Saat dalam perjalanan elena terus memandang ke arah jalan raya, pandangan nya seakan kosong pikirannya berkelana entah kemana.
saat masih larut dalam lamunan nya tiba tiba ada seseorang yang menyentuh lengan elena hingga membuat lamunan nya buyar.
secara reflek elena menoleh dan melihat seorang wanita paruh baya yang ternyata menyentuh lengan nya sembari menatap nya dengan senyuman.
"Terima ini nak" ucap wanita paruh baya yang berpenampilan glamour itu
"hah? apa ini tante?" tanya elena saat wanita itu menyodorkan sebuah amplop putih yang cukup tebal kearahnya
"ini uang nak. Terima ya, maaf ya widya sudah menceritakan semua nya tentang kamu" ucap wanita itu tersenyum hangat.
Elena memang sudah menceritakan masalahnya yang dihina dan dibully oleh keluarga nya kepada widya.
elena memandang widya yang tersenyum dan mengangguk kearah nya
"terimakasih ya tante nanti secepatnya el ganti" ucap elena menerima amplop itu dengan sungkan
"jangan terlalu terburu buru nak, anggap saja kami keluarga kamu" ucap seorang pria paruh baya yang ternyata suami wanita itu
"terimakasih banyak om tante kak widya" ucap elena dengan mata berkaca kaca.
Setelah menempuh perjalanan 4jam lamanya mobil sedan yang ditumpangi elena pun tiba didepan sebuah butik yang besar.
"kita sudah sampai" ucap wanita paruh baya yang mengantar elena
di depan butik itu sudah ada seorang wanita paruh baya juga yang berpenampilan modis dan formal, wajahnya masih cantik walaupun umurnya sudah paruh baya.
mereka semua turun, dan langsung disambut sang pemilik butik yang sengaja berdiri didepan butik untuk menunggu kedatangan mereka.
wanita itu adalah laras, pemilik butik terbesar dan terkenal di negara dan dikota ini.
"hallo jeng akhirnya sampai juga" ucap laras menyambut kedatangan mereka
"maaf ya lama menunggu tadi macet" ucap wanita paruh baya yang mengantar elena
"jeng itu anaknya cantik kan semoga dia betah ya sama kamu" ucap wanita itu memandang elena.
laras mengangguk sembari tersenyum hangat kearah elena yang juga tersenyum kearah nya
"terimakasih loh ya sudah mengantar nya kemari" ucap laras sungkan
"tidak apa jeng, kalau begitu kami pergi ya semoga betah" pamit wanita itu dan diikuti yang lainnya.
elena memberikan pelukan hangat kepada widya dan ucapan terimakasih karena sudah membantu nya.
mobil yang ditumpangi widya dan sepasang paruh baya itupun pergi meninggalkan pekarangan butik.
"ayo sayang masuk" ajak laras menggandeng tangan elena
elena menurut saja dengan mengikuti langkah laras yang terus berjalan melewati banyak staf.
elena dan laras naik ke lantai 3 bangunan ini, dengan menggunakan lift.
setelah sampai dilantai 3,laras mengajak elena masuk ke sebuah ruangan yang ternyata adalah ruang kerja laras.
elena masuk kedalam ruangan yang luas dengan interior klasic, terdapat sofa berwarna crime disudut ruangan dan rak rak yang berisi buku.
"duduk nak" titah laras mempersilahkan elena duduk disofa.
elena duduk dengan sopan disofa yang ada di hadapan laras.
"nama saya laras" ucap laras mengulurkan tangan nya
"saya elena nyonya" ucap elena mencium punggung tangan laras.
laras tersenyum hangat melihat kesopanan elena, bahkan tutur bahasa wanita ini terjaga didepan orang lain.
"umur kamu berapa sayang?" tanya laras lagi
"saya masih 17tahun nyonya" jawab elena tersenyum manis
"masih muda sekali, kenapa tidak lanjut sekolah?" tanya laras penasaran
"orang tua saya tidak ada biaya nyonya, saya tidak ingin membebani orang tua saya karena pendidikan saya" jawab elena tertunduk
laras tersenyum hangat "tidak apa sayang, kamu bekerja disini sudah lebih baik" ucap laras berpindah duduk di samping elena
"terimakasih nyonya" ucap elena antusias
"jangan panggil nyonya, panggil saja bunda" pinta laras mengelus rambut elena
"baik bunda" jawab elena tersenyum hangat.
saat mereka masih berbincang hangat tiba tiba pintu ruang kerja laras dibuka secara tiba tiba oleh seseorang.
seorang wanita bertubuh ramping dengan kulit tidak terlalu putih. serta rambutnya yang dikuncir kuda masuk begitu saja.
