Byanca A Sugar BaBy
Byanca sedang bergoyang di tengah keramaian pengunjung club terkenal di kotanya, ia menari bersama teman-teman dan juga pacarnya. Mereka menari mengikuti alunan musik seakan tidak ada hari esok.
"Baby, aku kesana sebentar." Byanca berbisik pada kekasihnya lalu berjalan menuju kursi bar, ia memesan wine. Kepalanya mulai terasa pusing, Byanca meneguk habis wine nya lalu memandang lautan manusia yang sedang menari. Tidak lama kemudian Leon kekasih Byanca menghampirinya,
"Miss you baby," ujar Leon mencium Bibir Byanca sekilas, Byanca tersenyum lalu memberikan wine kepada Leon.
"Ayolah kalian berdua, jangan hanya duduk saja." Karin mendatangi Leon dan Byanca.
"Ayo menari sampai pagi." Karin menarik Leon dan Byanca menuju lantai dansa, mereka lalu menari bersama.
Benar saja mereka baru keluar dari club pukul 4 dini hari, Byanca mengendarai mobilnya sendiri karena kesadarannya masih baik sedangkan Karin diantar oleh Leon, wanita itu bahkan sudah tertidur sambil mengigau karena mabuk. Sementara teman-teman Byanca yang lainnya masih ingin menetap di dalam club.
30 menit akhirnya Byanca sampai rumahnya, Byanca langsung menjatuhkan dirinya diatas kasur lalu matanya terpejam hanya dalam hitungan detik Byanca langsung terlelap.
Tring!
Byanca menggeliat dari tidurnya, ia benar-benar sangat mengantuk dan berani-berani seseorang menelponnya. Awalnya Byanca mengabaikan panggilan tapi karena ponselnya terus berdering dengan malas Byanca mengangkat panggilan.
"Selamat pagi, dengan Byanca disini," sapa Byanca sopan dengan nada malas.
"By, kau kemana saja, Mami akan memberitahumu." Byanca tahu jelas bahwa Bibinya mengambil alih percakapan antara dirinya dan Karin.
"Kau sekarang ada dimana?" tanya Bibi
"Di kasur."
"Berdiri dari tempat tidur lalu tarik nafas panjang dan keluarkan perlahan." Byanca menuruti Bibinya walaupun ia merasa aneh,
Bibi apa yang ingin Bibi bicarakan?"
"Kedua orang tuamu meninggal dunia," potong Bibi membuat Byanca terdiam ditempatnya, air matanya sudah mulai berjatuhan.
"Dimana mereka Bi?" tanya Byanca lemah
"Sebentar lagi ada supir yang akan menjemputmu."
"Baiklah."
Kaki Byanca lemas seperti jeli, ia terjatuh di lantai dan menangis tersedu-sedu.
"Tidak mungkin, Mommy dan Daddy tidak mungkin meninggalkan aku sendirian. Ini pasti bohong, Bibi pasti mengerjaiku," ujar Byanca sambil menghapus paksa air matanya. Namun bukannya tenang Byanca semakin menangis dan berteriak membuat semua pelayan yang bekerja di rumah Byanca menghampiri dirinya.
"Apakah sopir yang menjemputku sudah datang?" tanya Byanca membuat kepala pelayan menggelengkan kepala.
"Belum Nona."
Para pelayan menatap iba Nona mereka, di usianya yang muda sudah kehilangan orang tua. Bagaimana nasib Nona mereka kedepannya.
"Nona, supir yang menjemput sudah datang!" tukang kebun datang dengan buru-buru, Byanca langsung berdiri lalu berlari turun kebawah.
Tanpa bertanya Byanca langsung masuk kedalam mobil,
"Ku mohon cepatlah Pak," ujar Byanca membuat supir langsung mengendarai mobil dengan kecepatan penuh.
Byanca sudah sampai di rumah sakit dimana orang tuanya berada, ia melihat kerabatnya ada di rumah sakit. Sudah jelas sekali bahwa dirinya lah yang datang paling akhir.
Byanca masuk kedalam ruangan dan melihat tubuh kedua orang tuanya ditutupi kain putih, Byanca menutup mulutnya dan kembali menangis. Byanca tidak berani untuk membuka kain putih itu, tidak lama kemudian Bibinya masuk dan berdiri disamping Byanca.
"Tegarkan hatimu sayang, kami semua ada untukmu," ujar Bibinya dan membuka kain putih dan melihatkan kedua orang tua Byanca yang terbaring lemah dan tidak bernyawa.
"Dad, jangan bercanda ini sama sekali tidak lucu," ujar Byanca menangis frustasi
"Mom, ayolah. By janji tidak akan main malam lagi, tapi By mohon bangun."
"Kenapa Mommy dan Daddy tega meninggalkan aku sendiri, hiks..hiks..." Byanca menangis sekencang-kencangnya, ia menangis histeris hingga Byanca pingsan.
Hari pemakaman telah tiba, Byanca menangis tanpa suara karena suara nya sudah habis karena terus menangis. Byanca menatap kosong gundukan merah di depannya, Byanca masih tidak percaya jika orang tuanya sudah pergi menemui Tuhan.
Pandangan Byanca mulai buram, 'Mom, Dad, apakah By akan menyusul kalian?' guman Byanca lalu jatuh pingsan. Byanca langsung dibawa kerumah sakit,
"Bagaimana keadaan keponakan saya, Dok?" tanya Bibi setelah dokter memeriksa Byanca.
"Nona Byanca sedang tidak baik-baik saja, Nona mengalami stres tingkat atas. Nona Byanca juga belum mengonsumsi apa-apa selama kurang lebih 2 hari mengakibatkan stres bertambah dua kali lipat."
"Ya Tuhan. Dok, tolong lakukan apapun untuk keponakanku," ujar Bibi membuat dokter menganggukan kepalanya.
"kami akan melakukan yang terbaik Bu, saya permisi."
Sekarang hanya tinggal Leon sendiri yang menemani Byanca sedangkan Bibi dan Karin harus segera kembali. Leon menatap wajah Byanca yang pucat, ia merasa sangat sedih.
Leon mengelus sayang wajah Byanca, 'lekas sehat baby' guman Leon mencium kening Byanca.
*
Sudah satu minggu Byanca dirawat dirumah sakit, dan Byanca baru mengetahui kronologi kecelakaan orang tuanya. Habis dari perjalanan bisnis luar negri kedua orang tua Byanca menaiki mobil lalu ditabrak truk dari samping. Alasan sopir truk setelah menabrak mobil orang tua Byanca adalah karena ia sedang mengantuk. Tentu saja Byanca tidak membiarkan supir truk hidup dengan tenang setelah dirinya menderita sangat banyak.
Sudah satu minggu ini pula Byanca tidak ke kampus tapi walaupun begitu teman-teman Byanca tetap mengunjungi dirinya di rumah sakit. Byanca beruntung masih memiliki keluarga dan teman-teman yang ada disisinya. Paman, Bibi, Karin, dan Leon kerap bergantian menjaganya di rumah sakit.
Hari ini Byanca ditemani suster pergi ketaman rumah sakit untuk menghirup udara segar. Sudah lama sekali Byanca tidak melihat langit secara langsung. Byanca terus menguatkan hatinya ketika teringat kedua orang tuanya. Byanca tidak boleh berlarut dalam kesedihan karena ia ingin orang tuanya langsung pergi ke surga tanpa melihatnya merasa sedih, itulah yang dulu ia pelajari dari pelajaran agama.
"Sayang!" panggil Leon membuat Byanca mengembangkan senyumnya.
"Nona Byanca, saya permisi jika ada apa-apa saya ada disana," ujar suster menunjuk pohon tidak jauh dari Byanca.
"Terima kasih Sus, tapi Suster boleh bekerja seperti biasa. Nanti saya yang akan mengantar Byanca," ujar Leon membuat suster pamit undur diri.
"Aku membawakan pizza kesukaanmu," ujar Leon membuat Byanca tersenyum, Leon merasa bersyukur karena Byanca sudah bisa tersenyum indah seperti ini.
Mereka berbincang dan makan pizza bersama, sesekali mereka tertawa bersama. Tidak jauh dari tempat duduk Byanca dan Leon ada seseorang yang sedang memperhatikan mereka dengan pandangan tidak suka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Imam Sutoto Suro
lanjutkan thor
2023-05-04
0