Aldara menatap ke depan. Ternyata ia tertidur di dalam perpustakaan dan tak ada yang sadar jika Aldara masih di dalam hingga ia pun terkunci di dalam.
Hari sudah gelap dan Aldara tak bisa berbuat apapun di dalam ruangan ini. Selain itu ruangannya penuh kengerian membuat bulu kuduk Aldara berdiri. Bisa-bisanya ia terkunci di dalam ruangan menakutkan ini sendirian.
Air matanya berkumpul dan menjadi satu siap untuk menangis. Aldara menarik napas panjang dan memejamkan matanya bersamaan dengan jatuhnya air kristal tersebut.
"Hiks, kenapa aku bisa terkurung di dalam sini. Apakah tidak ada yang membangunkan ku?" tanya Aldara dan berusaha untuk memberanikan diri di antara ketakutan yang menerjangnya.
Aldara berusaha meminta bantuan dan menggedor-gedor ruangan perpustakaan ini. Ia juga berharap jika satpam yang bekerja belum pulang.
"Tuhan berilah aku keajaiban." Aldara bersandar pada pintu. Wanita itu merosot ke lantai dengan deraian air mata. Ia berusaha untuk tetap tenang walau tubuhnya menunjukkan reaksi yang berbeda.
Aldara menarik napas panjang dan menatap ke depan. Semuanya penuh dengan kegelapan. Aldara menghela napas panjang. Akan kah ia berani di dalam ruangan perpustakaan ini sendirian.
"Huh, begok-begok. Bisa-bisanya terkurung di dalam perpustakaan sendirian," ujar Aldara yang merasa jika apa yang terjadi pada dirinya adalah kelalaian dirinya sendiri yang membaca hingga ketiduran.
Tak lama ada sinar dari cahaya senter yang memantul di kaca. Aldara terkejut dan langsung menggedor-gedor pintu.
"Tolong! Tolong aku! Aku terkunci di dalam sini." Tampak derap langkah kaki yang cepat menuju perpustakaan. Aldara pun akhirnya bisa bernapas dengan lega.
Ia pikir akan sampai esok pagi dirinya akan terkurung di tempat ini. Aldara juga mendengar jika pintu tersebut tengah dibuka terbukti dengan suara kunci yang saling bertabrakan.
Hingga pada akhirnya ruangan tersebut benar-benar terbuka. Aldara bernapas lega ketika dirinya sudah selamat dan ia lekas keluar.
"Terima kasih." Aldara mengucapkannya penuh dengan perasaan gembira.
Sementara itu Samuel terkejut ketika melihat Aldara terkurung di dalam perpustakaan. Ia panik dan tetapi berusaha untuk disembunyikan.
"Kenapa kau bisa berada di sini?"
"Aku tertidur," ujar Aldara dengan cengengesan karena alasannya yang sangat tak masuk di akal.
"Kenapa kau bisa tertidur di dalam ruangan ini?" tanyanya seakan tak percaya dengan jawaban Aldara. Akan tetapi itu lah adanya.
Aldara memang terkurung di dalam ruangan ini sendirian dan dia tak memiliki teman di perpustakaan tersebut yang membuatnya takut. Apalagi membayangkan jika ada hantu di dalam sana.
"Entahlah. Aku tertidur dan tak ada yang membangunkan ku hingga aku pun terkurung di dalam," ucap Aldara apa adanya.
"Kau ceroboh. Biar ku antar pulang," ajaknya pada Aldara.
Aldara pun dengan senang hati memenuhi ajakan tersebut dan ia mengikuti sang satpam dari belakang.
"Tapi aku memakai sepeda."
"Kau tinggal saja sepeda mu di sini. Ini sudah malam dan kau tak bisa pulang sendiri. Bahaya gadis seperti mu pulang sendiri." Aldara menatap punggung sang satpam itu dengan pandangan yang sedikit gelisah.
Karena saat ini dadanya deg-degan dan tak bisa ditolong betapa kuatnya detak jantung tersebut. Aldara rasa saat ini ia sudah tak normal lagi.
"Te..teri..ma kas..sih!"
"Hm."