"dita kamu kebiasaan sayang" ucap laras geleng kepala
iya wanita itu bernama dita, dita adalah asisten laras di butik ini, dita berumur 21tahun. terlahir dari keluarga yang cukup kaya tapi memilih hidup sederhana.
"hehe maaf bunda nih laporan nya" ucap dita menyodorkan sebuah berkas kepada laras
"oh iya..."
"wahhh kamu staf baru ya, salam kenal aku dita" belum sempat laras berbicara dita sudah memotong lebih dulu
"hay kak, saya elena" jawab elena menjabat tangan dita
"aishhh tunggu sebentar ya, bunda aku pinjam toilet" dita berlari kecil menuju toilet yang ada diruangan laras.
laras hanya geleng kepala melihat tingkah absurd asisten nya yang dianggap seperti anak sendiri oleh nya.
sedangkan elena terkekeh kecil melihat tingkah dita ynng sangat lucu.
"jadi kamu mau tinggal dimes dekat gudang nak?" tanya laras sedikit enggan
tadi mereka sudah membahas perihal tempat tinggal elena, dan elena memutuskan untuk tinggal dibangunan ini saja.
memang ada tempat tinggal hanya beberapa kamar, dan itu bergabung dengan para pekerja lain yang enggan ngekost
"iya bunda, el belum tahu lingkungan sini, jadi el masih sedikit takut" jawab elena
"ahhh leganya" ucap dita yang keluar dari dalam toilet
"bunda elena aku yang ajarin cara kerja nya ya" pinta dita dengan mata berbinar
laras hanya mengangguk saja, dita langsung membawa elena keluar ruangan laras.
dita memperkenalkan elena kepada semua staf yang ada disana dan memberi petunjuk kepada elena cara bekerja disini.
elena dipekerjakan dibagian penjualan dilantai dasar, elena bertugas melayani Coustemer yang datang.
setelah semua nya elena paham, dita mengajak elena duduk disebuah sofa yang ada disudut ruangan lantai satu.
"tadi aku ga sengaja dengar percakapan kamu sama bunda, kamu bener mau tinggal dimes belakang?" tanya dita duduk di samping elena
"iya kak, saya belum tahu.."
"jangan terlalu formal sama aku, cukup aku dan kamu begitu saja atau kau biar kita lebih akrab" pinta dita dan elena mengangguk
"aku belum tahu lingkungan sini kak, jadi masih takut" jawab elena
"ohh begitu ya, gimana kalau kamu tinggal sama aku aja?" tawar dita dengan mata berbinar
"hah?"
"Terima saja el" ucap laras yang baru datang
"dita itu tinggal sendiri jadi butuh temen, nanti kamu bisa pulang pergi sama dia" usul laras duduk dihadapan mereka berdua
"gimana ya bun, el sungkan" jawab elena tertunduk
"jangan sungkan, kita akan menjadi teman baik" ucap dita dengan mata berbinar
"baiklah, nanti setiap bulannya el bakal ngasih kakak uang sewa ya" ucap elena
"tidak, aku bukan ibuk kos"
"kamu tinggal dirumah aku gratis el, kita tinggal bareng disana" ucap dita mencoba membujuk elena
"*baik, t**api aku yang beli makan ya*" jawab elena tersenyum
"kita patungan" ucap dita tertawa.
laras mengajak elena untuk masuk kedalam ruangan produksi, disana para disainer mengerjakan pekerjaan mereka dalam membuat pakaian.
"bik mah ukur baju buat el ya dia staf depan"
"baik nyonya"
Laras dan dita memperhatikan elena yang sedang diukur tubuh nya untuk membuat seragam pakaian kerja nya.
"bunda lihat kamu langsung akrab sama dia" celetuk laras yang tahu bagaimana perangai dita.
Dita bisa dibilang orang yang sulit bergaul, bahkan dengan para staf disini dia tidak terlalu ramah.
"aku seperti melihat diriku yang dulu dalam dirinya bun" jawab dita tersenyum memandang elena yang sesekali tertawa karena candaan bik mah
"semoga kalian menjadi sahabat ya" ucap laras mengelus pundak dita.
.
.
.
Hay bestie lanjut part ya, jangan lupa beri masukan buat author agar menjadi lebih baik.
jangan lupakan dukungan buat author ya 😄
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
semangat untuk authornya💪💪💪
2022-11-13
1