Tuti Gendut Penakluk Pria Tampan.
Episode 1; Kasus di Kampus Mantan.
Setelah menyelesaikan kasus pertama, dimana kasus tentang pembunuhan yang terjadi di salah satu hotel, Alice harus mengerahkan semua tenaga serta pikirannya untuk memecahkan satu kasus di malam ini, padahal sebelumnya Alice juga menyelesaikan kasus perampokan di salah satu kediaman elite, public figure yang kehilangan vas berharganya yang jika dinominalkan dengan uang ada sekitar 3 miliar.
‘’Malam ini aku harus bisa beristirahat dengan tenang, yah hanya untuk beberapa jam saja,’’ ujar Alice melangkah ke ranjangnya.
Baru memejamkan mata beberapa detik, panggilan telepon mengacaukan semuanya, dengan sangat kesal Alice berusaha mengabaikan dering ponsel yang masih terus mengacaukan malamnya, huff … tapi ini tugasnya, menjadi seorang detektif yang memecahkan banyak kasus dan membantu dalam menegakkan keadilan.
Alice membuka matanya dan meraih kembali ponselnya, disana terdapat pesan yang tertinggal dari email, dirinya mengerutkan kening seraya melirik pada jam yang menunjukkan pukul 3 dini hari. Alice membuka pesan dari email yang mengatakan bahwa ada kasus baru di salah satu kampus elite di kotanya, dirinya sudah sangat curiga pada awalnya, dan benar saja kecurigaanya menjadi kenyataan, ternyata tempat kasus berikut itu kampus mantannya sendiri.
Alice hanya terkekeh, dia masih belum menyangka jika cinta lamanya akan kembali hadir, rasa yang sudah ia pendam dengan lamanya akan muncul ke permukaan kembali, akankah cinta masa lalu menjadi masalah dalam penyelidikan kali ini?
Paginya, pada pukul 06.00. Alice sedang sarapan pagi, di meja makan itu terdapat roti bakar dan secangkir kopi yang menjadi minuman favoritnya selama ini, jadwal kerjanya belum dimulai, masih ada dua jam lagi, Alice memanfaatkan waktunya untuk scroll sosial media mantannya sendiri, yaitu Prince.
‘’Hukk! Hukk!’’ Alice justru tersendat Ketika melihat foto mantannya yang semakin tampan saja, padahal waktu SMA, pria itu kucel dan kumel, tapi sekarang tubuh sispek dan kulit sawo matang bersih membuat kesan eksotik tidak bisa dielakkan pada Prince yang sekarang.
‘’Ternyata dia sudah glow up, waw. Tubuhnya begitu maskulin,’’
‘’Pasti dia sudah menjadi incaran cewek penggila roti sobek, dasar playboy!’’ Alice semakin kesal pada mantannya ini, padahal mereka berdua sudah tidak saling memberi kabar lebih dari lima tahun, setelah putus Ketika masih duduk di bangku SMA hingga pada akhirnya mereka sudah berusia dua puluh empat tahun.
Satu panggilan masuk dan tertera nama Brian, dirinya segera mengangkatnya dan langsung berbicara to the point, di dalam pembicaraan yang mereka lakukan menyatakan kasus ini sebenarnya kasus yang pernah ditutup takutnya deduksi salah malah memberikan lebih banyak nyawa melayang begitu saja, dan karena selama dua tahun menjadi anggota detektif, Alice senantiasa memberikan deduksi-deduksi yang terkesan gila tapi nasib baiknya semua deduksinya itu benar dan dapat memecahkan banyak kasus.
[Hmm, baik, Pak. Saya akan segera langsung ke TKP,] ujar Alice memutuskan sambungan telepon dan kembali meminum habis kopinya yang mulai dingin.
Dirinya menyandarkan tubuhnya sejenak, hanya untuk memberikan istirahat pada otaknya yang sudah sangat lelah pada kehidupannya menjadi seorang detektif wanita satu-satunya.
‘’Jika bukan karena ingin mengusut masa lalu itu, aku tidak akan mau berada di lingkungan yang mana nyawaku bisa melayang begitu saja, tapi mau bagaimanapun …. Satu nyawa itu sangat jauh berharga dari apapun. Aku sudah terlanjur jatuh cinta pada pekerjaan yang awalnya aku benci, dan mulai detik ini aku tidak akan menyia-nyiakan hidupku, selama aku hidup, akan aku pastikan tidak ada satupun nyawa yang hilang begitu saja!’’
Satu-satunya janji yang tersemat dalam hati Alice, memastikan tidak akan ada yang menderita dalam menunggu kematian, kecuali para pelaku tindakan kriminal. Dirinya menjadi kuat karena masa lalu, dimana keluarganya kehilangan nyawa hanya karena kasus perebutan para elite politik yang mengincar kekayaan. Keluarganya menjadi korban atas Tindakan itu, dan dari sanalah yang menjadi titik Alice mengubah total jati dirinya, dari seorang feminim menjadi wanita tangguh.
Jam telah menunjukkan pukul 08.00, saatnya Alice memulai harinya menjadi seorang penegak keadilan. Sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh Detektif Brian, dirinya memilih untuk pergi ke tempat profesor yang ia kenal, demi untuk meminta dibuatkan seragam terbaik yang bisa digunakan dalam penyamaran di kampus mantannya.
‘’Hah hahah, kamu benar akan menyamar di kampusnya Prince?’’ tanya Profesor yang tidak fokus bekerja ketika Alice menceritakan semuanya dengan detail.
‘’Huhh, sudah kuduga. Professor pasti akan menertawakan ku, sudahlah Profesor, daripada hanya menertawakanku lebih baik Anda bantu bagaimana agar penyamaranku bisa berjalan baik disana,’’ ujar Alice semakin kesal dengan gelak-tawa yang diberikan oleh Profesor.
‘’Iya, iya. Ini akan saya buatkan pakaian yang bisa membuat penyamaran kamu berjalan dengan baik, ngomong-ngomong kamu ingin menyamar menjadi apa?’’ tanya Profesor duduk berhadapan dengan Alice.
Dirinya terlihat memikirkan pertanyaan dari Profesor, lebih dari lima menit Alice baru menyimpulkan, dirinya akan menjadi bukan dirinya selama melakukan penyamaran di kampus sang mantan.
‘’Maksud kamu? Kamu yakin lebih memilih untuk menjadi wanita yang gendut selama disana? Apa kamu tidak takut dengan buly yang bisa saja kamu dapatkan di kampus Prince?’’
‘’Dengar-dengar, kampusnya Prince itu kampus yang menilai semuanya dari penampilan, saya hanya takut jika kamu akan mendapatkan banyak cacian selama disana,’’ ujar Profesor.
‘’Hmm, yah saya sudah mengetahui semua hal tentang seluk-beluk kampus elite itu. Dan saya tidak akan peduli dengan ucapan mereka nantinya,’’
‘’Tugas saya disana hanya memecahkan kasus yang sempat ditutup dan sekarang dibuka kembali,’’ kata Alice tanpa keraguan.
Profesor sangat kaget dengan pernyataan jika Alice akan menyelidiki kasus paling sulit, bahkan saking sulitnya kasus itu ditutup, di takutkan kasus itu akan menyebabkan banyak nyawa melayang.
‘’Kamu yakin mau mengambil kasus yang paling sulit ini?!’’ tanya Profesor.
‘’Hmm,’’ balas Alice santai.
Alice sedang menunggu bajunya selesai, Profesor baru saja menyelesaikan permintaan Alice, menghabiskan waktu 1 jam lebih dan sekarang Alice begitu bangga dan tersenyum pada dirinya yang bisa terlihat dari pantulan cermin, hal itu malah membuat Profesor begitu heran, padahal Alice sangat cantik jelita, malah memilih melakukan penyamaran menjadi seorang wanita yang begitu gendut, sudah dapat dipastikan Alice mendapatkan banyak bully dari gadis-gadis di kampus Prince, yang mana standar kecantikan menjadi hal paling penting disana.
‘’Apa kamu sudah sangat yakin dengan bentuk kamu yang sekarang?’’ Profesor memastikan keputusan Alice.
‘’Hmm, memangnya kenapa, Prof?’’ tanya Alice.
‘’Bukan apa-apa, saya hanya takut dengan kondisi kamu yang sekarang. Kamu bahkan sudah tahu bahwa standar kecantikan di sana begitu tinggi,’’ ujar Profesor.
‘’Tidak perlu khawatir akan itu, baiklah saya harus pergi sekarang dan memulai hidup di neraka. Baiklah, Prof. jika begitu saya pamit dulu dan terima kasih untuk ini semua,’’ ujar Alice pamit dan meninggalkan ruangan penelitian Profesor.
Profesor hanya bisa menatap heran pada Alice, keputusan yang diambil oleh Alice memang terkesan gila, tapi hal itulah yang membuat Alice dikenal sebagai DETEKTIF GILA AKAN DEDUKSI.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Roselia Dufan
tujuannya mulyaaa
2023-07-18
0
Roselia Dufan
mahal banget vas bunganyaa
2023-07-18
0
@Risa Virgo Always Beautiful
Alice yang baru memejamkan mata malah mendengar suara telpon berbunyi
2023-07-17
0