"Siapa dia?" Tanya Dito ayah Selena sambil menatap Bunga dari ujung kaki hingga ujung kepala.
Begitupun dengan Mey, ibunda Selena, ia juga menatap Bunga dengan penuh selidik.
"Dia'," ucap Bara terpotong kala mami Liana menyelah.
"Dia Bunga, yang tadi melakukan ijab kabul bersama dengan Bara." Terang Liana.
"Apa?" Ucap Dito dan Mey secara bersamaan, mereka kaget karena ternyata Bara akan menikahi gadis lain, dan bukan anak nya.
"Ada apa ini. Kenapa kalian membuat lelucon seperti ini? Saat anak ku hilang, dan kalian malah ingin melangsungkan pernikahan ini?" Bentak Dito tidak terima.
Mey, ibunda Selena pun maju mendekat kearah Bunga.
Plakkkk. Satu tamparan mendarat di pipi mulus Bunga.
"Dasar wanita tidak tahu malu. Bisa-bisa nya kamu merebut milik anakku." Ucap Mey sambil menarik rambut Bunga kebelakang, membuat Bunga meringis menahan sakit.
"Maaf nyonya. Maaf." Kata Bunga dengan buliran air mata yang mulai jatuh membasahi pipinya, karena sakit yang ia tahan.
"Tidak ada kata maaf untukmu. Kamu sudah menghancurkan masa depan putriku. Dengan merebut posisinya." Bentak Mey.
Bara mau pun mami nya hanya bisa berdiam diri memandang Bunga yang terus di cemoh dan di siksa oleh Mey, ibunda Selena.
"Bara tolong jelaskan apa maksud dari semua ini?"
"Ayah, ini semua hanya permintaan mami ku."
"Maaf pak Dito. Saya melakukan ini hanya ingin agar keluarga saya aman tidak mendapatkan malu kerena batalnya pernikahan ini. Jadi saya terpaksa mengambil jalan ini agar semua bisa baik kembali." Jelas Liana.
"Tapi bagaimana dengan anak ku? Bagaimana nasib nya kelak?" Tanya Dito.
Dito sudah membayangkan akan menjadi besan dari seorang konglomerat, namun kepergian anak nya Selena tepat di hari pernikahan sang putri membuat mimpi Dito menjadi berantakan. Gagal sudah ia menjadi besan dari konglomerat, namun Dito masih tidak mau mengalah, ia tetap masih mau memperjuangkan putrinya karena Dito tahu, bahwa Bara sangat mencintai Selena, anaknya.
"Aku janji akan menikahi Selena jika sudah di temukan." Kata Bara menyakinkan Dito, ayah Selena.
"Aku pegang janji mu Bara." ucap Dito lalu bernafas dengan legah, karena setidaknya mimpi nya masih bisa terwujud.
"Nyonya tolong lepaskan." Lirih Bunga.
"Kau sudah menghancurkan mimpi putriku, maka terima lah siksaan ku." Ucap Mey sambil menghempaskan tubuh Bunga ke lantai, membuat Bunga jatuh.
"Auhh." Ringis Bunga menahan sakit di kedua telapak tangannya, dan juga sakit di bagian pinggang nya.
"Auuhhh sakit nyonya. Sakit... Tolong lepaskan." Bunga menangis sambil memohon agar Mey melepaskan kaki nya dari atas tangan Bunga.
Ya Mey menginjak tangan Bunga dengan sendal hak tingginya.
"Rasakan itu." Ucap Mey dengan penuh penekanan di setiap kata katanya..
Sesaat kemudian.
"Apa yang kalian lakukan?" Tanya oma Desi yang berjalan menuju Bunga.
"Mami." Ucap Liana.
"Bunga sayang, ayo berdiri." Pinta oma Desi.
"Dan kamu Mey, apa yang kamu lakukan dengan cucu menantuku?" Tanya Oma dengan tegasnya.
"Maaf, aku hanya-,"
"Dito, Mey, keluar kalian dari sini. Aku tidak ingin ada siapa-siapa di rumah ini selain keluarga inti." Titah oma yang tidak bisa di bantahkan lagi..
