Sosok cowok bertubuh kekar mendekati gerombolan sekawanan somplak itu. Langkahnya menderu sejajar dengan napas nya yang naik turun cantik. Wajah nya memerah seperti tomat ke injak gajah.
Brio mendelik menatap tajam ke arah Aping.
Kali ini dia tidak terima adiknya Febri berderai air mata karena ulah si cecunguk Aping itu.
"Lo apain adik gue!" sentak Brio sambil mengangkat kerah baju Aping.
Yang di gertak cuma nyengir tanpa dosa. Nyalinya jangan di tanya Aping bukan sembarang manusia. Kerasnya batu lebih keras kepala Aping. Jangankan Brio yang badannya se kekar kingkong. Kepsek yang notabene orang ter garang di sekolah bisa luluh kayak kerupuk kecemplung got.
Aping yang merasa sesak karena kerah bajunya di cekal Brio pun menepis tangan cowok bertubuh kekar itu. Mereka saling menatap tajam saling mengadu kegarangan. Sontak wajah Geo ,Zai, Cen dan teman Aping lainnya jadi kalang kabut. Pasalnya setiap ada yang melawan Aping sehari itu pula ambulans datang. Tak tanggung - tanggung paling bagus cuma tangan atau kaki patah aja.
"Santai bro jangan ke bawa esmosi dulu," lerai Cen .
Bukannya mendengarkan Brio malah mencoba memukul Aping.
Bruuuugh
Brio terpental dengan slow motion. Geo mangap, Cen ngiler dan Zai geleng geleng takjub melihat adegan di depannya.
Heran campur bingung lebih tepatnya.Brio yang mukul tapi dia malah yang terpental sendiri. Sayang gak ada yang video in aksi tadi. Aping masih tenang di tempat nya. Sedangkan Brio jangan di tanya. Tulang pinggung nya pasti ngilu. Entah bagaimana Aping melakukannya tadi.
"Awas lo gue bakal balik lagi buat kasih pelajaran buat lo!" Brio kalah telak lebih baik ngacir meninggalkan Aping sekarang , dari pada nama nya saja yang pulang. Brio merasa bergidik merasakan hempasan Aping. Entah jurus apa yang dia gunakan hingga tubuh se kekar Brio bisa dengan mudah terpental begitu saja.
Aping hanya menyeringai tatapannya dingin. Tak perduli lawannya tumbang. Dia mengambil tasnya dan berlalu pergi dengan santainya menuju motor vespa kesayangannya. Teman - temannya mengikuti Aping . Mereka kemudian membelah jalanan kota yang penuh sesak dengan lalu lalang kendaraan. Aping muak dengan kondisi seperti ini. Kini dia sudah sendiri. Teman - temannya kocar - kacir ke arah rumah masing - masing.
Aping tiba di gubuknya.Ya memang tak terlalu mewah setidaknya Aping dan Ibunya -Rina- tak kehujanan dan kepanasan.Di rumah peninggalan ayahnya ini Aping dan Ibunya bertahan hidup dari kerasnya ibu kota.
Banyak mimpi yang Rina tanamkan dalam diri Aping. Berharap anak semata wayangnya itu bisa sukses suatu saat meski Rina tahu bagaimana sifat Aping di luar sana. Anaknya itu istimewa meski terlihat urakan sebenarnya Aping anak yang penurut bila Rina sudah berbicara. Tanpa ada penolakan dari Aping meski kadang yang Aping dengar hanya masuk telinga kanan menembus telinga kiri tanpa mampir ke otak pusatnya. Sehingga sedikitpun otaknya tak memberi respon. Aping lebih banyak diam dan bertindak. Baginya banyak bicara hanya seperti teori tanpa praktek. Nihil. Cara pandangnya kelewat berbeda dari anak seumurannya.
"Ping besok ibu mau ke rumah nenek.Kamu gak papa ibu tinggal?" Rina menatap ke arah Aping yang sedang makan di meja makan.
"Gak papa kok bu," jawab Aping datar.
Rina hanya menghela napas.Sampai kapan anaknya itu bersikap sedingin es gitu. Mungkin sifat bapaknya nyangkut di Aping. Sama - sama dingin dan datar. Rina membatin.
Usai makan Aping keluar rumah.
Menatap malam yang muncul dengan khas gelapnya.
Aping menatap ke atas memandang langit malam itu. Banyak angan yang Aping pikirkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments
Radin Zakiyah Musbich
Maaf baru mampir kak...🙏🙏🙏😁
sekalian ijin promo ya,
jgn lupa mampir jg di novelku berjudul "HITAM" 🖤
kisah tentang pernikahan yang tak diinginkan 🖤🖤🖤
jgn lupa tinggalkan like and comment ya 🙏😁
2020-11-25
0
Triana R
semangat kak
2020-08-15
0
ayyona
wah udah perang ajah 😁😎
2020-08-12
0