Zava menoleh melihat orang yang tidak pernah menyerah walaupun sudah Zava katakan tidak mau pacaran saat ini Zava hanya ingin fokus dengan kuliah.
Akseno senior Zava yang menyukai sejak Zava menginjakan kaki di kampus ini. " Kamu baru datang Va"?. Aku dari tadi cari kamu. Akseno berjalan mendekati Zava yang berdiri tidak jauh dari depan kelas Zava.
"Iya kak, ada apa kak Akseno cari Zava?. 'Nanti kamu ada waktu ngak Va'? Seno berencana mau mengajak Zava kumpul dengan teman - teman kampus nanti.
Zava menggeleng pelan bahwa dia tidak bisa. " Nanti Zava masuk kerja jam setengah empat kak, maaf ya kak Zava tidak bisa".
"Oh gitu ya Va, ok lain waktu kalau aku bawa mau ya Va". Seno berharap Zava mengiyakan ajakan saat ini walau bukan hari ini Zava ada waktu.
"Iya kak nanti Zava usahain deh kak". Zava tidak enak dengan Akseno yang terus mengajak Zava untuk jalan maupun sekedar minum di cafe pun Zava tidak pernah pergi.
"Kalau gitu Zava duluan ya kak bentar lagi kelas Zava di mulai". Zava pergi menuju kelas yang tak jauh dari mereka saat ini.
Akseno mengangguk melihat kepergian Zava untuk masuk kelas. "Kenapa kamu susah banget sih Va aku ajak pergi". Seno membatin melihat gadis yang sudah lama mengisi hatinya.
Sekitar empat puluh menit Zack sampai di perusahaan yang menjulang tinggi yang melambangkan betapa sukses pemilik gedung raksasa itu.
Zack di ikuti asisten pribadinya itu masuk ke perusahaan semua karyawan yang melihat CEO mereka lewat diikuti asisten Vino menunduk memberi salam pada ke dua orang tersebut. Seperti biasa Zack maupun Vino hanya melihat sekilas dan menampilkan muka datar mereka saja. Namun semua karyawan sudah memaklumi tingkah bos maupun asisten bos nya itu.
Zack menuju lift khusus CEO untuk mencapai gedung paling tinggi itu di lantai delapan puluh sembilan di mana ruangan Zack berada.
Lift terbuka Zack berjalan untuk masuk ke ruangan CEO dengan Vino yang setia mengikuti dari belakang.
"Jam berapa meeting"? Zack bertanya pada Asisten Vino setelah duduk di kursi kebesaran dengan nyaman.
"Lima belas menit lagi tuan, asisten Vino membuka tablet mewah tersebut untuk melihat agenda hari ini".
"Baiklah kamu bisa keluar". Zack menelpon nyonya besar setelah ia sudah sendirian di ruangan itu.
dret
dret
dret
Panggilan ke tiga Zack di angkat. "Hell" belum sempat Zack menyapa orang yang berada di seberang Zack sudah di tanya dengan pertanyaan bertubi - tubi.
"Kamu sengaja tidak mau angkat telpon dari mami Zack, dari mana aja kamu semalam mami coba telpon tapi kamu tidak angkat, apa kamu uda lupa bahwa kamu masih punya keluarga". Mami Zack menceramahi Zack dengan satu tarik napas tidak habis pikir dengan tingkah putra sulung yang saat ini sudah menginjak usia tiga puluh tiga tahun itu.
Zack yang tidak lagi mendengar keluhan dari sang mami mulai membuka mulut. "Mi bukan Zack tidak mau mengangkat panggilan dari mami, semalam Zack pulang uda larut malam setelah ketemu klien Zack mi". Zack sudah biasa menghadapi tingkah maminya yang selalu mengkhawatirkan dirinya padahal bukan lagi anak kecil. Batin Zack menggeleng kepala walau tidak di lihat oleh mami Jia.
"Zack jangan bilang kamu menghabiskan waktu bersama wanita yang tidak benar di luar sana". Mami Jia paling tidak suka Zack bermain dengan wanita malam.
"Ngak mi, Zack ingat apa yang mami bilang pada Zack". Tapi sesekali boleh aja kali batin Zack tersenyum - senyum mengingat kegiatan panas bersama wanita bayaran nya.
Mami pegang janji kamu. "Oh ya mami mau nagih janji sama kamu sayang"? Kapan kamu mau bawa calon mantu mami ke rumah"?
Pasti ujung - ujung yang di bahas pasti calon mantu. Zack tidak lagi menangapi pertanyaan dari mami Jia memilih mengalihkan pembicaraan mereka itu lebih baik.
"Mi udah dulu Zack ada meeting bentar lagi". Zack sengaja mengakhiri pembicaraan dengan mami Jia dari pada pembicaraan mereka tidak akan ada ujung jika menyangkut calon mantu yang di minta oleh mami Jia.
"Kamu sengaja menghindari apa yang mami tanya Zack"?. Mami Jia mulai emosi jika membahas calon menantu pada putra sulung nya ini pasti akan selalu menghindar dari mami Jia.
"Ngak mi, emang Zack sebentar lagi ada meeting dengan klien dari luar negeri". Ngomong dengan mami Jia harus ekstra sabar apalagi Zack tidak mau menyakiti wanita yang telah melahirkan dirinya ke dunia.
"Tapi kamu harus secepatnya membawa calon mantu mami ke rumah, kamu mengerti Zack"?
Zack yang tidak mau membahas mengenai calon menantu pada mami Jia mengiyakan saja. Agar urusan cepat selesai untuk saat ini itu aja yang dipikir oleh Zack.
"Oke mi, Zack tutup dulu telpon nya mi". Setelah mengakhiri telpon dengan mami Jia Zack bisa bernapas lega setidaknya untuk hari ini aman dari pertanyaan mengenai calon mantu dari mami Jia.
Kelas Zava sudah selesai beberapa menit yang lalu. Sekarang Zava bersiap mengambil sepeda yang ia parkir di bawah pohon tempat yang paling aman menurut Zava untuk menyimpan perpanjang dari kaki untuk mengantar Zava ke kampus.
Karena Zava berjalan tidak terlalu memperhatikan keadaan sekitar, tidak sengaja menabrak orang yang berjalan di depan Zava.
Zava yang tidak bisa menahan keseimbangan tubuhnya pun terjatuh. Orang yang Zava tidak tahu itu siapa hanya melihat sekilas tanpa ada niatan menolong.
"M maaf kak". Zava melihat mata tajam pria itu seakan ingin melahap Zava hidup - hidup langsung menciut tidak berani lagi buka suara.
Tanpa mempedulikan Zava, pria yang Zava tabrak tadi langsung pergi tanpa menyahuti permintaan maaf dari Zava.
Zava bisa menebak orang yang baru ia tabrak tadi pasti seniornya itu yang ada dalam pikiran Zava
"Hello tunggu saya sebentar lagi akan sampai". Pria yang menabrak Zava tadi mengakhiri pembicaraan di telpon segera mengambil barang yang akan di gunakan nanti ketika memberi materi kuliah.
"Dasar es batu orang minta maaf malah di cuekin untung ganteng". Zava masih saja ingat dengan jelas bagaimana ekspresi pria yang tidak sengaja ia tabrak tadi.
Selesai meeting Zack kedatangan tamu yang di beri tahu oleh asisten Vino. Karena belum buat janji dengan atasan Vino memberi tahu kedatangan CEO perusahaan Elson yang bergerak di bidang property. Karena Zack bersedia menemui tuan Erwin yang merupakan CEO perusahaan Elson, Vino mengantar tuan Erwin ke ruangan Zack.
Erwin menunduk untuk menyapa Zack. "Apa tujuan anda kesini tuan"? Ini lah sifat Zack yang terkenal di kalangan bisnis tidak akan terkejut dengan sifat CEO perusahaan yang bergerak hampir di tiap bidang yang di kuasai di kancah lokal bahkan internasional dengan sikap Zack tanpa basi langsung pada inti pembicaraan.
"Terimah Kasih atas kesedian tuan yang mau menerima saya". Erwin membuka obrolan dengan mengucap terima kasih pada Zack walau bagaimana Erwin sangat bersyukur dengan Zack yang mau menerima kunjungan dirinya di perusahaan jika di banding dengan perusahaan Elson yang ia pimpin saat ini.