"Tapi mami. Mereka orang tua Selena." Bujuk Liana.
"Oma, dia calon mertuaku." Kata Bara dengan tegas.
"Batal calon. Karena Selena telah hilang" ucap oma dengan tegas.
Dito dan juga Mey berlalu pergi dari kediaman Bara.
Begitupun Bara, ia merasa kecewa dengan omanya yang telah mengusir ayah dan ibu nya Selena. Bara pun pergi berlalu dari tempat itu, menuju ke kamar pribadinya.
Begitupun dengan Liana. Karena tidak ingin berdebat dengan mami nya, ia memilih untuk pergi.
"Kemarilah Nak." Panggil oma terhadap Bunga "jangan takut." Timpal oma
"Maaf nyonya, saya hanya-,
"Maafkan atas kelakuan anak mami, yang telah menjadikan mu menantu di rumah ini. Tapi asal kamu tahu Nak, oma bahagia karena kamu bisa menjadi istri dari Bara cucu kesayangan oma."
"Tapi nyonya."
"Oma harap kamu bisa merubah Bara yang terang menyala menjadi Langit yang redam yang menurut apa kata keluarga"
"Nyonya saya hanya pembantu-,
"Panggil oma. Karena mulai hari ini kamu adalah cucu ku."
"Baik Nyonya, eh oma."
"Sekarang pergilah ke kamar Bara, karena mulai hari ini, kamar Bara adalah kamar mu juga."
Dengan berat hati Bunga melangkah menuju kamar Bara. Jujur Bunga sangat takut, tapi oma terus memintanya untuk terus berada di dekat dengan Bara.
Dengan jantung yang berdetak tidak karuan, Bunga membuka pintu kamar Bara dengan sangat perlahan lahan. Bunga mengintip saat pintu kamar terbuka.
"Aman." Kata Bunga, sambil berjalan masuk mengendap-endap seperti layaknya seorang pencuri.
"Apa yang kamu lakukan di sini?" Tanya Bara dengan suara lantangnya membuat Bunga terdiam mematung ditempat.
Bara berjalan mendekati Bunga.
"Kamu ingin mencuri, ha?"
"Ti-tidak Tuan." Ucap Bunga terbata, ia melihat wajah Bara yang penuh dengan emosi. Bunga langsung menundukkan kepalanya karena takut melihat wajah Bara
"Katakan apa yang ingin kamu lakukan disini?" Tanya Bara lagi sambil menarik lengan Bunga kebelakang, memutar. Membuat Bunga merasakan kesakitan.
"Tuan, saya hanya di suruh oleh oma untuk masuk ke kamar ini." Jawab Bunga
Bruuukkkk.. Bara mendorong tubuh Bunga ke lantai membuat kepala Bunga membentur lantai marmer.
"Auuhh, sakit." Ringis Bunga.
"Jangan macam-macam dikamarku. Jika kamu ingin hidup lebih lama." Ancam Bara
"Ya Rabb, kenapa aku harus berada di posisi ini. Apakah aku sanggup Ya Rabb dengan semua ini?" Batin Bunga sambil meneteskan air matanya.
"Hapus air mata buayamu itu." Tegur Bara tanpa melihat kearah Bunga sama sekali.
"Ingat! Kamu hanya pembantu di rumah ini. Dan jangan pernah berharap bisa menjadi nyonya besar."
"Mengerti!" Bentak Bara, suaranya menggema di seisi kamar.
"I-iya Tuan."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
MARWAN ERMADI
asli cerita eek
2024-11-27
0
MARWAN ERMADI
ini verita apa ya
2024-11-27
0
Helda Watie
kasihan bunga..gila kau bara.mentang2 kau orng kaya sanggup menghina bunga.kalau tiada bunga..mungkin keluarga malu..bangkit lh wahai bunga.berjuanglah ..untuk membela dirimu .jng sentiasa lemah..pertahankan stastus mu sebagai isteri dan tundukan suami mu yg egois itu
2023-08-01
0