"Ayra Diandra"
Panggilan seseorang berhasil mengalihkan Ayra dari lamunannya, dia menoleh ke arah orang yang memanggilnya itu. "Iya Pak?"
"Ikut keruangan saya sekarang"
Ayra mengangguk, sudah tahu kenapa dosennya menyuruhnya ke ruangannya. Ayra hanya mengikuti langkah kaki dosen yang masuk ke dalam ruanganya.
"Silahkan duduk Ayra"
Gadis itu hanya mengangguk saja dan segera duduk di kursi depan meja dosen itu. Pak Dosen duduk di kursinya, menatap bingung pada Ayra. Seolah ingin mengatakan sesuatu, namun dirinya ragu.
"Bagaiamana ini Ayra? Sudah habis waktu yang pihak kampus berikan pada kamu untuk segera membayar uang semester. Apa kamu sudah bisa melunasinya sekarang? Sudah dua semester dan kamu belum juga melunasinya, kami sudah memberikan toleransi. Tapi, kali ini pihak kampus tidak bisa memberikan lagi waktu untuk kamu"
Ayra tahu itu, dia sudah cukup di beri waktu untuk membayar biaya kuliahnya. Tapi, sampai hari ini belum bisa juga membayarnya. Kedua tangannya saling bertaut di bawah meja, dia hanya menunduk dalam karena bingung harus bagaimana. Beberapa saat dirinya hanya diam, hingga akhrinya dia berani mendongakkan wajahnya menatap ke arah dosen.
"Lusa saya lunasi Pak"
"Benar ya, jika lusa kamu harus sudah melunasinya. Bapak tunggu kabar baiknya"
Ayra mengangguk cepat "Iya Pak, saya janji akan melunasinya lusa"
Kamu harus kuliah Ra, biar bisa jadi pekerja kantoran dan gak susah kayak Ibu.
Lagi-lagi ucapan Ibunya selalu membuat dirinya semangat dan tak bisa berhenti sampai disini saja. Tidak peduli apapun yang akan terjadi kedepannya. Ayra hanya ingin membuat Ibunya tidak terus kefikiran tentang uang kuliahnya.
Ayra keluar dari ruangan dosen dengan wajah pias. Bagaimana ini. gumamnya. Dia sudah tidak punya pilihan lain lagi, selain menerima tawaran dari Tuan Aiden. Dia hanya perlu bertahan satu tahun, atau setidaknya sampai bisa melahirkan anak untuk Tuan Aiden. Dengan tangan gemetar Ayra merogoh isi tasnya untuk mengambil ponselnya, dengan gemetar jarinya menekan nomor ponsel Tuan Aiden untuk menghubunginya. Menempelkannya di telinga masih dengan tangan yang bergetar.
"Hallo"
"Ha-hallo, Tu-tuan saya terima tawarannya"
...🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲...
Setelah menelepon Tuan Aiden di kampus, dan sekarang disinilah Ayra berada. Duduk tegang di temani seorang pria dingin yang dia ketahui sebagai asisten Tuan Aiden yang bernama Rega.
Duh.. Kenapa dia lebih menyeramkan daripada Tuannya.
Rega menatap ke dingin ke arah gadis di depannya. Sebenarnya hatinya sangat merasa bersalah saat melihat wajah gadis polos itu. Jika bukan karena mulutnya yang asal berucap, mungkin gadis itu tidak akan menjadi korban dari Tuannya.
"Kenapa kau tidak menikah lagi saja tapi dengan syarat hanya melahirkan anakmu saja. Kau beri dia uang dan penuhi semua kebutuhannya, maka anakmu akan menjadi milikmu selamanya. Dia bisa pergi setelah melahirkan anakmu"
Sebenarnya Rega hanya asal berucap, dia hanya pusing saja saat mendengar keluhan dari Aiden yang hanya berputar tentang anak dan tuntutan dari orang tuanya saja. Rega benar-benar hanya asal bicara. Namun, tidak menyangka jika Tuannya malah terlihat senang dan menyetujuinya.
Dan sekarang gadis polos ini yang menjadi korbannya. Rega merasa bersalah pada gadis di depannya, tapi dia juga tidak bisa melakukan apapun saat ini karena keputusan ini sudah di ambil oleh Aiden dan bodohnya gadis itu menyetujuinya.
"Baca dan pahami!"
Rega menyodorkan sebuah map coklat ke depan Ayra. Gadis itu hanya mengangguk dan mengambilnya dengan tangan bergetar. Tuhan.. Inikah akhir dari hidupku. Hatinya hanya bisa meratapi nasibnya. Dengan perlahan Ayra membuka map coklat itu, mengambil selembar berkas di dalamnya lalu segera membacanya.
Dilihat darimana pun memang dirinya yang paling di untungkan. Bisa kuliah sampai lulus tanpa harus memikirkan biayanya. Di belikan sebuah rumah dan modal usaha untuk Ibunya agar berhenti bekerja menjadi seorang asisten rumah tangga di kediaman Aldevaro. Semua kehidupannya akan terjamin selama dia menjadi istri dari Aiden. Dan dia juga akan mendapatkan tunjangan besar jika sudah melahirkan seorang anak untuk Tuan Aiden.
Namun, satu pasal yang sedikit merugikannya. Setelah dia melahirkan anak untuk Tuan Aiden, maka dia tidak boleh menganggap anak itu adalah anaknya. Ayra harus benar-benar pergi jauh dan tidak sekalipun menemui anaknya.
