********
Ada sekitar tiga hari Veryn tidur dengan Ibunya. Trauma karena rasa takut tersebut, di hari ke empat sudah mulai agak tenang dan dia sudah berani tidur sendiri lagi di kamarnya.
Namun di hari ke lima disaat dia ingin tertidur nyenyak di kamarnya. Karena sehabis ngerjain tugas kelompok di kampus. Veryn dikejutkan lagi dengan suara jeritan yang menakutkan dan mengiris hati.
Hari itu Kamis malam pukul 23.00, di malam yang berkabut dan dingin. Tiba-tiba pecah oleh suara teriakan yang sangat keras disertai tangisan yang menyayat hati. Semua orang yang ada di rumahnya pada terbangun dan berkumpul di ruang makan.
Saling menatap dan bertanya-tanya apa yang terjadi di dekat rumah mereka. Ayahnya berjalan menuju pintu dan keluar untuk mencari tau apa yang terjadi. Beliau meminta anggota keluarga yang lain agar tidak sembarangan keluar, dan menunggu konfirmasi darinya.
Ketika membuka pintu rumahnya. Ternyata di luar pun sudah ada banyak orang yang ingin mengetahui apa yang terjadi di malam itu. Serta dari mana suara jeritan menyedihkan itu berasal.
Sangat keras. Pada saat para warga berkumpul dan berdiskusi dengan Ayahnya Veryn. Sebagai salah satu aparat penting dan berwenang di daerah itu. Tiba-tiba ada suara terikan lagi yang terdengar.
Kali ini, agak berbeda. Ternyata berasal dari suara Bang Adit. Tukang nasi goreng yang berjualan di sekeliling komplek. Dia berteriak ketakutan sampai terjatuh di aspal dingin dan basah malam itu. Wajahnya terlihat panik, ketakutan.
Sambil menunjukkan jari telunjuknya ke arah salah satu jendela rumah warga komplek. Beberapa warga sekitar situ, langsung menuju dan mendekati Bang Adit untuk melihat kondisnya dan bertanya, “Ada apa Bang?” tanya salah satu warga bernama Reza.
Dengan nada ketakutan dan terkejut sambil menunjukkan jari telunjuk tangannya ke arah salah satu jendela Bang Adit berkata, “I--itu."
Para warga termasuk Ayahnya melihat ke arah jendela rumah itu, yang ternyata rumah itu adalah rumah keluarga Aini Apriyanti. Melalui jendela lantai 2 yang tertutup oleh tirai putih. Para warga melihat ada sosok siluet gadis berambut panjang yang berdiri terpaku menatap apa yang diihat di depannya.
Lalu kemudian dia pingsan dan terjatuh. Namun ada hal aneh setelah para warga melihat sosok siluet itu jatuh pingsan, sesaat kemudian. Para warga melihat sosok siluet gadis berambut panjang itu sudah ada di jendela lantai tiga.
Terlihat sedang mencari sesuatu dan kemudian menghilang. Menghilang begitu saja, bagai ditelan bumi. Para warga merasa heran dan saling menatap melihat hal ganjil itu, tapi di tengah rasa heran para warga itu.
Pak Harry salah seorang warga yang mempunyai sifat tidak kenal basa-basi. Tanpa terlalu banyak berpikir panjang. Langsung menendang dan mendobrak pintu gerbang rumah mewah tersebut.
Duagg. Duagg.
“Sampai kapan kalian mau berdiam dan berdiri seperti itu saja, orang di dalam rumah ini butuh pertolongan," katanya.
Ayah Veryn pun langsung meminta warga yang lain membantu Pak Harry. Untuk mendobrak pagar mewah dengan tinggi sekitar 2 meter disertai ukiran daun maple itu. Beberapa orang lagi berusaha untuk mencari bantuan dan memberi tahu aparat pemerintah di daerah itu.
Setelah berusaha mendobrak pintu gerbang rumah itu dengan susah payah. Akhirnya, para warga berhasil masuk dan menuju ke pintu utama rumah itu. Pintu utama rumah itu masih tertutup rapat jadi kami terpaksa mendobraknya bersama-sama lagi.
Kemudian, setelah di dobrak para warga masuk ke dalam rumah itu. Para warga tersebut merasa bingung, karena kenapa pintu dan jendela-jendela masih tertutup dengan rapat seperti biasa. Seakan-akan tidak terjadi apa-apa, yang rusak hanya bagian engsel dan kunci grendel bekas di dobrak tadi.
