Aldara menarik napas panjang ketika sampai di rumah. Biasanya dia akan disambut oleh sang ibu tapi kali ini dirinya disambut dengan keheningan.
Tak ada lagi ucapan selamat datang dari sang ibu. Aldara memejamkan mata ketika ruang pikirannya mendengar semua ucapan sang mama di saat ia baru saja pulang sekolah. Itu hanyalah bayang-bayang antara dirinya dan sang ibu di saat ia masih bersama sang ibu.
Aldara menarik napas panjang dan berusaha untuk tak memikirkan hal itu lagi. Ia harus bisa kuat di antara penuh dengan goncangan batin.
"Aldara. Kau adalah anak yang kuat. Berhenti membayangkan hal yang akan menyakiti mu," ucap Aldara pada dirinya sendiri.
Aldara pun meletakkan tas sekolahnya di dalam kamar dan mengganti pakaiannya di dalam kamar tersebut dan kemudian ia pun keluar menuju dapur.
Aldara harus memasak untuk makan siangnya. Wanita itu dengan taletan melakukan hal tersebut meski dibayang-bayangi oleh kesedihan.
Saat telah masak Aldara menghindangkannya di atas meja dan kemudian ia pun berbicara kepada dirinya sendiri dan seolah-olah di ruang makan ini sangat ramai.
"Selamat makan," ujar Aldara dan menyantap makanannya penuh dengan suka dan cinta. Saat menyuapkan nasi air matanya jatuh ketika ingat orangtuanya.
Aldara menahan napas panjang dan berusaha untuk menghapus air matanya. Aldara terus menelan makanannya walau sangat sulit karena sambil menangis.
"Hiks, Mama!"
Aldara mengunyah makanannya dengan penuh paksaan. Kenapa sampai sekarang ia belum bisa mouvon dengan kejadian itu. Aldara merasa jika dirinya benar-benar sangat menyedihkan.
Trang
Sebuah benda jatuh di luar. Aldara berpikir jika itu adalah ulah kucing tetangga yang bersilaturahmi jadi menurutnya tak ada yang aneh. Aldara terus memakan makanannya.
Akan tetapi perasannya tak enak. Aldara lantas keluar dari rumah dan mengintip ke keluar. Tapi benar-benar tak ada siapa-siapa.
Aldara menarik napas dan merutuki dirinya yang selalu bodoh berpikir jika ada orang lain di rumahnya.
"Meow!" Aldara menatap ada kucing orenye yang berada di depan halaman rumahnya sambil memainkan buntutnya.
"Tuh kan benar itu cuman kucing," ucap Aldara dan menarik napas panjang.
Ia pun kembali ke dapur untuk menyelesaikan makanannya. Sementara itu di luar seseorang menghela napas lega saat memperkirakan jika Aldara telah pergi.
Ia pun tersenyum ke arah rumah Aldara dan kemudian pergi dari hadapan rumah Aldara setelah memastikan jika Aldara baik-baik saja.
"Aku hanya melindungi mu dengan begini karena ini adalah tugas yang diamanahkan kepada ku seumur hidup."
Aldara kemudian membawa piringnya yang kotor untuk dicuci. Ia pun mencuci piring itu dan meletakkannya ke rak piring.
Aldara kemudian merasa bosan dan masuk ke dalam kamar dan kemudian menghabiskan waktunya seperti biasanya dengan membaca novel.
Aldara benar-benar larut dengan novel yang ia baca yang ceritanya hampir mirip dengan kisahnya.
Saat tengah membaca, Aldara teringat dengan kado-kado yang diberikan temannya. Sejenak Aldara berhenti untuk membaca novel dan lebih memilih membuka kado mereka.
Aldara membuka semua kado tersebut dan sangat terkejut ketika mendapatkan hadiah-hadiah yang fantastis. Mulai dari uang dan juga ucapan turut berduka cita.
Mereka juga membalikan barang kesukaan Aldara. Serta tentunya tak akan tertinggal, apalagi jika bukan sebuah novel.
Aldara merasa kagum dengan novel itu. Karena novel tersebut sempat ia inginkan dan mengatakan kepada ibunya untuk dibelikan, tapi sang ibu tak memiliki uang pada saat itu.
Kini novel yang ia inginkan berada di tangannya. Aldara tak bisa menahan rasa senangnya.
"Wow sangat indah," ucap Aldara mengagumi hadiah-hadiah mereka. "Terimakasih teman-teman."
______________
Aldara memejamkan matanya dan menatap ke arah gerbang sekolah. Kali ini ia akan bertemu dengan satpam itu kembali. Dada Aldara tak berhenti berdetak kencang. Ia diam-diam memperhatikan sang satpam yang sibuk tengah menertibkan para siswa.
Aldara masuk dengan menundukkan kepalanya. Ia mendongak sedikit untuk menatap satpam itu dari sudut matanya.
"Kau berhenti!" Aldara terkesiap saya mendengar jika dirinya lah yang dimaksud.
Ia pun menatap kepada satpam itu dan memandang sang satpam dengan kening yang mengerut. Entah kenapa Aldara merasa tak asing dengan wajah ini.
Tapi ia berusaha untuk menepis pikiran konyolnya, sudah pasti ia pernah melihatnya karena Aldara kan pernah ditolong oleh sang satpam tersebut. Memang kali ini Aldara lah yang terlalu banyak berpikir.
"Ada apa Pak?"
"Dasi mu mana?" tanyanya kepada Aldara.
Aldara terkejut. Ia pun menatap ke arah dadanya dan benar ia tak memakai dasi. Aldara menatap sang satpam dengan mata yang penuh permohonan. Tapi sepertinya percuma karena Aldara tak akan bisa lepas dari satpam killer tersebut.
"Maaf Pak."
"Kamu langsung pergi ke lapangan."
Aldara tahu maksudnya karena ia akan dihukum dijemur. Kemudian namanya akan dicatat oleh guru BK.
Aldara menahan napasnya dan kemudian ia pun pergi ke lapangan dengan langkah pelan.
"Kenapa aku sangat sial?" tanya Aldara pada dirinya sendiri.
Ia pun tak mengerti kenapa hidupnya penuh dengan lika liku.
Aldara rasa setelah ini ia akan dimarahi oleh guru BK. Karena tak ada pilihan lain.
"Aldara!" ujar Maya yang juga tak memakai atribut lengkap.
"Maya."
"Kamu di sini juga?" Aldara mengangguk lemah.
"Hm benar."
"Wah kok bisa?"
"Ya bisa," ujar Aldara dan kemudian ia pun masuk ke dalam barisan di samping Maya.
"Ck, ck, ck, tumben yah." Aldara mengercutkan bibirnya.
Tentu ia juga bisa masuk ke dalam barisan ini karena Aldara seorang manusia yang juga memiliki ingatan yang kurang.
Tak lama mereka pun melihat guru killer yang tak lain adalah guru BK yang datang untuk mendata para murid yang hari ini tak memakai atribut lengkap.
Seperti biasa sebelum ia akan mendata maka dia akan memberikan ceramah kepada anak muridnya hingga mereka merasa bosan dengan ceramah yang diberikan oleh sang guru.
Tapi Aldara mendengarnya dengan baik untuk menghormati sang guru. Terik matahari pun kian terasa dan Aldara hanya bisa menahan rasa panas itu dengan segenap kekuatan. Hingga pada akhirnya Aldara tak tahan dan ia tak lagi melihat cahaya matahari.
____________
TBC
JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN SETELAH MEMBACA. TERIMA KASIH SEMUANYA.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Menurut sinopsisnya Satpam tsb adalah SUAMI nya Aldara,Dan orang ini mengatakan apa? TUGAS YG DI AMANAHKAN PADANYA SEUMUR HIDUP,Nah ini pasti Suaminya Aldara sang Satpam itu kan,Tapi kenapa gak muncul depan Aldara dan jujur aja ke Aldara,Kasian Aldara menghadapi masalah yg dtg bertubi2..😭😭
2024-12-17
0
Qaisaa Nazarudin
Kerjaan Anggota OSIS Di ambil alih oleh Satpam..😂😂
2024-12-17
0
Defi
siapa ya yang mengamanahkan untuk menjaga Aldara, apa Mamanya Aldara saat mau meninggal
2022-11-13
1