"Tidak ada penwaran untuk semua yang tertulis di kertas itu. Kau hanya perlu patuh dan menurut saja. Lahirkan keturunan untuk Tuan Aiden, maka kau akan hidup tenang setelah itu. Satu lagi, jangan sampai kau jatuh cinta pada Tuan Aiden!"
Ayra langsung menutup kembali mulutnya yang sudah terbuka untuk memprotes pasal satu ini. Namun, ucapan Rega berhasil membungkam mulutnya. Ayra tidak bisa melakukan apapun selain menganggukan kepalanya.
"Besok semuanya akan di persiapkan, kau masih punya waktu satu hari untuk memberi penjelasan pada Ibumu tentang kau yang mendapatkan uang untuk membeli rumah dan modal usaha untuknya. Semua itu adalah urusanmu"
...🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲...
Ayra turun dari ojek yang dia tumpangi, setelah membayarnya. Membuka pintu gerbang rumah mewah itu dan menyapa dua penjaga keamanan rumah ini dengan senyumannya. Seolah hidupnya tidak ada masalah apapun. Ayra melangkah pelan menuju pintu utama rumah ini. Dia ingin menemui Ibunya, map yang di berikan oleh Rega masih berada dalam pelukannya di dada.
Masuk ke dalam rumah dia mendapati Saqila sedang bermanja di pangkuan suaminya. Pantas saja tadi hanya Rega yang menemuinya, ternyata karena ini. gumam Ayra. Dia mengangguk sopan pada kedua majikan Ibunya itu. Aiden melirik sekilas Ayra dan tersenyum tipis saat melihat map coklat yang berada di pelukan gadis itu.
Rega telah mengurusnya. Baguslah.
"Ehh. Ayra, baru pulang kuliah ya. Ibu kamu ada di dapur" kata Saqila dengan ramah
"Iya Nyonya, kalau begitu saya permisi dulu" Ayra sedikit membungkukan tubuhnya sebagai tanda hormat pada majikan Ibunya itu.
"Ehh, tunggu Ay. Boleh ambilkan buah untuk kami"
Ayra mengangguk dan segera berlalu ke arah dapur, namun ujung matanya jelas melihat kemesraan di antara pasangan itu. Tatapan mata Aiden yang terlihat begitu mencintai istrinya. Wajar saja jika dia tidak ingin menyakiti istrinya dengan memberi tahukan tentang pernikahan mereka ini.
"Bu"
Ayra melihat tubuh tua yang sudah sangat rentan itu sedang mencuci piring di wastafell. Memang di usia Ibunya sudah tidak seharusnya dia masih bekerja. Ibunya sudah harus berhenti bekerja dan beristirahat di rumah. Lagi-lagi Ayra merasa jika keputusan yang dia ambil sudah benar.
Ayra berjalan ke arah lemari es dan mengambil beberapa buah dari sana. Mencuci dan memotongnya kecil-kecil. "Ayra dapat rezeki banyak Bu hari ini"
Ibu yang baru selesai mencuci piring langsung menghampiri putrinya yang sedang duduk di kursi meja makan sambil mengupas dan memotong beberapa buah. "Rezeki darimana?"
"Ayra mendapatkan pekerjaan yang Ayra sendiri tidak menyangka akan mendapatkannya. Ayra hanya harus bekerja sebagai editor majalah di sana dan mendapatkan uang sebanyak itu"
"Maksudnya bagaimana Nak? Ibu benar-benar tidak mengerti"
"Ayra iseng ikut melamar kerja sebagai editor majalah, kerjanya itu bisa di rumah saat kita ada waktu senggang. karena ini masih perusahaan yang kecil, jadi Ayra masih bisa sambil kuliah dan bekerja juga"
Maafkan Ayra Bu.
"Bagus dong Nak, jadi kamu sudah menjadi pekerja kantoran?" Ibu selalu antusias jika membahas pekerja kantoran karena dirinya selalu mendambakan anaknya bisa menjadi pekerja kantoran.
"Ya bisa di bilang begitu Bu, jadi mulai sekarang Ibu berhenti bekerja saja. Perusahaan tempat Ayra bekerja ini menyediakan fasilitas rumah untuk kita tinggali. Jadi kita tidak perlu membayar kontrakan lagi. Ibu juga bisa buka usaha di rumah itu. Jadi, Ibu tidak perlu bekerja lagi ya.. Kan Ibu sudah janji kalau Ayra sudah menjadi pekerja kantoran maka Ibu akan berhenti bekerja"
"Ibu menurut sama kamu saja Nak, asalkan semuanya adalah kebaikan untuk hidup kita ini"
Ayra berkaca-kaca mendengarnya, semuanya memang untuk kebaikan hidup mereka agar Ibu bisa bahagia dan tidak capek bekerja lagi. Biarlah kali ini Ayra yang berkorban.
Bersambung
Jangan lupa dukungannya.. Like komen di setiap chapter.. Kasih hadiahnya dan votenya juga..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
Nuroden Lina
sabar arya
2024-03-27
0
վմղíα | HV💕
kasihan ayra
2023-03-25
0
Dara Muhtar
Kasian kamu Ayra demi kelangsungan hidup kamu dan Ibumu kamu berkorban 🥺💪💪
2023-02-02
0