Sebelum menuju kamar atas di lantai dua dan tiga. Tempat asal suara dan bayangan siluet aneh itu. Para warga terlebih dahulu melewati ruang tamu yang tertata rapih ala Eropa Barat. Perabotan-perabotan mewah berwarna emas dan perak.
Sofa besar mewah berwarna merah hati. Lukisan pemandangan alam pegunungan dan danau dengan bingkai ukiran naga di sekelilingya. Setelah melewati ruang tamu yang penuh dengan barang-barang mewah.
Para warga mulai memasuki ruang makan dengan meja makan dan kursinya yang masih tertata rapih. Hal itulah yang membuat para warga bingung. Mengapa keadaan ruang tamu dan ruang makan masih tertata rapih seperti tidak terjadi apa-apa di dalam rumah?
Aneh banget. masih bersih tanpa noda dan kotoran setitik pun. Seperti gak terjadi apa-apa. Padahal didengar dari suara teriakan tadi. Rumah ini seperti sedang dirampok.
Mereka pun menuju ke kamar yang ada di lantai dua. Saat mereka berada di lantai dua, barulah banyak hal mengerikan yang mereka lihat. Dinding-dinding serta lantai yang berlumuran darah segar dan ada sesosok mayat pria berusia sekitar empat puluhlima tahun.
Pria itu ternyata adalah si pemilik rumah tersebut, bernama Anthony Bernardus. Di tubuhnya penuh dengan luka tusuk benda tajam, dan sebagian tangan kanannya putus seperti kena tebas benda tajam saat ia ingin menepis tebasan benda tersebut. Yaa, mungkin seperti itu.
Lalu, matanya melotot ketakutan dan mulutnya terbuka. Salah satu warga yang bernama Prasojo muntah lalu menjauh dan keluar karena tidak tahan melihat hal itu. Salah satu warga yang bernama Gunawan adalah orang yang pertama kali melihat mayat pemilik rumah itu.
Tapi, beberapa orang yang ada disitu, seperti menyadari sesuatu yang aneh. Warga bernama Gunawan ini. Rasanya cepat sekali, bukannya tadi masih ada di bawah. Di sekitar ruangan dapur dan kamar mandi.
Namun, para warga termasuk Ayahnya Veryn gak terlalu fokus dan terlalu menaruh curiga kepada warga yang satu itu. Karena rasanya masih ada yang harus diliat dan diperhatikan lagi di rumah ini. Lalu para warga sepakat, mulai mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi di rumah ini.
Para warga yang lain melanjutkan mencari segala sesuatu yang menjadi misteri di rumah itu. Ada empat kamar besar di lantai dua, dengan keadaan semua pintu tertutup. Akhirnya mereka sepakat untuk berpencar untuk mencari tau apa yang sebenarnya terjadi di rumah ini.
Tapi dengan memprioritaskan pintu kamar yang setengah terbuka itu. Sedangkan Ayah Veryn langsung menelpon sahabatnya. Untuk meminta bantuan dan memberitahukan kalau ada kasus pembunuhan di dekat rumahnya.
“Hallo, hallo Thra, ini aku," katanya.
Menelpon dan menginformasikan kepada sahabatnya yang detektif. Untuk meminta bantuan secepatnya.
"Aku mau memberitahukan kalau di komplek rumahku ada kasus pembunuhan, dan banyak hal janggal terjadi. Kamu tolong cepat kesini ya. Bantu aku untuk memeriksa," ucap Ayah kepada temannya.
Dia memutuskan telpon, dan meneruskan pemeriksaannya bersama warga. Setelah pemeriksaan ayahnya Veryn, sebenarnya tidak mau menceritakan tentang kondisi di dalam rumah itu. Soalnya beliau takut nanti keluarganya jadi paranoid mendengar apa yang sedang terjadi di rumah itu.
Tapi, Veryn bersikeras dan kekeh, merengek. Meminta ayahnya untuk menceritakan secara detail apa aja yang terjadi dan dilihat olehnya pada malam dingin dan berkabut. Malam yang diam-diam tanpa bintang.
Untuk Aini dan keluarganya itu. Hingga sampai saat ini kasus itu pun belum terpecahkan. Karena terlalu banyak hal ganjil. Bahkan berbau mistis yang menyertainya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments