan menjahit luka pada pasien-pasien yang terluka,dan disini juga tidak ada.
"Aku hanya bisa berharap, obat ini bisa mengobati pangeran" ucap ana,ia mengeluarkan obat yang baru saja ia buat tadi siang bersama Aska.
Entah mengapa perasaan bencinya hilang begitu saja saat melihat Ronal terluka, sekarang hanya ada wajah kwatir saat melihat tubuh Ronal yang mengerikan.
Ana mengobati Ronal dengan telaten,ia takut Ronal merasa sakit, entah mengapa ia begitu hwatir.
Sedangkan dikediaman raja,ia begitu marah saat mengetahui pangeran terluka,ia membentak semua pengawal yang ada.karena mereka terlambat untuk memberi tau raja tentang kondisi pangeran Ronal.
"Kenapa kalian tidak suruh tabib istana segera kesana?, kau malah baru mengatakan sekarang" bentak raja zordan
"Maaf ya mulia,tapi putri Lusiana sudah merawat pangeran," ucap pengawal,tapi mendengar perkataan pengawal itu Demak membuat raja murka.
" bagaimana bisa anak itu mengobati pangeran!!!,dia hanya gadis biasa,bukan seorang tabib, kalian memang bodoh,,, jika terjadi sesuatu pada pangeran kalian akan menanggung akibatnya," ucap raja dengan marah,ia langsung pergi menuju kediaman pangeran Ronal.
"Sekarang bawa tabib kesana " perintah raja murka, hanya itu yang ia ucapkan sebelum berlalu pergi.
Sekarang dikediaman Ronal ia sudah mulai sadar,pertama yang ia lihat adalah wajah ana yang sedang membalut luka ditangan Ronal.
Ana yang tidak tau bahwa Ronal sudah sadar, ia tetap memasang wajah kwatirnya.
"Akhirnya selesai,aku harap obat ini bisa membantu luka pangeran" ucap ana dengan wajah lelah, bahkan tangannya sudah dipenuhi darah Ronal yang sudah mulai mengering.
" kenapa gadis ini mau membantu mengobati ku,bukan kah ia benci pada ku? bahkan ia tidak merasa jijik sedikitpun dengan darah. kenapa semakin hari ia semakin berbeda dari ana yang aku kenal?" pikir Ronal
saat ana melihat wajahnya,ia kembali pura-pura pingsan lagi,ia ingin membuktikan perkataan Ayana bahwa ana adalah gadis licik, yang hanya ingin memanfaatkan dirinya.
Tapi hari ini ia mulai merasa goyah dengan perkataan Ayana, terlihat wajah ana yang begitu tulus untuk merawatnya.
Sekarang mereka sama-sama terdiam, sampai suara orang membuka pintu tiba-tiba sedikit kasar.
"Ana bagai mana keadaan Ronal?" ucap raja yang tiba dengan wajah cemas. ia bahkan melupakan semuanya tentang tata Krama,saking kwatir nya dengan putranya itu.
"Aku tidak tau yang mulia,aku hanya mencoba membantu menghentikan darah pangeran yang keluar, selebihnya saya tidak tau cara mengobati yang mulai" ucap ana yang mengembalikan wajah polosnya,ia sengaja melakukan itu agar tidak ada yang curiga bahwa ia bisa mengobati orang.ia tidak ingin menyombongkan diri.
"Bagai mana ia bisa bilang begitu, bahkan obat yang ia beri sudah menghilangkan rasa sakit pada tubuhku" ucap Ronal dalam hati, karena sekarang Ronal masih dalam akting pingsannya
"Bagai mana tabib, keadaan putra saya" tanya raja pada tabib
"Tenanglah yang mulai, sekarang pangeran baik-baik saja,oh ya putri obat apa yang kau berikan pada pangeran" tanya tabib pada ana
"Memangnya kenapa??" jawab ana sedikit takut
"Apa berdampak buruk bagi putra saya??" tanya raja lagi
"Tenanglah,, tidak perlu cemas, bahkan karena obat yang diberikan putri pangeran sangat sehat sekarang,jika tidak mungkin pangeran sekarang dalam bahaya," ucap tabib dengan senyum
"Benarkah, terimakasih ana kau cepat bertindak," ucap raja yang mulai tidak cemas lagi
"Itu memang seharusnya yang aku lakukan yang mulia." Jawab ana yang sedikit malu atas pujian raja
"Tapi obat apa yang kau berikan putri, obat nya sangat bagus, mungkin besok pangeran sudah sembuh" ucap tabib agak bingung, karena ia merasa takjub dengan obat ana, sebagai seorang tabib tentu ia tau efek obat yang diberikan
" saya juga kurang mengerti tuan,dulu saya hanya belajar dari seseorang,aku pikir itu hanya obat biasa" ucap ana berbohong,tidak mungkin ia mengatakan kalau ia adalah seorang dokter dan cucu dari seorang ilmuwan pada zamannya.
"Ya sudah kalau begitu hamba permisi yang mulia dan putri ana," ucap tabib undur diri
"Baik lah ana karena Ronal tidak apa-apa,saya juga mau kembali ke istana" ucap raja
"Tentu yang mulia, berhati-hati lah diperjalanan" ucap ana sopan
"Ana kau sudah menjadi menantu ku,jadi kau panggil saja aku ayah, sama seperti Ronal" ucap raja zordan.
"Tentu ayah" jawab ana dengan senyum
"Baiklah kami permisi," ucap raja, berlalu pergi
Ana bernafas lega,ia sedikit takut pasalnya ia tau Lusiana mendapatkan Ronal Dengan cara tidak baik,ia takut raja membencinya.
"Uhh selamat,aku pikir raja zordan galak seperti anaknya,tetapi ternyata ia sangat baik,tidak seperti anaknya yang kejam" ucap ana sendiri,tapi ia tidak tau bahwa ucapannya didengar oleh Ronal
"Dasar gadis bodoh, siapa yang kau bilang kejam dan galak" ucap Ronal dengan wajah memerah
"Apaaa?" ucap ana yang terkejut,ia pikir Ronal belum sadar
"Sudah berani kau mengatai ku sekarang!" kata Ronal dengan galak
"Pangeran jangan galak-galak ingat kau masih terluka,jika kau mengancam ku,akan kutambah luka mu itu," ucap ana membalas ucapan Ronal, setelah itu ia pergi meninggalkan Ronal yang tambah marah mendengar ancaman ana.
******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
Sriyanti Anjar
mantap putri ana.
2022-07-29
0
Seny Saraswati Distributor Apple Stemcell
thor katanya demak apa Artinya.. gagal faham neh
2022-07-27
0
Dewi Syarifuddin Sabilillah
makin ke belakang ceritanya makin seru❤❤❤
2022-06-07
0