Pagi ini seorang gadis cantik sudah siap dengan pakaian khusus, setelah pulang kekediaman ayahnya ana memutuskan untuk belajar bela diri,dan juga berkuda,ia merasa bosan dengan hanya berdiam diri.
sekali-kali ia tetap melatih kemampuan untuk membuat obat tradisional ditempat tersebut.bagaiman pun juga menjadi penyelamat itu udah menjadi kebiasaannya, seperti sekarang ini,disaat ia sedang diperjalanan ketempat pelatihan ia melihat seorang kakek yang terluka,ia segera membantunya.
"Leni disana ada yang terluka ayo kita bantu." ajak ana pada pelayanannya.
"Tapi nona bagi mana kalo orang itu berniat jahat? lagi pula ia bisa menjaga dirinya sendiri."jawab Leni agak ragu.
"Leni kita harus membantunya, jangan hanya memandang seseorang dari tampilannya,kita tidak tau dengan hatinya," ucap ana dengan tegas, setelah itu ia langsung membantu kakek tersebut, yang disusul dengan Leni.
"Kakek apa kau baik-baik saja?" tanya ana
" apa kau tidak melihat kakiku?, kau masih bertanya" ucap kakek tersebut agak ketus karena tidak kuat menahan sakit.
"Apa kau tidak bisa sopan pada putri?" jawab Leni dengan marah.
"Leni diamlah, kakek ini sedang sakit,tidak perlu mengingatkan statusku disini," ucap ana,Leni hanya bisa menunduk.
Ia juga merasa agak heran kepada nona nya, dulu ia paling anti dengan orang miskin, katanya tidak sepadan. tapi sekarang ia malah mau membantu orang yang tidak dikenal.
Segera ana membantu mengobati luka kakek tersebut,ia juga memerintahkan leni untuk mencari tanaman yang bisa menghentikan pendarahan pada kaki kakek tersebut. setelah beberapa lama akhirnya ana selesai mengobati kakek.
"Sekarang katakan dimana rumah kakek biar kami antar," tanya ana lembut pada orang tua itu.
"Tidak jauh dari sini putri" jawab kakek tersebut,sejak Leni menyebutkan kalau ana adalah seorang putri, kakek tersebut merasa tidak enak karena telah membentak ana.
"Kakek jangan panggil aku putri,pangil saja ana,aku merasa tidak enak denganmu yang lebih tua" jawab ana.
"Aku tidak berani putri, maaf telah membentak putri tadi.dan terimakasih telah membantu kakek yang tidak berdaya ini" ucap kakek dengan sopan.
"Tidak kakek,kau bisa memanggilku dengan sebutan ana saja,aku tidak keberatan. Ayo aku antar kakek pulang. kakek belum bisa berjalan dengan baik" ajak ana,dan Langsung membawa kakek dalam kereta kudanya
Setelah lama perjalanan akhirnya mereka sampai ditempat tinggal kakek tersebut,ana langsung merasa sedih melihat keadaan rumah kakek tersebut. Jika dizaman nya dulu, pasti pemerintah sudah mengambil tindakan untuk membantu rakyat yang tidak mampu. meskipun tidak seberapa, yang penting tidak seperti sekarang ini.ikir ana.
"bagaimana bisa,di istana orang-orang hidup dengan bergelimang harta, sedangkan disini, untuk makan dan tempat tinggal saja snangat tidak baik." ucap ana dalam hati,ia kasihan melihat kehidupan rakyatnya.
Setelah beberapa lama ia mengamati rumah tersebut, keluar lah seorang pria yang mungkin seumuran dengan ana, parasnya tampan,tetapi karena pakayannya yang lusuh membuat ketampanannya tersembunyi. ana yang melihatnya sedikit kagum.
"apa yang telah aku pikirkan?" ucap ana mencoba menyadarkan fikiran gilanya.
"Kakek kau sudah pulang?, aku sangat kwatir,kakek tidak apa-apa kan?" tanya pria tersebut Dengan kata lembut memeluk kakeknya.
"Aku tidak apa-apa, tadi kakek terluka, tetapi telah dibantu oleh putri Lusiana" ucap Kakek mencoba menenangkan cucunya.
" terima kasih putri,kami tidak tau dengan apa bisa membalasnya?" jawab pria tersebut
" bisa aku manfaatkan ini orang,bila ia menjadi pengawal ku pasti sangat menarik. sudah baik, tampan lagi. gak papa ya jadi cadangan.hahah" ana mulai berpikir jahat.ia tertawa geli dengan pikirannya.
"Apa kau benar-benar ingin membalasnya?" ucap ana.
"Tentu saja,tapi bila putri meminta uang kami tidak punya banyak,kami ini hanya orang miskin," ucap orang tersebut sambil menunduk.
"Aku tidak butuh uang mu,uangku banyak. sekarang sebut siapa namamu?" perintah ana sok dibuat tegas, padahal dalam hati ia tersenyum melihat orang itu sudah mulai takut.
"Nama ku Aska putri, katakan dengan apa aku bisa membalas kebaikan putri" tanya Aska lagi.
"Apa kau yakin,"
"Tentu saja," jawab Aska yakin.
"Jadilah pengawal pribadiku." jawab ana dengan senyum lembut.
"Putri serius?,aku jadi pengawal putri?,aku tidak terlalu pintar dalam bela diri" ucap Aska merendah
"Kita bisa,, eh maksudku aku juga sedang ingin belajar bela diri,jadi kau juga bisa ikut nanti, yang terpenting apa kau mau atau tidak?" ucap ana
"Tentu saja aku mau,ini sebuah kehormatan bagi hamba putri, tapi kalu aku ikut putri bagi mana dengan kakekku" ucap Aska
"Heiii jangan mengawatirkan kakek,masih ada adik mu yang akan menjaga kakek" ucap kakek menyakinkan cucunya.
"Baiklah... kalu begitu kami permisi,bila kau sudah yakin,datang lah kekediaman ayahku," ucap ana, tidak mungkin ia menyuruh pemuda ini untuk datang ke istana.
"Kalu begitu kami permisi dulu kakek," ucap ana lagi,ia pergi yang diikuti oleh Leni dan para pengawal yang menemani nya tadi.mereka hanya diam saat ana berbicara.
Akibat insiden itu akhirnya hari ini ia membatalkan latihannya,karena hari udah hampir sore,dan badan ana sangat lelah.
"Leni ayo kita pulang,lebih baik besok kita pergi latihan aku merasa lelah!" perintah ana.
"Baik nona," Jawab Leni
Akhirnya mereka memutuskan untuk pulang kerumah ayahnya,ia juga ingin menguji obat herbal yang baru saja ia temukan tadi pagi,ia ingin meneliti apa manfaat tumbuhan tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
Coco
lanjut thor
2023-04-09
0
Yuli Eka Puji R
katanya baik kok sombong, mana ada orang baik itu sombong ada" aja, pantesan aja di benci orang termasuk suaminya sombong 😆😆
2022-08-03
0
ria aja
kayakx seru
2022-05-13
0