MELIHATKU SEORANG

Bagas menatap kepergian Anisa dan Sandra dengan perasaan kesal sekaligus merasa bersalah. Kesal karena ucapan Anisa yang seenaknya dan kasihan melihat Sandra yang begitu ketakutan saat melihatnya.

"Melihatmu merasa ketakutan membuat rasa bersalah dan penyesalanku semakin dalam padamu. Maafkan aku, Sandra.

Maaf! Maafkan aku karena telah membuatmu takut dan trauma," batin Bagas.

Lelaki itu menarik napas panjang. Sepertinya, dia benar-benar harus berjuang untuk mendapatkan maaf dari Sandra.

Maaf dan cinta. Ya! Sandra adalah perempuan pertama yang membuatnya jatuh cinta. Dari sekian banyak perempuan yang pernah bersamanya dan menghangatkan ranjangnya, hanya Sandra lah yang telah mampu membuat hatinya porak poranda.

Melihat perempuan itu begitu gigih menjaga kehormatannya membuat Bagas sadar. Tidak semua perempuan di dunia ini bisa dibeli dengan uang. Tidak semua perempuan rela menjual kehormatannya demi uang.

Waktu itu, Bagas sudah membayar mahal pada Maya untuk membeli Sandra. Bagas tahu siapa Sandra. Dia adalah model terkenal yang sedang naik daun. Kata-kata yang keluar dari mulut Maya membuat Bagas yang memang sudah lama memperhatikan Sandra baik di media sosial maupun di layar televisi begitu bersemangat ingin segera menyentuh wanita itu.

Kegilaan Sandra di atas ranjang yang dibeberkan oleh Maya membuat Bagas nekad meminum jus yang sudah diberi obat perangsang yang seharusnya diminum oleh Sandra agar wanita itu takluk.

Keinginan dan rasa penasarannya terhadap Sandra membuat laki-laki itu sangat terobsesi. Apalagi, saat Maya menjanjikan padanya tentang pelayanan Sandra yang sangat hebat.

Namun, semua yang sudah dibayangkannya buyar seketika saat Bagas mendapati kenyataan kalau Maya telah menipunya. Beruntung, obat itu tidak berdosis tinggi, hingga Bagas masih bisa tersadar saat Sandra melakukan percobaan bunuh diri saat dirinya nekad ingin menggagahi model cantik itu.

Kalau tidak, perempuan itu pasti tidak akan selamat. Begitupun dirinya. Entah apa yang akan terjadi seandainya saat itu Sandra tidak bisa diselamatkan.

Mungkin, dirinya saat ini pun akan hancur karena harus mendekam di penjara puluhan tahun akibat perbuatannya.

Bagas kembali menarik napas panjang. Beberapa tahun yang lalu, sebelum dirinya bertemu dengan Sandra, dia adalah seorang cassanova. Hidupnya hanya dihabiskan untuk bersenang-senang.

Setiap malam, Bagas menghabiskan malam panjangnya dengan perempuan yang berbeda. Dunia malam dan **** adalah kehidupannya. Namun, semenjak bertemu dengan Sandra dan akhirnya dipenjara, Bagas ingin merubah dirinya.

Laki-laki itu tidak ingin kembali ke dunianya yang dulu. Tujuan hidup Bagas kali ini bukan hanya untuk bersenang-senang. Selama di penjara dua tahun ini, pikirannya sudah terbuka. Bagas ingin berubah. Berubah menjadi lebih baik dari Bagas yang dulu.

Sebelum dirinya terbang ke Paris menyusul Sandra, Bagas terlebih dahulu menemui keluarga besarnya dan meminta maaf pada mereka karena selama ini Bagas sudah mengecewakan keluarganya.

Keinginan Bagas yang ingin hidup bebas membuat dirinya sengaja menyembunyikan identitasnya. Pria itu tidak ingin mempermalukan keluarganya jika suatu saat publik tahu kalau putra dari keluarga Bimantara itu ternyata hanyalah seorang pria tidak berguna yang hidupnya hanya bisa menghamburkan uang dan bermain wanita.

Bagas melangkah pergi meninggalkan tempat itu. Laki-laki itu berniat beristirahat di apartemen yang sudah disiapkan oleh Bimo dan Anisa.

Mengingat Anisa, Bagas kembali merasa kesal.

"Awas saja jika aku bertemu denganmu nanti di apartemen," gerutu Bagas. Lelaki itu masuk ke dalam mobil kemudian melajukan mobilnya menuju apartemen.

Bagas fokus mengendarai mobil sambil menatap jalanan di depannya. Pikirannya saat ini masih tertuju pada Sandra. Bagas masih ingat saat Sandra begitu ketakutan melihatnya. Air mata wanita itu bahkan keluar seiring rasa takut yang terlihat begitu jelas di matanya.

Sandra, aku akan terus mengejarmu. aku akan membuat rasa takut itu menjadi rasa nyaman dan aku akan mengubah tangismu menjadi senyuman. Itu adalah janjiku padamu!