...⊛⊛⊛...
Takashi mencoba bertahan seorang diri. Dia juga mengabaikan segala suara teriakan dan raungan yang datang silih berganti.
Headphone dipasang oleh Takashi. Dia berusaha keras menghilangkan ketakutan serta rasa panik.
Andai memiliki keluarga, mungkin hal utama yang terlintas dalam pikiran Takashi adalah pulang. Namun apalah daya, dia hanyalah anak yatim piatu. Sejak kecil Takashi tidak pernah melihat rupa ayah dan ibunya. Ia tinggal di panti asuhan cukup lama.
Ketika menginjak usia 15 tahun, barulah Takashi memutuskan pergi dari panti asuhan. Karena di umur segitu Takashi sudah pandai mencari uang sendiri. Jadi pihak panti asuhan membiarkan Takashi hidup sendiri.
"Aku penasaran dengan keadaan di luar," gumam Takashi. Dia naik ke lantai dua. Di sana dirinya dapat menyaksikan keadaan di luar. Suasana sangat sepi.
Hanya ada beberapa manusia yang telah berubah menjadi zombie. Keadaan jalanan juga tampak porak poranda. Banyak sekali darah, potongan tubuh manusia, serta lalat-lalat yang menikmati daging busuk.
Takashi mendengus kasar. Dia memutuskan akan tetap bersembunyi. Toh dirinya punya banyak persediaan makanan yang melimpah. Takashi berniat akan bersembunyi sampai makanan di mini market habis.
Takashi sendiri merupakan anak introvert. Jadi bisa dibilang dia menikmati kesendiriannya di mini market. Yang perlu dikhawatirkan Takashi hanyalah serangan zombie. Namun dia tidak terlalu mencemaskan itu, karena Takashi yakin mini market yang ditempatinya cukup aman.
Dua bulan waktu berlalu. Keberadaan zombie kian bertambah. Membuat Takashi semakin yakin untuk tetap bersembunyi.
Zombie di sekitaran mini market juga mulai banyak. Takashi terkadang heran. Dari mana zombie itu berasal.
Takashi juga tidak pernah absen memeriksa internet dan radio. Berharap ada tempat aman yang bisa ditujunya. Tetapi sampai sekarang, koneksi internet dan radio masih belum bisa ditemukan. Tenaga listrik bahkan mulai menurun.
Dua bulan berubah menjadi satu tahun. Persediaan makanan Takashi mulai menipis. Lelaki tersebut juga sudah puluhan kali mencukur kumis dan jambangnya.
Takashi merebahkan diri ke kasur tempat dia biasa tidur. Hanya dengan bersinarkan cahaya lampu tidur, dirinya dapat terlelap dengan nyaman.
Biasanya Takashi tidur cukup lama. Saat waktu menunjukkan jam sembilan siang lewat, barulah dia terbangun. Itu pun karena perut yang terasa lapar.
Takashi beranjak dari kasur. Lalu mencari makanan yang bisa dimakan. Dia langsung dibuat panik ketika menyadari hanya tersisa dua bungkus makanan yang bisa dimakan. Itu pun hanya berupa snack kecil.
"Ah... Ini karena aku terlalu malas memeriksa persediaan makanan," gumam Takashi seraya menggaruk kepalanya berulangkali. Dia terpaksa memakan makanan yang ada. Takashi berniat akan keluar dari persembunyiannya untuk mencari makan. Atau perlu pindah saja ke tempat yang lebih menjanjikan.
Sebelum pergi, Takashi menyiapkan senjata terlebih dahulu. Dia mematahkan sapu dan mengambil tongkatnya saja. Di ujung tongkat itu, Takashi memasang sebuah pisau tajam di sana. Ia membuat senjata sejenis tombak yang bisa digunakan untuk melawan zombie.
Takashi juga sengaja mengenakan pakaian serba hitam. Melengkapi tampilan dirinya dengan topi serta masker yang menutupi sebagian wajah. Ia juga mengenakan tas ransel yang berisi senjata cadangan.
Rencana untuk keluar dari mini market dilakukan Takashi pada malam hari. Dia sengaja melakukannya agar dapat bersembunyi dengan mudah. Padahal dirinya tahu kalau zombie akan semakin ganas ketika malam berlangsung. Lari mereka bahkan dua kali lipat lebih laju dibanding manusia biasa.
Takashi memutuskan lewat pintu samping. Ia menengok ke kanan dan kiri. Terlihat hanya dua zombie di bagian kanan. Meskipun begitu, Takashi tetap harus berhati-hati. Mengingat zombie akan segera bergerombol jika mendengar ada sedikit suara.
Dengan langkah pelan, Takashi keluar dari mini market. Dia menutup pintu sangat pelan. Hingga tidak ada suara yang diperdengarkan oleh pintu tersebut.
Atensi Takashi tidak teralih dari dua zombie yang kebetulan berdiri membelakangi. Dia berjalan mengendap-endap ke tempat yang lebih tertutup.
Takashi kebetulan memakai kacamata canggih. Dengan menggunakan itu, dia tidak membutuhkan penerang jalan berupa lampu. Hanya saja Takashi tidak tahu sampai kapan baterai kacamata tersebut dapat bertahan. Semoga saja sampai dia menemukan tempat aman yang baru.
Mobil-mobil yang terpencar di segala penjuru, dijadikan Takashi sebagai tempat bersembunyi. Dia akan berjalan dari mobil yang satu ke mobil lainnya.
Keringat membasahi wajah Takashi. Terutama ketika dia menyaksikan jalanan yang akan dirinya lewati dipenuhi oleh zombie.
Para zombie tersebut tampak berjalan bergerombol menuju ke arahnya. Itu tentu menjadi keadaan yang sulit untuk dilewati.
"Rrrrrr..." Para zombie kian mendekat. Takashi bergegas bersembunyi ke bawah mobil. Dia membekap mulutnya dengan tangan sendiri.
Deg!
Deg!
Deg!
Jantung Takashi berdetak lebih cepat. Nyawanya akan langsung hilang jika dia membuat keributan secuil saja.
"Aaarkkhhh!!!"
"Yuki-chan!"
Terdengar suara teriakan. Di iringi oleh panggilan dari gadis lainnya. Para zombie yang mendengar, bergegas menghampiri sumber suara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Hongshi 🍦🎀
hih
2023-12-20
0
MATADEWA
Tegang2 gitu....
2023-08-04
1
𝙍𝙮𝙪𝙪 𝘼𝙯𝙖𝙩𝙝𝙤𝙩𝙝
... Mc masih belum bisa berbaur
2023-02-01
3