Pagi ini Ayra terbangun dengan suasana hati sedikit baik. Entahlah, apa mungkin karena berpelukan semalam. Dan membuat dirinya nyaman dan tidur dengan nyenyak. Ayra memasak sarapan seperti biasa, suaminya masih terlelap di kamarnya. Mungkin karena dirinya terlalu lelah mencari istrinya kemarin.
"Pagi Ay"
Suara itu membuat Ayra berbalik dan tersenyum ke arah suaminya. "Pagi Tuan, sudah mandi ya. Ayo sarapan dulu"
"Iya, makasih ya Ay"
Aiden menarik kursi di depan meja makan dan duduk disana. Ayra segera mengambilkan nasi goreng yang di masak pagi ini. Menyimpannya di depan suaminya, lalu dia duduk di depan suaminya. Mengambil makanan untuk dirinya. Sepasang suami istri ini makan sarapannya dengan tenang.
"Sekarang aku tidak akan mengantarmu lagi ya, aku harus mencari Saqila lagi"
Ayra mengangguk, meski hatinya merasa tidak nyaman dengan perkataan suaminya itu. Tapi, dia cukup mengerti karena memang sebenarnya Saqila lah prioritas utama Aiden, bukan dirinya. Bagaimana pun sikap Aiden padanya, itu hanya sebatas rasa kasihan saja. Tidak lebih dari itu.
"Semoga Nyonya segera ketemu ya, Tuan"
"Hmm" Aiden mengangguk dengan berdehem saja menanggapi ucapan Ayra. Pagi ini dia benar-benar tidak mengantar Ayra ke kampusnya, Aiden harus menemui asistennya untuk mengetahui siapa yang dia perintahkan untuk melakukan pencarian Saqila.
Sekarang kedua pria tampan dan dingin ini sedang duduk di sebuah ruangan VIP di sebuah restaurant berbintang. "Jadi bagaimana? Apa kau bisa menemukannya?"
"Mobilnya di temukan di bandara..." Rega menyebutkan salah satu bandara di kotanya ini. "..Tapi tidak ada siapapun di dalamnya, mencari di setiap penerbangan pun tidak ada atas nama Saqila. Dan ponselnya tidak aktif, terakhir aktif adalah di bandara itu. Jadi tim kami sangat sulit untuk menyelidikinya"
Aiden mengusap wajah kasar, dia bingung harus bagaimana sekarang. Istrinya hilang entah kemana. "Apa yang harus aku lakukan saat ini?"
"Sepertinya istri pergi untuk kembali"
Aiden mengerutkan keningnya, menatap Rega dengan bingung. "Maksudmu?"
"Kau hanya perlu menunggunya saja, biarkan dia pergi dan suatu saat aku yakin dia akan kembali. Karena kalau dia benar-benar berniat pergi untuk meninggalkanmu selamanya, dia tidak mungkin hanya membawa sebagian barangnya saja. Bahkan pakaiannya pun hanya beberapa yang di bawa. Kau fikirkan saja itu. Istrimu pasti kembali"
Apa yang di katakan Rega ada benarnya, memang Saqila tidak membawa barangnya terlalu banyak. Hanya beberapa saja. Bahkan barang berharganya pun tidak dia bawa. Mungkin Saqila hanya berlibur untuk menenangkan diri dari berita yang tengah beredar. Saqila hanya ingin sejenak menyendiri saja.
Akhirnya Aiden kembali ke apartemen dengan pemikirannya itu. Jika Saqila hanya pergi untuk menenangkan diri saja. Dia pasti kembali. Aiden hanya mencoba yakin dengan apa yang di katakan Rega. Sampai di rumah, ternyata istri keduanya beluk juga sampai. Apartemen masih dalam keadaan kosong, mungkin Ayra ada kelas tambahan sehingga dia pulang terlambat.
Aiden memutuskan untuk menjemput Ayra ke kempusnya. Dia menunggu di tempat biasa, seperti keinginan Ayra. Menunggu beberapa menit, Aiden mulai merasa bosan. Hingga pandangan di depannya membuat Aiden memfokuskan penglihatannya.
"Gak Kak, aku harus pulang hari ini. Suamiku pasti sedang menungguku"
Ayra terus merintih kesakitan saat tangannya terus di tarik oleh dua seniornya. Ayra tidak tahu kemana tujuan dia seniornya itu membawanya.
"Hahaha. Kau fikir kita sebodoh teman mu itu. Mana mungkin kau sudah menikah di usia semuda ini. Lagian kalau benar kau sudah menikah dimana suamimu dan siapa dia? Kau hanya berbohong 'kan? Buktinya tidak ada bukti apapun selain cincin palsumu itu. Kalau benar kau sudah menikah, ayo coba video call suamimu itu"
Aku harus bagaimana? Tidak mungkin aku memberitahu mereka jika suamiku adalah Tuan Aiden.
