.
Jakarta, Sore hari
"Apa anak kita bakal baik-baik saja pih?" Tanya Mona yang terlihat risau memikirkan nasib Chelsea putri semata wayangnya
"Mamih yang tenang, papih sudah suruh orang buat ngawasin anak kita." Ujar Rama untuk menenangkan
"Pih, papih tau kan kalau Chelsea gak bisa hidup sendiri. Dia itu apa apa selalu di layanin, di LA saja dia butuh pelayan."
"Papih tau, tapi papih rasa anak kita bisa melaluinya. Dia bukan anak kecil lagi mih, jangan terlalu di manjakan." Ucap Rama memberi pengertian "Sudah. Jangan khawatir sama Chelsea, dia pasti baik baik saja."
Drrtt... Drrtt... Drrtt...
Melihat nama yang tertera di ponselnya, Rama segera mengangkat telfon tersebut "Bagaimana?" Tanyanya to the point
"......"
"Oh astaga anak itu." Geramnya tertahan, membuat Mona sang istri mengerutkan keningnya bingung
"Kabari saya jika ada masalah." Titah Rama lalu mematikan sambungan telefonnya
"Kenapa?" Tanya Mona penasaran
"Chelsea mih." Rama menggantungkan ucapannya sejenak "Dia nyasar sampai Bogor."
"Apa?!" Pekik Mona "Kok bisa jauh banget?"
"Anak buah papih bilang, dia naik bus dan bus itu menurunkannya di Bogor." Jelas Rama
"Ya ampun, apa yang dia lakukan di Bogor?! Kenapa gak balik aja?!" Mona tak habis pikir
"Tapi mamih tenang saja, dia sekarang ada di kontrakan temannya." Ujar Rama
"Chelsea punya teman di Bogor?" Bingung Mona, karena setahunya Chelsea hanya memiliki teman di jakarta dan LA
"Papi kurang tau masalah itu, nanti papih akan coba selidiki."
"Pokoknya pantau Chelsea terus pih, mamih gak mau dia kenapa-kenapa." Pinta Mona yang di angguki Rama
Perlu di ketahui, keluarga Chelsea adalah orang yang berada. Rama Winata seorang pengusaha yang cukup terkenal di kota itu, sedangkan Ramona seorang desainer sekaligus pemilik butik terbesar dalam kota tersebut.
***
Bogor, waktu yang sama
"Crazy." Umpat Chelsea yang entah sudah keberapa puluh kali setelah dirinya memutuskan pergi dari rumah
Kini dia berada di sebuah kamar kecil yang memiliki kasur berukuran kecil dan mungkin hanya muat untuk satu orang. Untung kontrakan Jihan ada dua kamar, jadi kamar mereka tidak barengan.
Hal pertama yang Chelsea lakuin di kamar adalah mencharger ponselnya. Ya karena saat ini hanyalah ponsel yang menjadi harta paling berharganya.
"Harus banget gue rapiin?" Gumamnya bernada malas ketika membuka koper yang berisikan pakaiannya
Dengan tidak berperikepakaian, ia memasukkan semua pakaiannya dalam lemari secara kasar "Bukannya gue malas, tapi gue kagak bisa." Ucapnya tanpa dosa disertai cengiran khasnya. Ia berpikir bukan malas merapikannya, tapi ia tidak bisa melipat baju dengan benar jadi jangan salahkan dia.
Ingat! Cewek selalu benar, pikir Chelsea sangat membagongkan.
"Oh God, gue capek banget anjir." Setelah selesai dia langsung membanting tubuhnya sendiri ke kasur "Awwss..." Rintihnya tiba tiba
"Ini kasur apa bata?! Kagak ada empuknya sama sekali." Maki Chelsea dengan tidak tahu berterimakasihnya, sudah untung dapat tumpangan tapi malah tidak tahu diri
Tanpa menunggu waktu lama, gadis itu sudah memasuki dunia mimpi. Mungkin efek lelah karena perjalanan yang sangat jauh. Bayangkan saja, baru pulang dari LA menaiki pesawat yang membutuhkan waktu sekitar 7 jam lebih, namun begitu sampai dia malah harus kembali melakukan perjalanan jauh lagi dengan menaiki bus. Apa ini karma seorang playgirl?
Tak terasa hari sudah mulai malam dan Chelsea juga sudah bangun dari tidurnya sejak tadi.
Disisi lain masih berada di rumah itu, terlihat Jihan yang sedang menyiapkan makanan di meja makan "Apa dia suka makanannya?" Gumamnya merasa ragu ketika mengingat Chelsea
"Lo pinter masak?" Tanya seseorang sambil duduk disana, dia adalah Chelsea
"Eh Chel." Pekik Jihan merasa terkejut "Eumm... sedikit. Ayo makan." Lanjutnya membalas ucapan Chelsea tadi
Chelsea hanya diam menatap makanan di depannya tanpa berniat mengambil apalagi memakannya.
"Kenapa? Kamu gak suka?" Tanya Jihan dengan kening berkerut
"Enggak." Jawab Chelsea apa adanya "Gue gak biasa makan makanan kek gini, lagian ini apa coba?!" Tanyanya polos sembari menunjuk salah satu piring makanan
"Oncom."
"Eh anjir, gue tanya napa lo malah ngatain gue." Tukas Chelsea tak terima
Jihan awalnya bingung, kapan dia mengatainya?! Tapi seketika dia terlihat menahan tawanya membuat Chelsea merasa bingung "Ada yang lucu?"
"Astaga Chel, aku tidak mengataimu tapi maksudku makanan ini memang namanya oncom." Ujar Jihan
Kini Chelsea bungkam sembari merutuki kebodohannya dan juga untuk menahan rasa malunya karena tak tahu nama makanan tersebut. "Gue telor aja." Ucapnya mengambil telor dan di angguki Jihan, kebetulan lauknya memang telor dan oncom saja
Enak. Itulah batin Chelsea setelah mencicipi makanan Jihan.
"Oh ya Chel, kamu--"
"Ck, lo napa formal banget sih pakai aku kamu. Lo gue aja kan lebih enak." Potong Chelsea berdecak kesal
"Maaf aku ga terbiasa." Cicitnya
Chelsea menghela nafasnya kasar "Why?"
"Kalau kamu keluar dari rumah, terus bagaimana sekolah kamu?" Tanya Jihan membuat Chelsea menghentikan makannya sejenak
"Pindah." Jawab Chelsea singkat, padat dan jelas
"Kemana?"
"Disini."
"Ha?! Serius?"
"Buat apa gue boong." Tegas Chelsea "Lo harus bantuin gue masuk kesana."
"Aku akan membantumu." Jawabnya tersenyum "Tapi biasanya harus pakai uang muka untuk daftar, apa... kamu punya?" Tanya Jihan di akhir ucapannya dengan sedikit memelanka suara karena ragu
Wah wah... Apa yang gadis itu katakan? Dia meremehkan seorang Chelsea, apa dia pikir Chelsea sangat miskin sampai tak mempunyai uang untuk membayar sekolah?! Pikir Chelsea tak tahu diri.
Padahal memang saat ini dia tidak memiliki uang sepeserepun karena di sita ayah durhakanya.
"Gue punya." Ucap Chelsea tanpa beban
"Darimana?" Spontan Jihan bertanya
Chelsea si playgirl itu tersenyum penuh arti lalu menjawab pertanyaan Jihan "Habis rampok bestie gue."
"Hah?!"
...\=•\=•\=•\=•\=...
...~Bersambung~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Download
Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Comments