Ia menoleh ke belakang dan Aldara terkejut ketika pria itu berhenti berjalan hingga ia yang berjalan seraya menunduk itu pun menabrak dada bidang Samuel.
"Akhh."
"Makanya kalau jalan hati-hati," ucapnya seraya mengelus kepala Aldara.
Aldara terpana dengan pria itu yang benar-benar menghipnotis dirinya. Dia sangat tampan dan Aldara merasa jika dia adalah dewa ketampanan dan juga sangat perhatian.
"Kenapa kau melamun?" tanyanya pada Aldara yang membuat Aldara salah tingkah.
"Eh tidak apa-apa," ucap Aldara seraya menyembunyikan semburat di wajahnya.
"Baiklah. Kita langsung pulang saja, sepertinya kau demam," ucapnya dan menarik tangan Aldara.
Aldara terdiam mengikuti pria tersebut.
"Dia sangat tampan," ujar Aldara malu-malu.
______________
Aldara menghela napas panjang. Sembari menatap ke sampingnya. Dia bahkan tahu alamat rumah Aldara padahal Aldara hanya mengatakannya setengah jalan saja alamatnya. Ia berpikir ingin pulang jalan kaki merasa tak enak dengan Samuel karena harus mengantarkannya sampai ke rumah.
Tapi tak disangka-sangka jika pria itu benar-benar mengantarkannya sampai ke rumah. Aldara juga bingung dari mana Samuel tahu jika di depannya ini adalah rumahnya.
"Kau di mana tahu itu rumah ku?" Aldara dapat memergoki ekspresi Samuel yang sangat terkejut.
"Hah? Ke.. kau sendiri kan yang mengatakannya!" ujarnya dan tak mau kalah pada Aldara.
"Tapi aku mengatakan alamat ku tak sampai di sini."
"Ah aku menebaknya," ujarnya dan kemudian ia pun pergi terburu-buru. "Masuklah. Jika di luar sendirian di tengah malam tidak baik bagi seorang wanita."
Aldara mengangguk dan kebingungan dengan satpamnya tersebut. Kenapa dia tampak gugup dan seperti menyimpan sesuatu.
Entahlah dan Aldara berusaha untuk tak peduli dan masuk ke dalam rumahnya. Ia juga sangat mengantuk.
Aldara membuka pintu dan masuk ke dalam kamarnya. Ia langsung mengganti baju dan tanpa mandi terlebih dahulu Aldara lantas langsung menyelam ke dalam mimpi.
Sedangkan di luar Samuel yang belum benar-benar pergi dari komplek Aldara lantas pergi setelah melihat lampu kamar Aldara mati. Ia pun menarik napas panjang dan kemudian langsung menjalankan mobilnya ke luar komplek.
Samuel pun sampai di depan rumah besar. Itu adalah rumahnya. Tak ada yang tahu jika Samuel bukanlah orang susah tapi seorang pengusaha dan juga memiliki aset yang sangat banyak.
Ia sengaja menjadi satpam di sekolah Melane School karena ia memiliki misinya sendiri.
Hari ini Samuel sangat lelah. Di mana ia harus menjadi seorang satpam dan juga mengurus perusahaannya.
Saat masuk Samuel disambut oleh bodyguardnya.
"Tuan! Ini sangat gawat."
"Ada apa?"
"Mereka mulai melakukan pergerakan dan meminta kepada pengadilan agar diberikan hukuman mati."
"B.ajinga.n."
____________
TBC
JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN SETELAH MEMBACA. TERIMA KASIH SEMUANYA.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Harusnya petugas perpustakaan sebelum mengunci pintu,Dia berkeliling dulu utk memastikan tdk ada siswa/i yg masih tinggal di dlm perpus,Ini malah main di kunci aja..
2024-12-17
0
Qaisaa Nazarudin
Pasti Samuel curiga tuh karena gak liat Adara lewat pintu gerbang saat pulang sekolah..
2024-12-17
0
Qaisaa Nazarudin
Kan kan..Kenapa gak jujur aja,Duh gak sabaran aku liat mereka bucinan..🤣
2024-12-17
0