"Suamiku ponselnya rusak Kak, dia tidak bisa di hubungi"
Seorang senior itu menoyor kepala Ayra dengan kencang. "Alasan saja, kau hanya berbohong 'kan? Kau itu hanya simpanan Om-om punya istri"
Ayra bingung harus berkata apalagi, bagaimana mungkin dia mengatakan jika suaminya adalah Aiden Bernian. Tidak mungkin juga mereka akan percaya, mungkin akan semakin tidak percaya.
"Lepaskan istriku!"
Deg..
Ayra menoleh ke arah sumber suara begitupun dengan kedua seniornya. Ayra tidak menyangka jika Aiden datang menjemputnya, padahal pagi tadi Aiden sudah bilang akan mencari Saqila.
"Dia adalah istriku, jadi jangan coba kalian berbuat macam-macam padanya" Aiden menatap dingin pada kedua senior Ayra itu. Keduanya langsung menunduk takut, mereka tahu siapa dia. Dia adalah Aiden yang mempunyai perusahaan besar di kota ini, belum lagi istri yang cantik dan pemilik produk scincare terkenal.
"Tu-Tuan" keduanya menunduk hormat dengan menyapa Aiden. Ingin sekali keduanya menanyakan kenapa bisa Ayra menjadi istrinya pengusaha kaya ini. Sementara yang mereka ketahui, Aiden sudah menikah dan memiliki seorang istri yang cantik juga terkenal. Keduanya langsung teringat dengan berita yang beredar beberapa hari lalu.
"Jadi, berita kalau suaminya Saqila Atmaja yang menikah lagi benar ya. Kamu yang telah merebut suaminya" bisik salah satu senior Ayra padanya.
Ayra mematung dengan mata yang merah menahan tangis. Semuanya telah terbongkar dan semuanya pasti akan lebih sulit sejak hari ini. "Tuan, kenapa Tuan datang kesini?"
Aiden berjalan mendekati Ayra, dia tarik tang Ayra sehingga gadis itu langsung terlepas dari cengkraman tangan seniornya. Ayra jatuh di pelukan Aiden, dia segera menjauh saat menyadari posisinya. Namun, Aiden malah menahan bahunya membuat Ayra tidak bisa lepas dari pelukannya.
Aiden mengangkat tangan kirinya, menunjukan cincin pernikahannya dengan Ayra. "Kalian lihat ini, aku adalah suaminya"
"Maaf Tuan, kami salah"
"Sekarang pergi kalian, jangan sekali-kali mengganggu istriku lagi! Jangan membuat rumor tidak jelas. Pertemuan ini hanya cukup kalian yang tahu"
"Baik Tuan, kami tidak akan menyebarkan tentang pertemuan ini"
Aiden membawa Ayra menuju mobilnya, membuka pintu mobil dan membantu istrinya masuk ke dalam mobil. Ayra masih terlihat shock dengan kejadian barusan. Dia takut jika berita ini akan menjadi masalah baru dalam hidupnya. Ayra masih tidak yakin jika kedua seniornya tidak akan menyebarkan tentang pertemuan tadi. Jika berita ini tersebar, maka Ayra akan mendapatkan masalah baru dalam hidupnya yang sudah banyak di kelilingi masalah.
"Tuan, kenapa Tuan malah muncul di depan dua senior saya itu"
"Lalu, apa aku harus diam saja melihat istriku teraniaya seperti itu?"
Istriku? Benarkah dia menganggapku istri? Bukannya aku hanya sebatas alat pencetak anak saja.
"Tap-tapi Tuan, mereka kini akan tahu jika Tuan telah menikah lagi seperti berita yang sedang beredar itu"
"Semuanya sudah terlanjur di ketahui, jadi untuk apa masih di tutup-tutupi. Biarkan saja semuanya tahu, toh gak dosa juga jika seorang pria memiliki lebih dari satu istri"
Apa ini? Kenapa Aiden malah berbicara sesantai itu. Apa mungkin dia susah menerima Ayra sebagai istri keduanya? Bukan hanya istri bayaran yang harus melahirkan anak untuknya? Entahlah, saat ini Ayra masih tidak ingin berharap lebih. Dia takut akan lebih kecewa lagi.
Bersambung
Like komen di setiap chapter.. Kasih hadiahnya dan votenya..
Ada karya temanku lagi nih..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
Dara Muhtar
Aiden ternyata laki² sejati mau mengakui Ayra sebagai istri.... gentleman 👍👍
2023-02-02
1
uyhull01
ya itu buat kmu tp egk buat Ayra gimna dgan ibunya yng tidak tahu menahu,
2022-12-19
0
Ning Vian
betul aiden...sdh sah juga..gpp banyak yg tau
2022-11-24
0