Zack hanya menoleh sekilas tanpa merespon lawan bicara yang ada di hadapannya saat ini.
"Begini tuan maksud kedatangan saya ke sini saya ingin minta bantuan pada tuan jika berkenan menyuntikan dana untuk perusahaan yang saya pimpin karena kami sekarang lagi membutuhkan dana yang cukup besar tuan". Dalam hati Erwin berdoa agar orang yang ia kunjungi saat ini berkenan memberi bantuan karena sudah banyak yang Erwin minta bantuan namun tidak ada yang bersedia.
"Apa jaminan kalau saya bersedia memberi anda bantuan"? Zack melipat tangan di depan dada melihat ekspresi lawan bicara yang sedang menampilkan ekspresi tak dapat di tebak.
"Saya akan melunasi hutang saya secepat mungkin tuan". Erwin menjanjikan sesuatu hal yang juga dia tidak yakin dengan ucapanya saat ini.
"Nyawa taruhan jika apa yang keluar dari mulut anda tidak bisa anda tepati tuan Erwin". Zack
Erwin yang mendengar ucapan Zack langsung panik bagai mana pun Zack memang terkenal kejam dengan orang yang berkhianat dengan ucapan yang tidak menepati janji.
"Akan saya usahakan sebisa saya tuan". Erwin langsung meralat ucapan setelah mendengar pernyataan dari Zack lebih tepat seperti mengancam bagi Erwin.
Begini saja tuan Erwin." Saya memberi anda solusi berikan jaminan saya yang bernyawa juga bisa saya manfaatkan sebelum anda bisa membayar apa yang saya berikan pada anda nanti". Apa yang Zack ucapakan mekin bikin kepala Erwin pusing.
"Sekarang anda boleh pergi, kembali jika anda sudah punya jaminan untuk hutang anda". Zack melirik Vino agar membawa segera orang yang di ruang untuk keluar.
Vino mengerti dengan lirikan Zack langsung mepersilakan Erwin untuk segera meninggalkan ruangan Zack.
"Silakan tuan saya antar anda kedepan". Erwin yang mengerti dengan pengusiran secara halus itu langsung mengikuti Vino untuk segera beranjak dari hadapan Zack.
Di karena Zava shif Samapi malam cafe juga akan tutup tergantung pengunjung yang tidak ada lagi baru lah Zava bisa pulang juga rekan Zava yang lain.
Alasan Zava masih bertahan di tempat sekarang ia megais rezeki juga bonus yang di dapat juga sesuai yang mereka lakukan.
Jam 22.30
Zava sampai di rumah dengan menggunakan sepeda yang biasa Zava gunakan untuk ke kampus. Di luar Zava bisa mendengar suara yang tidak asing di telinga Zava. Karena pintu juga tidak tertutup suara dari dalam jelas oleh Zava.
Zava masuk ke dalam rumah melihat ayahnya yang sedang serius bicara sama ibu Lili. Zava tidak tahu perihal apa yang membuat ayahnya sampai kesini.
"Ingat apa yang saya katakan tadi, jika tidak mau hal buruk yang terjadi pada putri mu itu". Erwin segera meninggalkan kediaman mantan istri nya itu.
Ibu Lili menangis, apa yang harus ia lakukan untuk menyelamatkan Zava atas perjanjian yang mereka lakukan demi kepentingan keluarga mantan suaminya yang harus melibatkan Zava.
"Ibu..ibu kenapa"? Zava memeluk wanita yang sedang menangis itu untuk menenangkan ibunya sedang menangis yang jelas Zava tahu pasti ada kaitan dengan ayah nya yang datang.
'Ayah kamu Zava'. "Iya kenapa dengan ayah Bu"? Zava juga penasaran apa yang bikin lelaki egois itu datang menemui ibunya.
"Dia minta kamu mau berkorban sedikit walau bagaimanapun kamu tetap putrinya". Itu yang ayah kamu bilang. Tapi ibu juga tidak tahu apa maksud perkataan dari ayah kamu. Sayang.
"Ya ALLAH semoga ayah ngak lakuin hal yang bakalan di buat ibu sedih". Zava menangis dalam diam.
Bersambung
Selamat Membaca
Semoga Terhibur
Jangan Lupa Like dan Komen
Terima Kasih 💞
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments