"terimakasih, kamu memuaskan sayang. Saya suka."
Malam di hotel harusnya tak panas. Tapi karena permainan ranjang keduanya, Mattew dan salsa berkeringat banyak.
"Mau mandi?" Tanya Mattew kepada salsa.
"Nanti tuan." Salsa sakit di semua badannya. Terlalu sakit untuk bergerak.
Mattew memilih mandi lebih dulu. Dia meninggalkan salsa yang masih betah berbaring dibalik selimut hotel. Bahkan ketika mattew selesai mandi pun salsa masih tertidur di sana. Salsa hanya bergerak kecil, menggeser kan badannya sedikit. Tapi bergerak sedikit saja sudah membuatnya meringis kesakitan.
Mattew hanya tersenyum melihat itu.
"Saya mau makan malam. Kamu lapar?" Tanya mattew lagi. Dia mendekati salsa kali ini. Salsa hanya bisa menggeleng.
"Apa sesakit itu?" Tanya dia, tepat dihadapan wajah salsa, sedikit menundukkan badan tingginya.
"Sedikit." Lirihnya.
"Haha, ok. Saya tahu, istirahat saja. Kasihan baru pertama kali." Mattew terkekeh. Dia mencium bibir salsa dan pergi dari sana.
Mattew membuka pintu kamar itu lalu menutupnya perlahan. Dia menelpon seseorang.
"Pesankan saya makan malam." Katanya di telepon. Tak lama dia langsung memutuskan teleponnya.
Pintu kamar hotel tempat Mattew menginap itu tak lama diketuk beberapa kali, terdengar juga suara bunyi bel dari sana. Mattew berjalan ke arah pintu. Membukanya. Layanan kamar yang mengantar makan malam datang.
"Tinggalkan di sana." Kata Mattew kepada pelayan itu.
"Baik tuan." Satu pelayan laki-laki dan satu pelayan perempuan itu meninggalnya meja dorong yang berisi penuh makanan itu di begitu saja.
"Permisi." Mereka pamit kepada mattew.
"Ini." Mattew memberikan tips kepada keduanya.
"Terimakasih tuan." Mereka kembali menunduk dan pergi.
Mattew hanya berdeham saja. Dia membuka menu makanan yang ada. Menariknya ke meja makan. Menikmati makanannya sendiri.
Ponsel Mattew berdering. Dia melihat nama yang tertulis di layar ponselnya. Gadisnya yang manis dan cantik.
"Halo sayang, ada apa?"
Mattew mengangkat teleponnya. Terdengar suara gadis kecil di balik telepon.
"Papa pulang kan malam ini, Michele ingin tidur dengan papa. Dipeluk papa."
"Sure. Papa pulang sayang. Tunggu papa sedang makan malam sebentar. Kamu sudah makan malam sayangnya papa?"
"Hemm. Sudah dengan mama. Tapi kenapa mama bilang kalau papa tak akan pulang, makannya Michele telepon papa sendiri."
"Pekerjaan papa tiba-tiba selesai cepat karena papa merindukan michelenya papa. Papa pulang, ok. Tunggu papa."
"Iya papa. Michele sayang papa dan mama. Emuahh..."
Michele meninggalkan kiss jauhnya dari telepon kepada Mattew. Mattew pun memberikan hal yang sama. Dia mematikan ponselnya.
Mattew menelpon sekertaris untuk datang ke kamar dia. Mattew meminta dia membereskan semuanya. Dia akan pulang ke rumah dan seperti biasa, jangan bilang apa pun.
"Baik tuan."
Dia mengangguk mengerti. Mattew kembali masuk ke kamar. Ketika dia masuk, dia melihat salsa yang sudah memejamkan mata. Tanpa mandi.
Tapi Mattew malah tergoda dengan bibi merah salsa. Mattewa mencium bibir salsa begitu saja. Sampai salsa yang tidur kaget dan terbangun.
"Tuan ada apa?"
Salsa melirik mattew yang kemudian berjalan ke depan lemari dan sibuk mencari setelan jas kerja.
"Tidak apa-apa. Saya akan pulang. Kamu kalau ada apa-apa ada sekertaris saya di sini. Nanti saja kirimkan nomernya ke ponsel kamu. Itu ponsel baru. Gunakan yang baru untuk saya dan sekertaris saya saja."
Mattew menunjukkan ponsel baru yang dia taruh di nakas. Salsa hanya mengangguk. Mattew mengenakan jasnya dengan rapi. Dia meninggalkan salsa begitu saja.
"Awasi dia. Jangan sampai dia dengan jalan lain." Ujar Mattew kepada sekertarisnya.
"Baik tuan."
Mattew turun dengan liftnya. Di depan sudah ada supirnya yang menunggu. Mattew meminta supirnya untuk mampir ke supermarket terdekat. Dia ingin membelinya kan ice cream kesukaan Michele. Mattew mengambil beberapa, dia juga mengambil beberapa cemilan untuk anak-anak.
"Semuanya lima ratus ribu, tuan." Kata kasirnya.
Mattew mengambil kartunya dan memberikan kartunya kepada penjaga kasir. Dia kembali ke dalam mobil.
"Walau pun kamu bukan anak kandung papa, tapi papa sayang sekali ke kamu, Michele."
Di jalan, Mattew melihat foto Michele dan dirinya yang dia jadikan wallpaper. Tak lama mobil Mattew sampai di depan rumah mewahnya. Mattew bergegas turun.
"Papa. Kenapa lama sekali?"
Baru saja mattew masuk ke dalam rumah. Anak perempuannya itu sudah menunggu di ruang tamu sejak tadi. Dia lari dan memeluk erat sang papa.
"Maaf ya sayang, papa baru selesai kerjaannya. Ini, ice cream." Mattew memberikan bingkisan dari supermarket itu kepada michele.
"No ice cream dulu ya, sayang. Gigi kamu baru sembuh loh kemarin."
Dari dalam, seorang wanita cantik, dengan pakaian tidur serba warna hitam, rambut hitam bergelombang mengambil bingkisan dari Mattew.
"Matt, Michele baru sembuh sakit giginya loh ya. Kamu kan tahu kemarin dia sakit gigi, nangisnya seperti apa. Bi, ini simpan dulu."
Namanya Vina, dia istri Mattew dan juga mamanya Michele. Dia memanggil pembantu di rumahnya dan memberikan bingkisannya kepada sang pembantu.
"Michele mau tidur dengan papa kan? Ini harus segera tidur kan? Michele besok sekolah kan?" Tanya Mattew kepada anaknya itu.
"Iya papa."
"Michele ke kamar michele dulu. Papa mau mandi dulu, baru nanti ke kamar michele. Gak apa-apa kan?"
Michelle mengangguk. Dia baik ke lantai dua rumah itu, dengan ditemani baby sister Michele, yang menjaga Michele. Baru Mattew mau ke atas untuk mandi, Vina menahan tangan suaminya itu.
"Dari mana? Yakin kerja? Kamu gak bayar ****** lagi untuk memuaskan kamu?"
"Iya. Kamu juga sudah tahu dan jangan ikut campur untuk urusan itu."
Mattew menepis tangan Vina. Vina hanya tersenyum kecut menatap punggung laki-laki itu yang perlahan menjauh dari pandangannya.
Mereka hanya dijodohkan. Perjodohan keluarga. Sialnya Vina hamil anak kekasihnya, ketika Vina mau meminta pertanggung jawaban dari orang itu, dia malah menolak, dengan bilang tak percaya kalau anak yang Vina kandung adalah anaknya.
Pada malah pertama pernikahan, mattew tak pernah menyentuh dan tidur dengan Vina yang mengaku hamil. Dia tak bisa berhubungan badan. Dia menyayangi anaknya.
Sampai Michelle lahir. Awalnya Mattew memang benci dengan Michele. Tapi berjalannya waktu, Mattew sangat menyayangi Michele. Bahkan Mattew yang tadinya ingin menceraikan Vina pun tak jadi karena Michele yang terus menangis mencari dia. Harus tidur dengan dia. Pagi harus melihat Mattew.
Mereka sepakat untuk tidak mengurusi urusan masing-masing. Tapi lama-lama Vina memiliki perasaan lebih kepada Mattew. Dia juga tahu dari sekertarisnya Mattew di kantor. Mattew sering tak datang ke kantor. Hanya wakilnya yang datang. Vina mulai curiga dengan Mattew. Dia bertanya langsung kepada Mattew dan Matt, mengakui semuanya.
Dia main perempuan diluar. Vina sedih sekali. Mungkin ini hukuman untuk dia, tapi-
"Kapan kamu akan membuka hati kamu untuk aku, Matt. Aku tahu aku salah. Tapi aku benar-benar ingin memperbaiki semuanya."
Vina menatap Matt yang sudah ada di lantai atas. Masuk ke dalam kamarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Nagisa
cerita nya seruu
2022-11-26
1